Mohon tunggu...
Irsyal Rusad
Irsyal Rusad Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Internist, FK UGM

Internist. Tertarik dng bidang Healthy Aging, Healthy Live, Diabetes Mellitus Twitter; @irsyal_dokter

Selanjutnya

Tutup

Foodie Artikel Utama

Daging, atau Ikan, Anda Pilih yang Mana?

5 Desember 2014   22:55 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:57 558
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_380859" align="aligncenter" width="600" caption="Sumber foto: Kompas.com"][/caption]

Suatu pagi, beberapa hari yang lewat, setelah jogging, saya mampir di pasar pondok bambu, duren sawit. Sampai di lorong penjual daging, saya lihat daging sapi masih banyak tergantung dan tampak masih baru. Di lorong penjual ikan, bermacam ikan laut juga kelihatan  cukup seger. Saya kemudian  jadi agak ragu mau membeli apa, "daging atau ikan?" Apalagi setelah saya tanyakan pada penjualnya, harga daging yang bagus tanpa lemak sama sekali mencapai 110 ribu rupiah per kilo, sementara ikan tuna, tenggiri,  berkisar 60 ribu per kilo,  dan tongkol 40 ribu per kilonya. Melihat harga daging yang melonjak  tinggi ini, melebihi harga daging di negara yang pendapatan per kapitanya jauh lebih besar, saya sedikit agak bingung harus memilih yang mana

Dan, selain itu, memilih daging atau Ikan untuk dikonsumsi tidak hanya masalah harganya, suka atau tidak suka, tetapi juga seharusnya mempertimbangkan kelebihan dan kekurangannya dari aspek kesehatan. Memang, keduanya merupakan sumber protein yang penting, asam amino esensial yang dibutuhkan oleh tubuh, mineral dan lain-lain. Tetapi juga mengandung jumlah, dan jenis lemak yang berbeda. Bahkan diantara daging-daging itu sendiri, tidak sama, ada daging yag mengandung banyak lemak jenuh, sedikit lemak tidak jenuh dan sebaliknya. Ikan-ikan juga demikian. Kandungan lemak yang ada dalam daging atau ikan itu pasti punya pengaruh terhadap kesehatan yang mengkonsumsinya.

Berlainan dengan daging--daging merah, yang dikaitkan dengan resiko penyakit kardiovaskuler, dan beberapa keganasan, maka ikan menurut penelitian, terutama salmon, tuna, tenggiri, sardin yang banyak mengandung lemak omega-3, sangat baik untuk kesehatan jantung dan pembuluh darah. Diketahui, bahwa minyak ikan omega-3 ini sangat bermanfaat menjaga kesehatan pembuluh darah.

Pembuluh darah, ibarat sebuah pipa air, maka omega-3 berperan menjaga  dinding dalamnya menjadi lebih halus, licin, tidak kaku, darah juga demikian,  sehingga  darah yang ada di dalamnya mengalir lancar. Minyak omega-3, ada penulis yang menggambarkan, membuat aliran darah Anda seperti ikan lumba-lumba dengan kulit bagian luarnya yang berminyak, sangat licin,  yang dapat bermanuver  sangat mudah dalam riak air laut. Omega juga bermanfaat menjaga agar jantung berdenyut tetap  baik dan teratur. Disamping itu, minyak ikan ini ternyata  dapat memperbaiki kadar lipid darah, menurunkan kolesterol total, dan trigliserida darah, sehingga membantu menurunkan resiko kemungkinan gangguan serangan jantung. Omega-3 dengan efek vasodilatasi pembuluh darah arteri juga membantu menurunkan tekanan darah. Bahkan omega-3 ini berperan sebagai anti peradangan dan anti pembekuan.

Kejadian kematian akibat serangan jantung pada penduduk Eskimo, di Antartika yang sangat rendah, yang menu makanannya berlimpah ikan, yang banyak mengandung Omega-3 ini, mendukung penelitian lain bahwa kebiasaan mengkonsumsi ikan bermanfaat untuk menjaga kesehatan jantung. Diet mediterania yang terkenal,  suatu pola makan konvensional penduduk di sekitar laut mediterania, yang menempatkan daging merah pada puncak piramidnya, yang berarti lebih jarang dikonsumsi dibandingkan ikan, terbukti juga dapat menurunkan kematian karena jantung dan keganasan.

Angka harapan hidup rata-rata penduduk Jepang yang tinggi,  terutama di Okinawa, menurut para ahli erat kaitannya dengan kebiasaan mereka mengkonsumsi ikan ini. Kejadian penyakit Alzheimer, pikun yang rendah dikatakan juga berhubungan dengan itu.

Jadi, bila Anda dihadapkan pada pilihan daging atau ikan, maka ikan dari aspek kesehatan, dan  bahkan harga pun menjadi pilihan yang lebih baik. Walaupun demikian,  tidak berarti daging--daging merah,  tidak baik, tidak boleh sama sekali. Daging merah tanpa lemak "lean meat" menjadi pilihan Anda disamping ikan, hanya saja frekuensi Anda mengkonsumsinya, seperti pada diet mediterania, cukup beberapa kali dalam sebulan

Jakarta, 5-12-14

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun