Mohon tunggu...
Irsyal Rusad
Irsyal Rusad Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Internist, FK UGM

Internist. Tertarik dng bidang Healthy Aging, Healthy Live, Diabetes Mellitus Twitter; @irsyal_dokter

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Inilah Sebabnya Hipertensi itu Berbahaya!

16 Desember 2014   23:11 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:10 292
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pasien, seorang Ibu berusia 43 tahun, kemaren sore datang konsultasi dengan keluhan sakit kepala pada tengkuknya. Sakit kepala  dirasakan sejak beberap hari lalu, tetapi tidak begitu berat. Sebelum Saya periksa, seperti kebanyakan pasien lain yang mengeluh akit kepala, saya perkirakan mungkin hanya karena faktor ketegangan pada otot-otot bahu atau tengkuknya. Tetapi, ternyata tidak seperti itu, tekanan darahnya tinggi sekali, 210 mmHg untuk sistolik dan 120 mmHg untuk diastolik. Dan, anehnya, kelihatan pasien masih tenang-tenang saja, tidak ada perasaan  cemas, khawatir, takut ketika saya beritahu bahwa  sakit yang dirasakannya ada hubungannya dengan tekanan darah yang tinggi itu,

"Saya sudah biasa seperti itu dokter, sudah beberapa tahun ini. Kalau makan obat turunlah, tapi bila obat dihentikan naik lagi. Cuma akhir-akhir ini,  kadang-kadang kalau saya berjalan agak cepat, naik tangga dada terasa agak sesak dan nyeri, sesekali juga pusing dokter", cerita pasien

Tekanan darah setinggi itu, 210/120 mmHg?........... Hmmmm, hati saya berbisik, "biasanya tekanan darah begitu, bermacam komplikasi sudah terjadi. Saya ingat beberapa pasien yang sudah mengalani stroke karena perdarahan otak, perawat saya yang relatif masih muda juga mengalaminya, beliau akhirnya meninggal.  Pasien yang megalami gagal jantung, gangguan ginjal, mata, dan sebagainya akibat tekanan darah yang tidak terkontrol seperti ini sangat sering terjadi. Masih untung Ibu ini, keluhanya hanya sedikit sesak dan merasa tidak enak di dada waktu aktivitas, tetapi sebenarnya ancaman stroke, serangan jantung, gangguan ginjal, bahkan kebutaan mungkin hanya menunggu waktu, bila tekanan masih tidak terkendali".

Khawatir dengan komplikasi yang mengancam pasien, dan saya kira pasien tidak begitu paham dengan komplikasi yang kemungkinan terjadi, saya mencoba menerangkan secara sederhana kepada pasien, bahaya hipertensi yang sedang dialaminya, walaupun dia sendiri tidak merasakannya sekarang, ini lah beberapa bahaya itu:

1. Seperti diketahui bahwa pembuluh darah arteri yng normal, sehat  bersifat fleksibel, kuat, lembut, elastis. Bagian dalam dindingnya licin, halus sehingga darah yang dipompakan oleh jantung dapat mengalir dengan lancar ke seluruh bagian tubuh. Ibaratkan sebuah pompa air dengan slang, pipa yang juga baru, maka air dengan mudah mengalir.  Pada Hipertensi, aliran darah yang keras dapat mengakibatkan luka, jejas mikroskopis pada sel dinding pembuluh darah. Kerusakan, luka, atau jejas ini menacu tubuh bereaksi untuk memperbakinya. Melalui mekanisme yng cukup rumit, lemak, terutama LDL kolesterol, sel darah putih membentuk gumpapalan lemak (plak) di sana untuk menutupi dinding pembuluh darah yang mengalami jejas atau luka tersebut, ini dikenal dengan aterosklerosis. Hal ini bisa dicontohkan sebagai pipa air berkarat, aliran airnya pasti terganggu. Plak yang semakin banyak dan besar tentu saja akan menyebabkan lumen pembuluh darah akan semakin menyempit, aliran darah tentu akan semakin berkurang. Bila penyempitan ini sampai mencapai tahap tertentu, kebutuhan nutrisi, oksigen pada organ-ogan penting tidak lagi terpenuhi maka timbullah bermacam komplikasi, seperti nyeri dada, serangan jantung, stroke, mata kabur, gangguan ginjal, dementia, dan lain-lain

2.Tekanan darah yang tinggi juga mengakibatkan lapisan otot pembuluh darah semakin menebal, keras dan kaku. Ini menyebabkan pebuluh darah (arteri) menjadi menyempit, sehingga meningkatkan resiko penyumbatan pembuluh darah oleh gumpalan darah, dan tentu saja dapat memicu serangan jantung dan stroke

3.Pembuluh darah yang semakin menyempit, kaku dan keras, berakibat pada tekanan darah yang  semakin meningkat juga. Tekanan yang meningkat menyebabkan desakan pada pembuluh darah juga tambah menguat. Akibatnya pembuluh, darah pada daerah tertentu dapat pecah. Bila pembuluh darah otak yang pecah, maka akan terjadi stroke, dikenal dengan "hemorrhargic stroke". Bila plak lepas karena aliran darah yang kuat, seperti lepasnya karat pada pipa air yang akan mengurangi, menutup aliran air, maka pada pembuluh darah dapat juga terjadi penyumbatan. Bila terjadi pada pembuluh darah otak,  terjadilah stroke yang sisebut dengan "non hemorrhagic stroke". Perdarahan, penyumbatan juga bisa terjadi di retina mata, di hidung dan organ tubuh lain.

4. Tekanan darah yang tinggi dapat menyebabkan sobekan pada dinding pembuluh darah, pembuluh darah kemudian membengkak atau menggelembung, disebut dengan istilah aneurisma. Sering terjadi pada pembuluh darah besar seperti aorta di perut.  Bila aneurisma ini pecah, akibatnya fatal, biasanya meninggal.

5. Akibat pembuluh darah yang semakin menyempit, tekanan darah yang semakin tinggi, memaksa jantung bekerja lebih keras daripada biasanya untuk memompa darah ke seluruh bagian tubuh. Nah, kemudian Sedikit-demi sedikit otot jantung, sepertihalnya otot lain, kalau diberi beban kerja berat terus menerus, otot akan menjadi besar. Otot jantung (jantung kiri) juga demikian, akan menebal (hipertopi). Dalam gambaran foto dada kelihatan bayangan jantung yang membesar. Sayangnya, otot jantung yang menebal, membesar tidak dapat mengembang dengan sempurna, ini Dapat menyebabkan darah yang masuk ke dalamnya juga jadi terbatas. Akibatnya kerja jantung menjadi tidak efisien, resiko serangan jantung, gagal jantung meningkat. Lebih dari 70 gagal jantung terjadi sebagai akibat komplikasi hipertensi yang tidak terkendali

6. Seperti diketahui bahwa ginjal berfungsi menyaring dan membuang cairan yang berlebihan, dan sisa-sisa pembakaran dalam tubuh. Proses ini berjalan bila pembuluh darahnya sehat. Tekanan darah yang tinggi menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah yang menuju ginjal dan juga di dalam ginjal sendiri. Kerusakan pembuluh darah ginjal  ini menyebabkan ginjal tidak mampu menjalankan fungsinya untuk menyaring kotoran sisa-sisa pembakaran dari darah dengan sempurna, dan membuang cairan tubuh yang berlebihan.  Hipertensi adalah penyebab utama terbanyak pasien gagal ginjal yang menjalani hemodilisa di Amerika Serikat.

Jadi, seperti pasien di atas, dengan tekanan darah yang sangat tinggi, walaupun keluhannya tidak begitu dirasakan, dan komplikasi seperti serangan jantung, stroke, gangguan ginjal  belum nyata tampak, tetapi sebenarnya, proses kerusakan pada pembuluh darah, jantung sudah berlangsung. Karena itu, tekanan darah harus dikendalikan sesegera mungkin, baik dengan diet, perubahan gaya hidup,  olahraga, maupun dengan obat-obatan.#irsyalrusad

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun