Ketika pintu-pintu mulai terbuka
Kenapa kau malah pergi
Bukannya selama ini perginya kau dari peraduanmu untuk pintu itu
Untuk mengetuk barang tiga kali atau lebih, katamu
Ada apa
Putusan sudah depan mata
Kita tak lagi bicara opsi-opsi pongoh
Ketika telaga memantulkan bopengnya asa,
tepat dihatimu
Kita masih bisa saling bicara bukan?
Atau,
Kau pilih bersandar pada dewa-dewa jalanan?
Kau pilih pasung mukamu di tembok jalan yang bengis?
Setelah ini aku tak yakin para cupid bakal kembali
Panah mereka pasti akan tumpul
Disitulah mungkin
bakal ada yang menyesal
Dan pintu terus terbuka
Sementara ada yang pergi
Dan yang tersesal
cukup meratap dari griya tawang
Sampai pada sebuah ketika
Pembicaraan pada yang telah melepaskan zirahnya
Jakarta, 29 April 2012
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H