Pertanyaannya, apakah mungkin pembiasaan budaya diskusi dilakukan kepada anak-anak yang duduk dibangku SD?Â
Sangat mungkin dan perlu diterapkan. Semisal cara saya dalam beberapa waktu ini, setelah pandemi mulai berakhir dan sekolah tatap muka secara penuh dilaksanakan. Saya memulai kelas tak hanya sekedar mengawalinya dengan ice breaking untuk membangun suasana nyaman dan ceria, namun juga ada komitmen harus berani tanya jawab, di pertengahan materi atau akhir materi.Â
Saya terbiasa membagi kelas dalam beberapa kelompok kecil, yang bertugas memecahkan materi yang saya sampaikan. Kelompok-kelompok kecil sesuai arahan dan panduan dalam buku inilah nantinya saya dorong untuk berani berbicara, minimal mau menanggapi pernyataan rekan-rekannya, walau dalam bahasa mereka sendiri.Â
Pembiasaan ini saya lakukan agar mereka terbiasa bertutur kata dengan struktur yang baik, menghormati pandangan teman-temannya yang lain, serta bertujuan dengan membangun budaya diskusi sehat serta pemikiran kritis.
Saya tak mengklaim cara ini sukses dilakukan secara instan, namun bertahap saya yakini anak-anak usia dini tersebut ke depan memiliki jiwa-jiwa sebagai calon pemimpin masa depan bangsa.
Akhirnya, konsep dan program merdeka belajar perlu didukung banyak pihak tak hanya dalam lingkup pendidikan saja, namun seluruh elemen masyarakat, termasuk pengambil kebijakan dalam dunia pendidikan.
Mari bergerak bersama, semarakkan merdeka belajar untuk pendidikan Indonesia yang progressif berkemajuan.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H