Mohon tunggu...
Irsyadul Umam
Irsyadul Umam Mohon Tunggu... Petani - Pelajar dengan keseharian ngopi dan sedikit melihat lingkungan sekitar

Corat Coret di toilet

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Final Piala Presiden dan Basinya Pemilihan Presiden di Malang

12 April 2019   05:44 Diperbarui: 12 April 2019   05:49 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada yang lebih seru dari sekadar urusan cebong dan kampret. Bagi masyarakat Malang dan Surabaya Gelaran Piala Presiden 2019 lebih membuat dag Dig dug . Seakan lupa akan Pilpres yang tinggal menghitung hari. 

Partai final piala presiden leg 2 akan diselenggarakan Jumat  (12/4/2019) di stadion Kanjuruhan Malang. Sebelumnya kedua tim (Persebaya dan Arema FC) telah bermain apik di Leg 1 dengan hasil seri (2-2) di Gelora Bung Tomo. 

Laga kali ini sangat krusial bagi kedua klub. Bagi  kubu Persebaya pertemuan final ini dijadikan ajang untuk  mematahkan rekor buruk selama 26 tahun. Sejak 1992 Persebaya tidak pernah menang di kandang Arema FC. Rekor pertemuan kedua klub pun masih dikuasai Arema FC. Sebanyak 27 pertandingan dari berbagai laga yang mempertemukan keduanya , Arema tercatat menang 13 kali. Persebaya hanya mampu memenangkan 9 pertandingan dan 9 pertemuan seri. 

Persebaya sebagai klub besar Jatim juga memiliki gengsi besar untuk memenangkan Piala presiden. Dari 4 klub besar  dengan suporter terbanyak di Jawa hanya Persebaya lah yang tidak pernah merasakan juara di Piala presiden. 

Piala Presiden telah bergulir selama 4 tahun. Diprakarsai oleh Mahakam Sport and Entertainment pada tahun 2015. Di gelaran pertama berhasil dijuarai oleh Persib. Di tahun 2017 gelar juara direbut Arema FC dan Persija Merasakan champion di 2018. 

Selain itu, modal baik di kubu Arema FC. Berhasil mengakhiri leg 1 dengan hasil imbang (2-2) membuat Arema sedikit bernapas lega. Bermain dibawah tekanan 50.000 suporter fanatik Bonek Arema mampu membawa dua buah gol tandang. 

Rivalitas kedua tim dimulai sejak tragedi di tahun 1990. Konser Kantata Takwa di Tambaksari yang berakhir ricuh dan berdarah menjadi pemicu keduanya. Kala itu Aremania yang menduduki depan panggung dan meneriakkan "Arema...Arema..." Membuat Bonek selaku tuan rumah geram. Bentrok antar keduanya pun tak terhindarkan. Korban pun berjatuhan.

Dijadwalkan final leg 2 Piala Presiden akan dihadiri oleh Presiden Jokowi. Di masa politik ini tidak menutup kemungkinan laga final juga berbau politik dan kampanye. Di sisi lain Prabowo Subianto juga mengadakan Kampanye terbuka di Surabaya.

Namun sekali lagi, di tanah Arema dan green force laga final Piala Presiden lebih bergengsi. Harga diri dan masa lalu menjadi gadaian. Pilpres yang katanya panas dan  emosional menjadi seperti nasi basi. Derby Jatim lebih membuat sesak di hati.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun