Mohon tunggu...
Irsyad Sibro Malisi PAI 21 144
Irsyad Sibro Malisi PAI 21 144 Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Universitas Hasyim Asy'ari

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pendidikan Islam sebagai Kekuatan Pemersatu: Perspektif Pengembangan Lembaga Pendidikan Islam

14 Desember 2024   20:35 Diperbarui: 14 Desember 2024   20:20 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pendidikan Islam memiliki peran penting dalam membangun masyarakat yang harmonis dan mencegah radikalisasi. Dari sudut pandang pengembangan lembaga pendidikan Islam, transformasi sistem pendidikan ini dapat menjadi solusi strategis untuk memperkuat nilai-nilai moderasi, toleransi, dan kebangsaan.  

Penguatan Identitas Lembaga Pendidikan Islam

Lembaga pendidikan Islam seperti pesantren dan sekolah berbasis Islam perlu mereposisi peran mereka sebagai agen perubahan sosial. Sebagai pusat pembelajaran, lembaga-lembaga ini harus mengembangkan kurikulum yang tidak hanya menekankan nilai-nilai keagamaan tetapi juga memadukannya dengan pendidikan kewarganegaraan dan pemahaman multikulturalisme. Ini dapat dilakukan melalui:  

1. Integrasi Kurikulum Moderat

   Menanamkan ajaran Islam yang mengedepankan prinsip *rahmatan lil alamin* dengan konteks modern yang relevan, seperti pelajaran tentang HAM, pluralisme, dan kebangsaan.  

2. Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM)

   Pelatihan intensif bagi pendidik agar memiliki wawasan luas dalam memahami isu-isu global, seperti radikalisasi, sehingga mereka mampu memberikan pendidikan yang berbasis pada toleransi.  

Peran Lembaga dalam Membangun Ketahanan Sosial

Lembaga pendidikan Islam dapat menjadi benteng bagi ketahanan sosial dengan memperkuat hubungan antara ajaran agama dan nilai-nilai kebangsaan:  

Peningkatan Literasi Media

   Dalam era digital, lembaga pendidikan Islam perlu memberikan pelatihan tentang cara mengenali dan menangkal propaganda radikal yang tersebar di media sosial.  

Pendidikan Berbasis Komunitas

   Melibatkan masyarakat sekitar dalam kegiatan-kegiatan keagamaan yang inklusif untuk menciptakan harmoni sosial.  

Tantangan yang Dihadapi Lembaga Pendidikan Islam

Meski memiliki potensi besar, lembaga pendidikan Islam menghadapi beberapa tantangan:  

1. Terbatasnya Sumber Daya

   Banyak lembaga pendidikan Islam, terutama yang berada di pedesaan, menghadapi kendala dalam hal dana, tenaga pengajar, dan akses terhadap teknologi.  

2. Stigma terhadap Pendidikan Islam

   Di beberapa kalangan, pendidikan Islam sering kali diasosiasikan dengan konservatisme, sehingga perlu ada upaya untuk mengubah persepsi ini melalui inovasi dan transparansi program pendidikan.  

Strategi Pengembangan Lembaga Islam untuk Mencegah Radikalisasi

Untuk memaksimalkan peran pendidikan Islam, berikut strategi pengembangan lembaga:  

1. Kolaborasi dengan Pemerintah dan Institusi Non-Islam

   Kerjasama dengan lembaga pemerintahan, LSM, dan institusi pendidikan lain untuk menciptakan program lintas budaya yang memperkuat toleransi.  

2. Modernisasi Infrastruktur

   Mengembangkan fasilitas pendidikan berbasis teknologi yang mendukung pembelajaran secara interaktif dan menyeluruh.  

3. Peningkatan Kesadaran Global

   Mengintegrasikan isu-isu global seperti perdamaian dunia dan hak asasi manusia dalam kurikulum, untuk membentuk generasi muda yang memiliki perspektif luas.  

Dengan langkah-langkah tersebut, lembaga pendidikan Islam tidak hanya menjadi pusat pembelajaran agama tetapi juga kekuatan pemersatu bangsa yang mampu menangkal ancaman radikalisasi dan mempromosikan nilai-nilai kebangsaan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun