4. Teori Kaum Sufi (Sufism)
 - Al-Ghazali Menggabungkan elemen-elemen mistisisme dengan filsafat dan teologi, menekankan pentingnya pengalaman langsung dengan Tuhan melalui praktik-praktik spiritual dan penyucian diri.
 - Ibn Arabi Mengembangkan konsep "Wahdat al-Wujud" (Kesatuan Wujud), yang menyatakan bahwa semua wujud adalah manifestasi dari Tuhan dan bahwa realitas ultimate adalah satu.
5. Teori Kausalitas (Causality)
 - Al-Ghazali Menolak teori kausalitas Aristoteles, dengan argumen bahwa hanya Tuhan yang memiliki kekuatan untuk menyebabkan segala sesuatu terjadi. Ini dituangkan dalam karyanya "Tahafut al-Falasifah".
 - Membela pandangan Aristotelian tentang kausalitas dan berargumen bahwa alam semesta mengikuti hukum-hukum alam yang bisa dipahami melalui akal manusia.
6. Teori Politik dan Etika
 -  Mengembangkan teori politik dalam karyanya "Al-Madina al-Fadila" (Kota yang Mulia), di mana ia menggambarkan negara ideal yang dipimpin oleh seorang filsuf-raja yang bijaksana.
 - Dalam karyanya "Muqaddimah", ia mengembangkan teori tentang siklus dinasti dan faktor-faktor yang mempengaruhi naik turunnya peradaban.
7. Teori Transendensi (Transcendental Philosophy)
 - Mengembangkan filsafat "Hikmah Muta'aliyah" (The Transcendent Wisdom), yang menggabungkan aspek metafisika, mistisisme, dan epistemologi dalam satu sistem yang komprehensif. Ia memperkenalkan konsep "Asal al-Haqiqat" (the Principle of Reality) yang menekankan bahwa realitas adalah dinamis dan selalu dalam proses perubahan.
Teori-teori ini menunjukkan keragaman dan kekayaan pemikiran dalam filsafat Islam, yang terus berpengaruh hingga hari ini dalam berbagai disiplin ilmu dan praktik spiritual.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H