Mohon tunggu...
Irsyad Iryenal
Irsyad Iryenal Mohon Tunggu... -

nama saya Irsyad, lahir di batusangkar pada tanggal 16 desember 1990, saat ini, saya menjadi mahasiswa semester 4, jurusan ilmu filsafat, fakultas ilmu budaya, universitas indonesia

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Promag dan Pikiran Kartini : Mencoba Memaknai “Maag dan Gaya Hidup Modern”

7 Agustus 2011   15:11 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:00 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kesehatan dan penyakit memang menjadi suatu entitas yang bergumul riuh dalam satu objek yang sama, yakni mahluk hidup seperti Manusia. Memang sudah sepatutnya kita memikirkan kembali bahwa apakah kita memang makhluk yang sempurna dibandingkan makhluk lainnya, karena dengan masalah kesehatan dan penyakit saja kita merasa berada dalam sebuah konspirasi bahwa kita memang tidak hidup dalam kondisi sebagai subjek yang mampu mendapatkan ataupun menghindari sesuatu.(kesehatan dan penyakit).

[caption id="attachment_123852" align="aligncenter" width="225" caption="Sumber Foto : Detiknews.com"][/caption]

Mungkin ini terlalu prolog yang rumit untuk penjelasan relasi antara maag dan aktivitas kita sebagai manusia modern. Namun melalui ini saya ingin menjelaskan bahwa untuk memperoleh kesehatan, bukan berarti kita tidak bersinggungan sama sekali dengan yang namanya penyakit, termasuk dengan yang namanya penyakit Maag. Artinya, jika kita ingin keluar dan bebas dari maag, maka alasan untuk sejenak “bersahabat” dengan Maag adalah sebuah alasan logis untuk mencapai hal tersebut.

[caption id="attachment_123856" align="alignleft" width="211" caption="Sumber Foto : Suaramerdeka.com"][/caption] Inilah yang saya lihat antara filosofis promag dengan apa yang diungkapkan oleh pahlawan kita, R.A Kartini. Yang terkenal dengan bukunya yang berjudul “Habis Gelap Terbitlah Terang”. Banyak yang menafsirkan kalau maksud dari karya ini adalah terbebasnya Indonesia dari jajahan Belanda, atau lebih khususnya munculnya gerakan sadar diri dari kaum perempuan untuk lebih mandiri dalam hidupnya. Namun kita bisa menyimpulkan kalau kalimat “Habis Gelap Terbitlah Terang” adalah sebuah pengalaman yang sejenak berdiam di kegelapan untuk bisa memaknai esensi yang terang itu. Singkatnya, kalau ingin “lari” dari maag, maka sebaiknya ada kalanya kita untuk sejenak berdiam didalamnya untuk pada akhirnya mampu menikmati “kebebasan dari maag”. Dan inilah yang menurut saya dilakukan selama ini oleh Promag sebagai produk yang meuncul sebagai tameng sekaligus sahabat manusia dalam hal penyakit Maag. (Pro)Mag, Pro-Mag, dan Promag

Selanjutnya mari kita masuk dalam penjelasan yang lebih rinci lagi mengenai Promag dan Maag itu sendiri. Disini saya menjelaskan kata “Promag” sebagai gambaran relasi dengan kehidupan sehari-hari manusia dalam menyikapi penyakit maag.

[caption id="attachment_123854" align="alignleft" width="217" caption="sumber foto : sm-umskal.blogspot.com"][/caption]

1.(Pro)Mag. Dalam hal ini mungkin ada sebagian orang yang menanyakan mengapa kata pro menjadi bagian dari produk Promag, karena pastinya dengan adanya kata pro, berarti promag “mendukung” (Pro) adanya penyakit maag itu sendiri. Namun bagi saya kembali kepada penjelasan awal, kata Pro bukan mendukung adanya Maag, namun ini adalah bagian dari jembatan pikiran kita untuk terlebih dahulu mengenal Maag sebagai bagian dari kehidupan manusia dalam rangka perjalan mengantisipasinya. Bagaimana mungkin kita bisa mengantisipasi Maag jika kita tidak mengenalnya terlebih dahulu. Sehingga, kata Pro bagi saya bermakna sebagai jalan untuk sejenak “bersahabat” dengan Maag dalam rangka mengenal apa itu Maag dan bagaimana mengatasi ataupun menghindarinya. Seperti pada penjelasan awal lagi tentang pikiran kartini, yakni sejenak menetap dalam kegelapan (penyakit Maag) untuk bisa memaknai esensi keadaan yang cerah (terbebas dari Maag).

2.Pro-Mag. Dalam hal ini, kata Pro, mulai dipisahkan dengan kata Maag (Pro-Mag), yang bagi saya ini berarti langkah selanjutnya untuk mencerminkan bahwa prosuk Promag adalah produk yang mampu secara maksimal, professional (Pro) dalam mengatasi Maag, yang tentunya ini timbul dari langkah awal yang dibangun, yakni “bersahabat” dengan Maag itu sendiri dahulu.

3.Promag. Pada tahap ini, kata Promag menjadi suatu entitas yang sempurna dalam hal produk medical umum yang mampu mengatasi maag secara sempurna. Kata Pro sudah menyatu dengan Maag (Promag) yang berarti menegaskan jika promag adalah produk terbaik yang mampu mengatasi Maag. Disisi yang sama, kata promag juga kembali menegaskan bahwa ia hadir memang untuk mereduksi ataupun menghilangkan Maag dalam tubuh manusia, yang bisa kita lihat dalam kata promag, yang kekurangan huruf a di bagian maagnya (Promag).Pada tahap ini, promag juga muncul dengan penjelasan tekhnis seperti adanya kandungan Antasida dan Antagonis H2 yang memang teruji secara ilmiah, dan telah dibentuk melalui mekanisme klinis yang dilakukan oleh orang-orang yang memang sudah Profesional dalam industri farmasi publik.

[caption id="attachment_123860" align="aligncenter" width="312" caption="Sumber Gambar : andamuba.blogspot.com"][/caption]

Nah, mungkin opini diatas memang terkesan sangat subjektif. Namun bagi saya, pandangan ini dibentuk oleh sebuah pengalaman real yang coba saya relasikan dengan perspketif lain dalam malihat relasi Maag, Promag, dan kehidupan manusia. Pengalaman real tersebut tak lain dari kehidupan pribadi saya serta keluarga yang memilki riwayat Maag dalam keseharian. Beragam aktivitas yang dijalani oleh keluarga, mulai dari yang berprofesi sebagai guru, pelajar, ataupun mahasiswa yang cukup sibuk membuat gejala tersebut (maag) juga sering muncul di sela-sela kesibukan tersebut. Dan Promag sudah menjadi bagian untuk bisa mereduksi gejala tersebut agar aktivitas kembali bisa dilanjutkan dengan lancar.

Singkatnya, Promag eksis karena ia mampu mengakomodir penyakit Maag dalam keberagaman gaya hidup manusia.dan itu bisa kita baca dan pahami dari berbagai sudut pandang, termasuk pikiran seorang Kartini sekalipun.

Sekian ya….

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun