Mohon tunggu...
Muhammad irsyad fakhri
Muhammad irsyad fakhri Mohon Tunggu... Lainnya - Education, Human

Saya Muhammad Irsyad Fakhri, Mahasiswa Pendidikan Sosiologi 2020

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Dilematik Pembukaan Sekolah Tatap Muka di Masa Pandemi

23 Mei 2022   01:05 Diperbarui: 23 Mei 2022   01:30 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Oleh : Muhammad Irsyad Fakhri

Pandemi Covid-19 telah hadir dalam kurun waktu lebih dari 1,5 tahun lamanya. Virus ini pertama kali bermutasi di Cina dan teridentifikasi pertama suspect corona di Indonesia pada awal tahun 2020 lalu yang begitu menggemparkan. Dengan cepat pemerintah pun mengambil keputusan sebagai bentuk antisipatif agar tidak terjadi lonjakan kasus. Namun seiring berjalannya waktu, semakin banyak pula warga yang terpapar virus ini karena baru saja menyelesaikan perjalanan luar negeri dan berkontak langsung dengan orang yang terpapar. 

Namun tindakan tersebut belum cukup untuk bisa memutus mata rantai penyebaran virus ini, pemerintah juga mengeluarkan kebijakan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) dan WFH (Work From Home). Hal ini dilakukan untuk mengurangi adanya kerumunan yang memicu penyebaran yang begitu pesat dan cepatnya. Dengan ditetapkan nya kebijakan ini, maka berdampak pula pada sektor-sektor yang ada di dalamnya, salah satunya adalah sektor pendididkan.

Sejak saat itu tantangan yang begitu besar hadir dalam pendidikan Indonesia. Bagaimana tidak, dengan waktu yang begitu singkat, perubahan harus dengan cepat dilakukan yaitu dengan memanfaatkan perkembangan teknologi. Pembelajaran dilakukan dengan menggunakan berbagai platform, seperti whatsapp , zoom, Microsoft, zenius dan lain sebagainya. 

Pemerintah mulai mempertimbangkan untuk dibukanya sekolah tatap muka dengan protokol kesehatan yang ketat. Uji coba pembelajaran tatap muka sudah dilakukan dengan beberapa tahap, hal ini disambut antusias oleh banyak pihak. Namun, kabar buruk kembali hadir menerpa wacana pembelajaran tatap muka, kasus penyebaran covid-19 melonjak dengan begitu derasnya. Hingga pada akhirnya, pemerintah terpaksa memberhentikan uji coba pembelajaran tatap muka. 

Ditengah kabar bahagia yang menyelimuti dunia pendidikan dengan kabar akan dibukanya sekolah tatap muka, namun kesehatan menjadi prioritas yang paling utama. Maka disinilah, dilematika muncul. Bagaimana keinginan masyarakat yang satu dan yang lainnya tidak sejalan, kemudian akan dibahas lebih dalam menggunakan perspektif fungsionalisme struktural Talcott Parson.

Talcott Parsons lahir di Colorado Springs, Amerika Serikat pada 1902. Dalam catatan sejarah, Parson dikenal sebagai tokoh fungsionalisme struktural terbesar hingga saat ini. Banyak karya berpengaruh yang berhasil ia suguhkan kepada komunitas intelektual, antara lain The Structure Of Social Action, Toward a General Theory of Action, The Social System, dan masih banyak lagi yang lainnya. 

Perspektif struktural fungsional memandng masyarakat sebagai suatu sistem yang saling terintegrasi secara fungsional ke dalam suatu bentuk equilibrium. Perspektif ini merupakan pengaruh dari pandangan Herbert Spencer dan Auguste Comte yang menjelaskan bahwasanya adanya ketergantungan dan keterkaitan antara satu organ tubuh dengan organ tubuh yang lainnya, sama hal nya dengan kondisi masyarakat.

Parson berasusmsi bahwa masyarakat haruslah dilihat sebagai suatu sistem yang saling berhubungan satu sama lain. ketika rencana pembukaan sekolah tatap muka dikeluarkan oleh pemerintah, tentu saja akan menimbulkan kontroversi, dimana ada masyarakat yang pro dan ada pula yang kontra. 

Masyarakat yang pro atau setuju dengan adanya rencana pembukaan sekolah tatap muka tentu saja menyambut baik berita ini, pasalnya tidak sedikit dari mereka yang kesulitan jika pembelajaran terus dilakukan secara online atau jarak jauh. Karena tidak semua nya memiliki fasilitas yang memadai, belum lagi masih ada orang tua yang harus bekerja dan tidak bisa mengawasi anak sepenuhnya untuk belajar dari rumah. Atau bahkan tidak cukup memahami materi untuk bisa mengajari anaknya.

Maka dari itu, tidak sedikit masyarakat menyambut baik rencana pembukaan sekolah tatap muka yang tentunya dengan protokol kesehatan yang ketat. Lain hal dengan masyarakat yang kontra dengan wacana ini, mereka cenderung berpihak pada penerapan pembelajaran jarak jauh. 

Dengan alasan kesehatan anak-anak nya adalah hal yang paling utama. Selain itu, fasilitas yang mereka milikipun dinilai sudah cukup memadai, maka dari itu mereka menolak wacana ini. Padahal, bukan hanya pihak kontra saja yang memikirkan kesehatan anak-anaknya, pihak pro pun demikian. Hanya saja, terdapat satu dan lain hal yang mengharuskan mereka mendukung rencana pembelajaran tatap muka. maka disinilah, muncul ketidaksejalanan pikiran, anatara masyarakat yang pro akan wacana pembukaan sekolah tatap muka dan yang kontra. 

Dengan demikian, hubungan yang saling mempengaruhi di antara pihak-pihak tersebut akan saling mempengaruhi. Asumsi yang lainnya yaitu sistem sosial senantiasa berproses ke arah integrasi, sekalipun terjadi ketegangan, disfungsi, dan penyimpangan. Terbukti sejak pemerintah mengeluarkan aturan untuk pelaksanaan pembelajaran jarak jauh, tidak semua sekolah mengikuti aturan tersebut. 

Mengingat ketersediaan sarana dan pra sarana setiap sekolah itu berbeda beda. Kondisi peserta didik nya pun berbeda. Sebagai contoh, disalah satu sekolah dasar yang letaknya tidak jauh dari ibu kota. Sekolah tersebut tidak bisa melaksanakan pembelajaran jarak jauh yang notabene memanfaatkan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. 

Sementara dilapangan, tidak sedikit siswa yang belum memiliki gadget. Jangan kan untuk memberli gadget, untuk makan pun sulit. Maka sistem sistem yang terkait terpaksa menyimpang dar aturan pemerintah untuk pembelajaran jarak jauh. Dengan memanfaatkan lahan miliki warga sekitar, dan pembelajaran tatap  muka tetap dilaksanakan dengan tetap menggunakan protokol kesehatan yang kuat.

Parson juga memaparkan AGIL sebagai teori sosial yang diuraikannya dalam The Social System yaitu :Adaptation (Adaptasi), masyarakat harus bisa bertahan dan menyesuaikan diri dengankeadaan, bahwasanaya pandemic covid-19 masih ada, lonjakan kasusnya pun masih sangat tinggi. Sangat riskan apabila pembukaan seklah tatap muka tetap dilakukan. 

Selanjutnya Goal (Tujuan), semua warga negara tetntunya memilki tujuan yang baik akan keberhasilan pendidikan ini, namun ada hal yang perlu di optimalkan bahwasanya tujuan pendidikan dapat dicapai tidak hanya dengan pembelajaran tatap muka, melainkan pembelajaran jarak jauh pun bisa. Kemudian Integration (integrasi), masyarakat dan pemerintah sebagai komponen yan saling berhubungan harus senantiasa berjalan beriringan agat dapat berfungsi secara maksimal pula. 

Dan yang terakhir Latency, pada akhirnya akan ada pemeliharaan terhadap pola-pola yang sudah ada. Seluruh warga negara sama sama mempertahankan serta  memperbaiki hubungan yang ada, agar kebiasaan kebiasaan baru saat pandemic ini dapat disesuaikan dengan diri dan lingkungan sekitar.

Dilematika pembukaan sekolah tatap muka terus menuai pemberitaan. Bagaimana masyarakat terbagi atas dua jalan, mereka yang setuju dan yang tidak. Kini, kembali lagi kepada pemerintah selaku pemangku jabatan. Berbagai pertimbangan harus terus dilakukan, mengingat kondisi dilapangan yang tidak bisa diselaraskan. Sampai kapan pembelajaran jarak jauh dilaksanakan dan kapan pembelajaran tatap muka diadakan. Semua kita serahkan kembali kepada pemerintah, karena pada dasarnya dilematika akan selalu ada. Karena untuk mengambul satu keputusan, maka terdapat banyak pilihan.

REFERENSI

Maliki, Zainuddin. 2010. Sosiologi Pendidikan. Yogyakarta : Gadjah Mada University Pers.

Sunarto, Kamanto. 2004. Pengantar Sosiologi Edisi Revisi. Jakarta : Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Ritzer, George. 2012. Teori Sosiologi Dari Sosiologi Klasik Sampai Perkembangan Terakhir Postmodern. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Turama, Akhmad Rizqi. Formulasi Teori Fungsionalisme Struktural Talcott Parsons.

2020. Panduan Penyelenggaraan pembelajaran Di Era The New Normal. Pemerintah Provinsi Jawa Timur

Dewi, Wahyu Aji Fatma. 2020. Dampak Covid-19 terhadap Implementasi Pembelajaran daring Di Sekolah Dasar. Vol. 2. Nomor 1. Hal. 55-61

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun