Mohon tunggu...
Muhammad Irsyad Aufa Hartono
Muhammad Irsyad Aufa Hartono Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Saya memiliki hobi travelling, reading, dan juga singing, Saya memiliki kepribadian yang cenderung pasif yang haus akan ilmu pengetahuan, Saya sangat menyukai konten konten yang berhubungan dengan Geopolitik serta konten yang bersifat menghibur.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Perkembangan Kasus Mpox di Indonesia yang Kini Sampai 38 Pasien, Bahkan Sudah Muncul di Depok Hingga Cirebon

8 November 2023   08:50 Diperbarui: 8 November 2023   09:12 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kasus penyebaran penyakit Mpox di Indonesia semakin bertambah 13 Oktober 2023, mencapai 38 Pasien. Data tersebut merupakan data yang dihimpun dari Kementrian Kesehatan RI hingga selasa (7/11/23), ada penambahan tiga kasus baru di hari selasa (7/11/23).


Masih dilaporkan tertular melalui kontak seksual. Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementrian Kesehatan RI dr Mazi Rein Rondonuwu menjelaskan penyebaran kasus terbaru Mpox yang sudah semakin meluas.

"Hari ini update Mpox jadi 38 kasus, tambah 3 kasus baru kemarin 35 kasus. Satu kasus asal Kota Cirebon," rincinya kepada detikcom selasa (7/11).

Rincian penyebaran kasus Mpox meliputi wilayah berikut:

 DKI Jakarta: 29 kasus

Jakarta Selatan: 11 kasus

Jakarta Barat: 8 kasus

Jakarta Timur: 5 kasus

Jakarta Utara: 3 kasus

Jakarta Pusat: 2 kasus

Provinsi Banten: 5 kasus

Tangerang: 2 kasus

Kota Tangerang Selatan:2 kasus

Kota Tangerang: 1 kasus

Provinsi Jawa Barat:

Kota Bandung: 1 kasus

Kota Bekasi: 1 kasus

Kota Cirebon: 1 kasus

Kota Depok: 1 kasus

Rentang 30 hingga 39 tahun adalah kelompok usia yang paling banyak teridentifikasi positif penularan Mpox.

angkat positify rate terpantau meningkat signifikan, tetapi paling tinggi terjadi di 31 Oktober 2023.

Sebanyak hampir 90 persen tertular wabah tersebut karena hubungan seksual LSL (lelaki seks lelaki).

Sejalan dengan itu Ketua Satgas Mpox PB Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dr Hanny Nilasari, spDVE memaparkan daftar gejala yang ditemukan pada pasien cacar monyet. Menurut dia, walaupun gejala yang paling banyak muncul adalah ruam pada kulit, tak selalu gejala lesi disebabkan oleh infeksi cacar monyet. Maka dari itu, jika seseorang mengalami lesi pada kulit, penting untuk diidentifikasi lebih dulu oleh petugas medis.

"Ternyata ruam kulit menjadi masalah yang paling banyak ditemukan oleh para tenaga medis atau teman-teman dokter di fasilitas kesehatan. Kemudia diikuti oleh 62 persen limfadenopati atay pembesaran kelenjar getah bening. Diikuti juga oleh demam adanya meriang atau demam," imbuh dr Hanny.

"Sejauh ini 12 orang sudah sembuh," ungkap dr Maxi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun