Mohon tunggu...
Irsyad Ashshiddieqy
Irsyad Ashshiddieqy Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Bioenergi, Mewujudkan Indonesia Mandiri Energi

1 Oktober 2017   00:21 Diperbarui: 4 Oktober 2017   22:00 3347
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
CPO Production. source www.indonesia-investments.com

Energi memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan kita. Listrik dan bahan bakar yang kita gunakan setiap hari adalah contoh nyata betapa pentingnya energi dalam kehidupan ini. Tanpa listrik, dunia menjadi gelap, segala macam alat elektronik dan mesin yang menggunakan listrik akan mati,  pabrik-pabrik pun akan berhenti berproduksi. Begitu pula tanpa adanya bahan bakar. Seluruh kendaraan tidak bisa digunakan, mobilitas penduduk seketika terhenti, mesin-mesin industri pun tidak dapat berjalan lagi. Kurang lebih begitulah gambaran kecil dunia kita tanpa adanya energi. Tanpa kita sadari, kita memiliki ketergantungan yang sangat tinggi kepada energi.

Tahu kah kamu, dari mana berbagai macam energi yang kita gunakan itu berasal? Sampai saat ini, sumber terbesar energi yang digunakan oleh manusia berasal dari bahan baku fosil. Merujuk pada data U.S Energy Information Administration, pada tahun 2016 konsumsi energi dunia 33% menggunakan minyak bumi, 22% gas alam, 27% batu bara, 5% nuklir, dan 13% energi lain. Minyak bumi, gas alam, dan batu bara dalah energi yang berasal dari bahan baku fosil. Artinya dunia masih sangat bergantung pada energi fosil untuk memenuhi kebutuhan manusia sebesar 82% dari kebutuhan total. Jumlah yang sangat banyak bukan? 

Wold total energy consumption in 2016. Source U.S. Energy Information Administration
Wold total energy consumption in 2016. Source U.S. Energy Information Administration
Kita sudah tahu bahwasannya bahan baku fosil adalah sumber energi  yang tidak dapat diperbaharui. Artinya, energi fosil memiliki batas  maksimum untuk digunakan oleh manusia. Semakin banyak yang digunakan dan  semakin sering digunakan, cepat atau lambat, energi fosil pasti akan  habis. Oleh karena itu, kita harus tepat dan bijak dalam menggunakan  energi. 

Yang menjadi PR besar bagi kita, khususnya bangsa  Indonesia adalah, apakah kita akan selamanya bergantung pada energi  fosil? tentu tidak bisa. Di negara kita, pada tahun 2016 saja, dari  total penggunaan energi nasional, 95% berasal dari penggunaan energi  fosil dan 5% dari energi terbarukan (baca artikel).  Jika kita tetap berada pada kondisi ini terus menerus, maka ketika  energi fosil habis kita akan kebingungan mencari pengganti untuk  memenuhi kebutuhan 95% energi fosil yang habis ini. Saya sendiri tidak  dapat membayangkan betapa kacaunya negara ini jika situasi tersebut terjadi.  lalu, apa yang harus kita lakukan? oleh karena alasan-alasan di atas, kita harus memulai berinovasi dan  mengembangkan energi alternatif atau energi terbarukan sebagai sumber energi utama kita.

Indonesia memilki begitu banyak potensi sumber energi baru dan terbarukan. Biofuel, biomassa, panas bumi, air, angin, matahari,  hingga gelombang laut merupakan beberapa contoh sumber energi baru dan terbarukan yang ada di Indonesia. Dari berbagai macam sumber energi yang ada, salah satu potensi yang menurut saya sangat menjanjikan adalah dengan mengembangkan Bioenergi di Indonesia. Bioenergi adalah energi yang diperoleh dari pengolahan biomassa, baik dari hewan maupun tumbuhan. Bioenergi sendiri tidak terbatas pada suatu bahan baku dan satu produk. Bioenergi dapat menggunakan berbagai macam bahan baku dan dapat dihasilkan berbagai macam produk juga, bergantung produk apa yang ingin kita produksi. apakah kita menghendaki bio-ethanol, green-diesel, bio-aftur, atau bentuk energi lain.

Memperhatikan luas, kesuburan tanah, serta keanekaragaman hayati Indonesia, hal-hal tersebut lah yang menjadi kelebihan dan peluang besar bagi Indonesia untuk menyukseskan bioenergi dibanding dengan negara-negara lain.

Sebagai contoh, Indonesia merupakan negara penghasil kelapa sawit terbesar di dunia. Pada tahun 2016, produksi minyak kelapa sawit Indonesia sebesar 36 juta ton metric dari total 58,8 juta ton metric hasil kelapa sawit dunia, dengan kata lain Indonesia merupakan negara penghasil 61,22 % kelapa sawit dunia.  

CPO Production. source www.indonesia-investments.com
CPO Production. source www.indonesia-investments.com
Di sisi lain, ternyata dari puluhan juta metric kelapa sawit yang dihasilkan, Indonesia baru memanfaatkan 1/4nya saja sedangkan 3/4 lainnya, atau sekitar 27 juta ton metric minyak sawit diekspor ke negara lain (baca Minyak Kelapa Sawit Indonesia). Hanya dengan 1/4 hasil produksi saja, Indonesia sudah dapat memenuhi kebutuhan domestik akan kelapa sawit. Artinya kita memiliki kelebihan kelapa sawit. Dengan kondisi seperti itu, tidak ada salahnya bukan jika kita menggunakan sebagian kelapa sawit untuk diolah menjadi bioenergi? Bahkan dengan mengolahnya menjadi bioenergi dapat meningkatkan nilai ekonomi dari kelapa sawit itu sendiri. Oleh karena itu, saya pikir hal ini dapat menjadi sebuah kesempatan bagi Indonesia jika dimanfaatkan. 

Selain kelapa sawit, masih banyak biomassa lain yang dapat dijadikan bahan baku untuk bioenergi seperti singkong, sorgum, dan biomassa lainnya. Dengan jumlah kapasitas masukan yang besar, diharapkan menghasilkan keluaran energi yang besar pula, sehingga dapat memenuhi kebutuhan energi negara. Jika indonesia berhasil mengembangkan bioenergi ini, saya yakin Indonesia mampu untuk memenuhi kebutuhan energi domestik tanpa harus impor dari negara lain. Dengan begitu Indonesia dapat menjadi negara yang mandiri energi, tidak perlu bantuan dari negara lain.

Namun perlu diingat bahwasannya di balik setiap kesempatan, disana terdapat tantangan. Dalam bahasan bioenergi ini, ada beberapa tantangan yang mungkin dihadapi seperti kesiapan bangsa Indonesia sendiri untuk mengembangkan bioenergi ini, khususnya dari segi keilmuan dan teknologi. Selain itu untuk mengembangkan bioenergi juga bukan perkara yang murah, alias membutuhkan sokongan dana yang cukup besar. oleh karena itu, untuk benar-benar mewujudkan Indonesia yang mandiri energi dengan mengembangkan bioenergi, dibutuhkan dukungan, usaha dan kerjasama dari berbagai pihak seperti pemerintah, akademisi, ilmuan, perusahaan, dan masyarakat. 

Sebagai informasi tambahan, salah satu bentuk nyata usaha dari ranah akademik untuk pengembangan bioenergi di Indonesia adalah dengan berdirinya Program Studi Teknik Bioenergi dan Kemurgi, Institut Teknologi Bandung (ITB) untuk menyelesaikan permasalahan energi di Indonesia serta mewujudkan Indonesia yang mandiri energi. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun