Dalam beberapa dekade terakhir, perkembangan teknologi kedokteran di Indonesia mengalami kemajuan yang signifikan. Kemajuan ini didorong oleh meningkatnya kebutuhan layanan kesehatan berkualitas serta kerja sama antara pemerintah, institusi pendidikan, dan sektor swasta.
Salah satu terobosan penting adalah meningkatnya kemampuan produksi alat kesehatan dalam negeri. Menurut data Kementerian Kesehatan RI, pada 2023, Indonesia telah memproduksi lebih dari 60% alat kesehatan yang beredar di pasar domestik. Produk unggulan lokal, seperti ventilator, nebulizer, hingga rapid test kit, berhasil bersaing dengan produk impor.
"Penguatan industri alat kesehatan lokal menjadi kunci bagi Indonesia untuk mengurangi ketergantungan impor dan memastikan ketersediaan alat kesehatan saat situasi darurat," ujar dr. Siti Nadia Tarmizi, Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes.
Inovasi teknologi juga terlihat dari adopsi kecerdasan buatan (AI) dan telemedicine di rumah sakit besar. AI digunakan untuk membantu diagnosa berbasis pencitraan seperti CT scan dan MRI. Selain itu, layanan telemedicine semakin populer, terutama sejak pandemi COVID-19, yang memaksa masyarakat mengadopsi konsultasi jarak jauh sebagai solusi kesehatan.
Meskipun demikian, tantangan masih ada, terutama terkait distribusi alat kesehatan ke wilayah terpencil. Pemerintah berupaya mengatasinya melalui program peningkatan infrastruktur kesehatan di daerah, termasuk subsidi alat kesehatan untuk fasilitas pelayanan kesehatan di wilayah 3T (terdepan, terpencil, dan tertinggal).
Dengan dukungan yang berkelanjutan, Indonesia berpotensi menjadi negara maju dalam industri alat kesehatan di Asia Tenggara.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H