Mohon tunggu...
IRSYAD BURHANUDIN
IRSYAD BURHANUDIN Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - mahasiswa

tiap tetes air berguna bagi kehidupan,sama halnya ibadah berguna bagi masa depan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Banjir Bandang Sungai Cibareno

17 Oktober 2022   11:23 Diperbarui: 11 November 2022   13:52 418
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 BANJIR BANDANG SUNGAI CIBARENO

                Bencana alam tidak dapat diperkirakan oleh siapapun kapan kedatangannya.Banjir sendiri bencana alam karena curah hujan yang sangat tinggi di musim penghujan disebabkan karena faktor iklim atau juga bisa disebabkan karena penebangan hutan secara liar yang membuat kurangnya daerah resapan air yang tidak dapat menyerap air dengan baik.Baru-baru ini banjir bandang melanda wilayah Desa Pasaribu,Kecamatan Cisolok,Kabupaten Sukabumi pada Minggu (9/10/2022).Akibat dari peristiwa ini menyebabkan setidaknya 25 kepala keluarga harus mengungsi ketempat yang lebih aman dan kondusif maupun ketempat saudaranya untuk mengantisipasi banjir susulan dan saat ini dikabarkan bahwa korban sementara tidak ada.Bencana alam ini berdampak pada 12 rumah yang terendam,dua rumah hanyut,satu rumah rusak sedang,satu sekolah dasar halamannya terendam banjir,satu penggilingan padi juga terendam,satu jembatan Gantung Batu-Cilumayan rusak karena diterjang sapuan air yang besar,dua mesin penyedot pasir hanyut akibat diterjang derasnya banjir bandang,dan kurang lebih 3 hektare persawahan terendam.

                 Kepala Desa Pasaribu Bapak Hidayah menyampaikan bahwa atas laporan RT setempat,bahwa sekitar 66 kepala keluarga rumahnya berakibat terancam hanyut.Menurutnya bencana alam ini merupakan paling parah yang berakibat menimpa warga yang berada disepanjang sekitaran Sungai Cibareno.Banjir ini tiba-tiba dengan ketinggian air yang pada saat itu mencapai 1,5 sampai 2 meter,banjir bandang dari meluapnya air Sungai Cibareno merupakan kesekian kalinya.Dahulu pernah terjadi juga,menurut informasi yang dihimpun pada tahun 1995 bahkan kejadian tersebut lebih parah lagi.Pemerintah desa sudah berupaya untuk melakukaan pencegahan agar air yang mengalir dari Sungai Cibareno tidak masuk ke wilayah pemukiman penduduk yakni melalui pengajuan agar pembangunan tanggul yang jebol akibat dari kejadian serupa dua tahun lalu ke instansi terkait,tetapi belum ada respon juga.Itu melalui rekomendasi pak camat,ke kabupaten bahkan ke provinsi.Terakhir kali pada tahun 2020 kejadian yang serupa,tetapi tidak ada yang respons baik dari pemerintah kabupaten,pemerintah provinsi maupun dari pusat langsung.Menurut kepala desa Bapak Hidayah kejadian banjir bandang tersebut sangat mengancam bagi masyarakat sekitar bantaran sungai di Desa Pasaribu dan parahnya lagi tidak ada tanda-tanda untuk realisasi tentang masalah pembangunan dari dampak yang diakibatkan banjir bandang ini,padahal sangat penting untuk kedepannya agar kejadian tersebut tidak terulang lagi,warga pun sangat mengharapkan.Sungai Cibareno bukan sungai kecil,tetapi sungai antara perbatasan Provinsi Jawa Barat dengan Provinsi Banten. 

                 Bencana banjir bandang merupakan pukulan telak bagi masyarakat Desa Pasaribu,Kecamatan Cisolok,Kabupaten Sukabumi,bencana banjir bandang ini yang menimpa saudara kita di Kabupaten Sukabumi merupakan bencana yang juga untuk dialamatkan kepada kita semua untuk mengukur seberapa jauh mana nilai kemanusiaan dan sosial yang kita miliki.Kita semua tidak ingin siapapun yang menjadi saudara kita yang sedang kesusahan karena bencana ini.Sebagaimana nilai nasionalis yang telah tumbuh dan berkembang pada masing-masing pribadi masyarakat Indonesia pada umumnya.Bagi warga yang terdampak bencana banjir bandang ini tidak ada pilihan lain selain menunggu bantuan sembari menunggu evakuasi dari pihak terkait.

                 Sebagaimana manusia sebagai makhluk sosial,kiranya uluran tangan kepada saudara-saudara kita yang membutuhkan yang terkena musibah ini patut diutamakan dan diprioritaskan.Dalam kehidupan berbangsa yang dibangun dan dikembangkan dengan kekuatan nilai -- nilai pancasila harus diterapkan dan diaktifkan dalam kehidupan sehari-hari.Nilai-nilai dalam pancasila sendiri bisa menjadi tolak ukur untuk bahan refleksi bagi kita semua untuk diterapkan.Didalam sila pertama mengajarkan kita untuk berhubungan baik dengan Tuhan selaku pemilik seluruh alam ini.Bencana banjir bandang inipun datangnya dari Tuhan.Sebab Tuhanlah yang mengatur segala bencana ini yang diturunkan ke bumi,sepantasnya kita bisa berintropeksi diri untuk senantiasa berbuat baik dan lebih mendekatkan diri kepada Tuhan untuk senantiasa mencari ridhoNya.Dalam sila ke dua,dituntut untuk bisa berbuat baik kepada lingkungan sekitar kita dengan cerminan mendasar atas sikap dan kepribadian yang kita tunjukkan dan diperbuat untuk memposisikan diri kita di setiap kondisi yang sedang menerpa.Dalam sila Persatuan Indonesia,ada pepatah yang mengatakan bahwa bersatu kita teguh bercerai kita runtuh artinya kita yang tidak terkena imbas dari bencana alam ini untuk membantu saudara-saudara kita yang sedang membutuhkan bantuan pasca kejadian banjir bandang yang melanda.Peran dari masyarakat Indonesia lebih mendominasi untuk membantu mereka yang terkena musibah agar merangkul semua pihak,baik yang berkepentingan maupun tidak.Untuk itulah,perlu kesadaran dalam diri yang perlu digali sedalam-dalamnya agar tergerak hati kita untuk membantu saudara kita yang sedang menimpa musibah.Seperti halnya sila kelima keadilan masyarakat menjadi harga mati apalagi disituasi bencana banjir bandang seperti ini penegakan keadilan harus diutamakan. 

                Keadaan seperti inilah kepedulian kepada korban menjadi pilihan paling bijak sebagai manusia sosial dengan mengaktifkan nilai-nilai dalam pancasila yang terdapat dalam diri kita.Semua ini adalah harapan yang sama-sama yang bisa kita amini buat semua korban bencana banjir bandang Sungai Cibareno.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun