Kertas ini penuh dengan tulisan dan setelah ku baca ternyata isinya teks sumpah pemuda.
Seorang pemuda berlari ke arahku mengejar surat yang terlanjur aku pegang.
"Maaf kak Agung itu kertas saya hehehe."
"Kamu hanya menghafalnya?"
"Eh iya kak, saya masih menghafalnya untuk upacara sumpah pemuda besok."
"Yang dihafal terkadang bisa terlupakan begitu saja, kenapa tidak kamu tanamkan dalam hati?"
Pemuda itu terdiam dan menganggukan kepalanya dengan tatapan menuju ke bawah mengartikan bahwa dia tidak pernah terpikir untuk menanamkannya dalam hati.
"Dengar, kamu tahu kan kalau karakter pemuda adalah cerminan bangsa?"
"Tentu kak."
"Pemuda sekarang telah tertelan modernisasi dan melupakan semangat nasionalisme. Begitu kan?"
"Tapi kak, mengikuti modernisasi sudah menjadi tuntutan zaman. Menurut saya tidak semua pemuda melupakan nasionalisme. Pemuda dulu berjuang untuk bangsa dengan angkat senjata, tapi sekarang kan kita sudah merdeka kak."