CoronaVirus Disease 2019 atau Covid-19 telah membuat aktivitas manusia di seluruh dunia terganggu dan terancam berhenti total. Hal ini disaksikan oleh seluruh penjuru dunia. Bukan hanya dirasakan sebagian wilayah dan daerah namun dirasakan oleh seluruh bumi.
Banyak jiwa yang telah pergi seakan tidak bertahan menghadapi Covid-19 tersebut. Pada masa ini pemerintah sebagai pengatur negara diuji dari Yang Maha Kuasa dalam mendampingi dan mengatur negara-Nya.
Indonesia merupakan salah-satu negara terbesar di dunia yang diizinkan Pencipta untuk menghadapi Covid-19. Terhitung hampir 2 bulan berlalu sejak negara ini menyatakan darurat Covid-19. Telah banyak keputusan dan kebijakan yang dibuat oleh pemerintah dalam menanggulangi Covid-19 tersebut. Jika saja Covid-19 ini berada di bawah wewenang pemerintah niscahya tak akan ada kematian karenanya.
Pendidikan merupakan sektor lainnya yang manjadi fokus pemerintah dalam upaya penanganan Covid-19.Â
Dalam hal memutuskan rantai penyebaran Covid-19 di Indonesia, pemerintah memberikan kebijakan kepada seluruh daerah agar menjalankan pembelajaran online/daring (dalam jaringan). Kebijakan ini ditujukan untuk seluruh daerah (kota dan desa) dengan dukungan teknologi dan komunikasi yang tersedia di daerah-daerah tersebut.
Tentu hal ini mengahadirkan wajah baru bagi pendidikan di Indonesia. Seakan memberikan dorongan agar pendidikan Indonesia bangkit dari tidur yang panjang. Seakan memaksakan semua pihak untuk berpikir tentang pendidikan Indonesia.
Tidak mudah bagi daerah-daerah tertentu untuk cepat merubah kebiasaan belajar dan mengajar di sekolah dari bertatap muka dan berkomunikasi langsung menjadi tidak langsung atau virtual.
Sebut saja kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) merupakan salah-satu kabupaten yang berjuang dalam melaksanakan kebijakan pemerintah terkait perubahan belajar online tersebut. Belajar online (menggunakan jaringan) memang terdengar asik dan menyenengkan namun untuk kabupaten Timor Tengah Selatan, belajar online belum terasa asik jika belum berkunjung ke rumah-rumah setiap siswa/i.
Hal ini dilakukan karena terbatasnya sarana teknologi dan komunikasi baik oleh para guru maupun para siswa/i. Walaupun demikian, ternyata hal ini membawa bekas kebaikan di hati para guru maupun para siswa/i.Â
Setiap kita diingatkan pentingnya komunikasi dan pendampingan dalam proses belajar-mengajar. Hal demikian yang dilakukan oleh para guru-guru di kabupaten Timor Tengah Selatan demi menyampaikan materi pelajaran kepada setiap siswa/i di kabupaten Timor Tengah Selatan.