”Orang yang ngedumel itu biasanya orang kalah bro.... mau jadi bangsa pecundang?”
Aku diam. Merasakan ”Mario Teguh” sedang berkhotbah di depanku saat ini. Dia wanita yang luar biasa. Semangatnya ku rasakan mampir menusuk hatiku yang terdalam. Aku endapkan dan aku rasakan kebenaran kata-katanya.
”Susunlah segala hal yang menjadi Goal mu hari ini, minggu ini, bulan ini, tahun ini.” kalau sudah, kamu balik lagi ke sini, aku traktir kamu cokelat gratis di sini ya... senyuman nya menutup pembicaraanya. ” aku harus kerja lagi nih, ntar ayah tiriku marah lagi ya.” dia berdiri dan kembali mengenakan baju kerjanya.
Aku menahannya, nama mu siapa tanyaku membuatnya berpaling kembali melihatku. Namaku Delfiazi, panggil aku ’Zi” saja...aku pun sebut namaku. Beberapa menit aku tercenung di sudut cafe itu, kemudian aku berdiri menyambar cokelat yang mulai mendingin untuk berlalu mencari Anggur titipan Asep sembari mengingat ingat apa yang dikatakan Zi kepadaku dan mengafirmasi segala hal positif yang akan aku hadapi ke depan.
”Asep, Bruce, Si Mesir” lihatlah aku akan rancang strategi baru menghadapi kalian. Aku akan jadi orang baru yang lebih positif dan proaktif pada kebaikan. Trims Zi, aku banyak belajar darimu hari ini. ”Merubah sikap memang berat di awal, tapi yakinlah kamu pasti bisa” pesan Delfiazi yang tak bisa ku lupa
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H