Di setiap pojok masjid yang tidak terlalu besar itu terdengar tangisan, aku dan mereka saat itu larut dalam merenungi setiap kehidupan yang mungkin ganjil, dan telah jauh dari nilai-nilai ketuhanan karena terlalu sibuk memikirkan dunia, sehingga lupa akan tujuan Allah menitipkan harta duniawi itu untuk apa?
Di akhir khotbahnya, ia mengingatkan para jemaah agar bersikap dewasa dalam euforia Idul Adha, jangan sampai kejadian-kejadian tahun lalu terulang kembali, ketika sejumlah masa meninggal ketika mengantri mendapatkan sekerat daging kurban.
Menurutnya dengan kejadian yang memilukan dan memalukan itu menunjukkan bahwa betapa mirisnya keadaan umat islam saat ini. Jeratan kemiskinan membuat kita hidup dalam keterbatasan. Padahal Allah Swt., menganjurkan umatnya untuk kaya hati dan harta. Untuk itulah Allah mewajibkan zakat, mensunahkan berkurban, mensyariatkan ibadah haji, karena jika kita renungi betapa Allah sedang menyuruh kita untuk menjadi seorang mukmin yang kaya, karena zakat dan ibadah lainnya, hanya diwajibkan kapada orang yang telah mencapai nishab, mencapai batas kemampuan.
Allahu Akbar walillahi al-hamd. Allah Mahabesar segala puji bagi-Nya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H