Mendorong budaya pembelajaran dan pemberdayaan anggota tim merupakan bagian integral dari kepemimpinan Aristotelian. Pemimpin yang menyediakan kesempatan pelatihan dan menghargai kreativitas anggota tim akan meningkatkan inovasi dan keterlibatan. Pemberdayaan anggota tim melalui delegasi tanggung jawab dan otonomi dalam pekerjaan dapat menciptakan rasa memiliki yang kuat.
6. Etika dan Keberagaman
Etika merupakan landasan bagi semua tindakan kepemimpinan. Pemimpin harus menjaga integritas dan konsistensi dalam tindakan mereka, menciptakan lingkungan di mana etika dan nilai-nilai diutamakan. Selain itu, integrasi keberagaman dan inklusi dalam tim dapat meningkatkan kreativitas dan kinerja, serta menciptakan lingkungan kerja yang lebih baik.
Penutup
Secara keseluruhan, gaya kepemimpinan Aristoteles menekankan bahwa kepemimpinan yang efektif tidak hanya berfokus pada pencapaian hasil, tetapi juga pada pengembangan karakter, kebajikan, dan hubungan yang kuat dengan anggota tim. Dengan menerapkan prinsip-prinsip ini, pemimpin modern dapat menciptakan organisasi yang berkelanjutan dan mampu beradaptasi dengan perubahan zaman, sehingga dapat mencapai kesuksesan jangka panjang dalam konteks yang semakin kompleks.
Referensi
Aristotle. (2009). Nicomachean Ethics. (Trans. Terjemahan oleh W.D. Ross). Digireads.com Publishing.
Hursthouse, R. (1999). "Virtue Ethics." In: Stanford Encyclopedia of Philosophy.
Rowe, C. (2012). Aristotle on the Role of Emotion in Ethical Judgment. Journal of Ethics, 16(4), 405-426.
Kirk, J. J., & Vainio, R. (2020). "Aristotle's Virtue Ethics and Leadership: A Review of the Literature."
Journal of Leadership Studies, 14(2), 49-61.
Nielsen, A. E., & Mller, C. (2015). "The Role of Virtues in Leadership: Aristotelian Perspectives."
Journal of Business Ethics, 132(4), 685-699.