Mohon tunggu...
Irsa Meilawati
Irsa Meilawati Mohon Tunggu... -

seseorang yang ingin selalu belajar \r\n

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Bahasa dari Masa ke Masa

14 September 2012   05:15 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:29 289
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

"Cumunguud eeaa”

“aq berangkat cequla dulu ea”

Berangkat dari dua kalimat itu, bahasa yang sekarang sepertinya sedang menjadi tren di kalangan remaja, kita semakin menyadari memang bahasa berkembang begitu cepat dankita tidak bisa mencegah perkembangan itu. bahasa-bahasa prokem seperti itu akan selalu muncul di masyarakat dan tentu saja akan selalu berkembang. Mungkin kita masih ingat ketika muncul kemudian muncul bahasa prokem yang juga sempat tren di masyarakat sekitar tahun 1980-an. Kosakata yang saat ini terkenal diantaranya  nyokapbokap, pembokat, sepokat, mokat, dan lain sebagainya. beberapa kosakata itu juga saat ini terkadang masih sering dipakai sehari-hari.

Setelah itu, muncullah kamus gaul yang dibuat oleh Debby Sahertian pada tahun 2008. Kala itu, bahasa gaul Debby Sahertian itu menjadi bahasa yang sering dipakai oleh para remaja Indonesia dalam percakapan sehari-hari. Beberapa contoh kata gaul itu diantaranya sebagai berikut.

Maharani yang artinya mahal

Lapangan bola yang artinya lapar sekali

Akika yang artinya aku

Sutra rusia yang artinya sudah rusak

Seiring dengan perkembangan zaman, saat ini juga kita kenal bahasa prokem yang lain, yang sering disebut bahasa alay. Seperti yang saya contohkan di awal, dua kalimat di atas itu adalah contoh bahasa alay yang sedang tren saat ini. “Cumunguud eeaa”  yang artinya “semangat ya “dan“aq berangkat cequla dulu ea” yang artinya “aku berangkat sekolah dulu ya”. Bahkan ketika saya secara tidak sengaja membaca SMS anak remaja sekarang (walaupun tidak semuanya) saya terheran-heran karena saya kurang memahami bahasa percakapan mereka yang aneh. Itulah kenyataan saat ini.

Kita bukan tidak boleh menggunakan bahasa-bahasa prokem itu, tapi yang perlu kita ingat adalah jangan sampai kita melupakan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional kita. Bahasa Indonesia adalah bahasa yang harus kita jaga dan pertahakan. Karena jika bukan kita siapa lagi yang akan melestarikannya. Karena eksistensi sebuah bahasa bergantung pada penuturnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun