Salah satu lembaga yang melakukan survey adalah PISA (Programme for International Student Assessment).
PISA sendiri menguji keterampilan membaca, matematika dan juga Ilmu Pengetahuan Alam. Dari hasil uji coba tersebut ternyata Indonesia nomor ke-64 negara dari 65 negara partisipan.
Lebih lanjut dengan pendidikan yang masih jauh dari negara-negara lainnya, jika melihat ke dalam media massa atau yang lainnya Selalu saja berita-berita buruk yang ditampilkan.
Di dalam media massa kerap kali diberitakan tindak kriminal hingga asusila yang dilakukan oleh para remaja. Para pelaku tersebut ternyata kebanyakan masih berstatus sebagai pelajar.
Melihat dari dua gambaran problem di atas tampak jelas bahwa pendidikan di Indonesia sedang menuju saat masa kritis dalam segala kondisi.
Di dalam pendidikan Indonesia sangat membutuhkan sentuhan materi sekolah yang dipadukan dengan pendidikan karakter dan juga budi luhur.
Dengan dipadukannya pendidikan karakter dalam materi pelajaran maka asas negara akan penuh dengan kearifan.
Hal ini karena benih-benih yang sudah tertanam dalam karakter bangsa adalah kondisi bangsanya yang penuh kearifan serta religiusitas masyarakatnya sangat tinggi.
Dengan adanya benih-benih karakter yang baik, inilah secara tidak langsung membuktikan telah adanya benih karakter yang tertanam pada diri individu masyarakat Indonesia, begitu pula dengan siswa-siswi Indonesia.
Inilah yang menjadi ciri khas siswa Indonesia dengan siswa dari bangsa lainnya. Wawasan intelektual yang dipadukan dengan budi pekerti seharusnya dapat menjadi modal tambah bagi para pelajar Indonesia untuk lebih unggul.
Dalam mewujudkan semua itu berbagai kebijakan dibuat oleh Pemerintah dengan harapan dapat mengarahkan para siswa menjadi unggul dalam segala bidang.