Mohon tunggu...
Irpan Rispandi
Irpan Rispandi Mohon Tunggu... Lainnya - IT - Poet - Writer

IT'ers | suka berpuisi dan nyanyi | Suka jalan juga | Instagram: @irpanisme | Youtube Channel: https://www.youtube.com/irpanr | Books: https://itunes.apple.com/us/author/irpan-rispandi/id601183676?mt=11

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Single Pertamaku, Lagu untuk Istri

24 September 2013   15:42 Diperbarui: 24 Juni 2015   07:27 352
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Nasi Goreng makanan bukan?" Pak Agus bertanya. "Ya, makanan...", jawab saya "Nah gimanapun rasanya, asal kamu bisa menikmatinya, berarti itu makanan", pak Agus menegaskan sambil tersenyum lebar. Dialog itu terjadi seusai saya menyanyikan -sesuatu yang menurut saya lagu- di depan pak Agus. Saya, si Mr. Nobody, yang hanya bisa nyanyi Do Re Mi dan main gitar kunci dasar C D E F G A B C, tiba-tiba datang kepada seorang musisi dan minta dibuatkan aransemen musik untuk -sesuatu yang menurut saya lagu- itu. Waktu itu saya sendiri masih ragu apakah "itu" bisa disebut sebuah lagu. Dengan sabar pak Agus mendengarkan lagu saya tersebut, dari awal sampai akhir. Kemudian mulai memainkan jarinya diatas keyboard piano. Nada demi nada, chord demi chord, daaannnn.... musik buat lagu itu pun terbentuklah. Saya sendiri tak percaya, bahwa lagu ciptaan saya itu akhirnya berbentuk sebuah lagu utuh, ada musik yang mengiringinya dan ada suara yang menyayikan bait demi bait liriknya. Baiklah, sebelumnya saya perlu tegaskan bahwa saya buka penyayi profesional. Jadi harap maklum kalau nanti mendengar lagu ciptaan saya itu, suara penyayinya kurang enak, karena itu suara saya sendiri he..he..he... Untung ketolong sama musiknya, musiknya apik karena yang mengaransemen musiknya adalah seorang musisi beneran, bukan hanya main gitar kunci dasar seperti saya. Lha bagaimana si Mr. Nobody ini bisa mencipta lagu? Saya sendiri sebenarnya sedikit heran. Kerjaan sehari-hari padahal di bidang teknik (saya orang IT), pasti gak ada Do Re Mi-nya kan, apa lagi menggubah musik. Ya nggak? Lha terus sedang kerasukan setan apakah sehingga bisa mencipta lagu? hem... Mungkin karena saya suka nyanyi-nyanyi kali ya, menyanyikan berbagai lagu, dari berbagai genre, baik dalam maupun luar negri. Ditambah saya juga suka bikin puisi (Orang IT yang suka berpuisi, well... acceptable lah ya ^_^). Biasanya puisi-puisi tersebut saya publikasikan di twitter saya, @aa_irpan. Nah, untuk lagu, biasanya sih, saya bikin nada-nada lagunya dulu, baru kemudian dibuat bait-bait liriknya. Ketika mebuat lagu, biasanya saya terinspirasi oleh suatu peristiwa atau melihat sesuatu/seseorang. Meski terkadang bisa juga tanpa hal-hal seperti itu. Jika sedang naik motor, sering saya bersenandung sekenanya. Jika senandung-senandung itu terdengar enak, saya ulang-ulang, di ulang-ulang lagi, begitu terus. Sampai benar-benar "berbentuk". Supaya nggak lupa, biasanya senandung tersebut direkam menggunakan voice recorder yang ada di HP. Untuk lagu single “Kamu Yang Terbaik” ini, berikut senandung-senandungnya yang pernah saya rekam, -setelah menepikan motor saya tentunya- :

Nah setelah senandung-senandung tersebut membentuk suatu lagu, selanjutnya dibuatlah liriknya. Lirik lagu yang dibuat biasanya bercerita sesuatu. Berdasar pada imajinasi saya tentang "emosi" yang menyertai lagu tersebut. Untuk lagu "Kamu yang Terbaik" ini, inspirasinya datang ketika saya sedang meriang ^_^. Selama sakit, dengan telaten istri saya mengurus dan merawat sampai saya sembuh kembali. Dari situ muncul satu ide, saya ingin berterima kasih pada istri dalam bentuk sebuah lagu. Untuk beberapa waktu, ide tersebut baru hanya sebatas ide, sampai suatu saat sebaris kalimat melintas dibenak. Kalimatnya begini: "Kau mungkin bukan yang tercantik, tapi kamu yang terbaik". Baris tersebut muncul bersama dengan nada-nada lagunya. Nah dari sebaris kalimat itu, saya kembangkan lagi menjadi baris-baris dan bait-bait yang kalau menurut kamus Vickynisasi disebut "puitis logis". Sebisa mungkin saya membuat baris-baris yang puitis, namun tiap baris itu berhubungan satu-sama lain sehingga bisa dimengerti dan dicerna sebagai sebuah cerita alias logis. Setelah terbentuk 2 unsur, nada-nada lagu dan liriknya, baru saya menghadirkan sang musisi untuk membuatkan aransemen musiknya. Ngomong-ngomong, dari tadi saya cerita pak Agus pak Agus, siapakah pak Agus sang musikus kita ini? Pak Agus yang nama lengkapnya Agus Sumitro ini, bekerja di perusahaan yang sama dengan saya, meski beda divisi (dan beda level, beliau levelnya lebih tinggi ^_^). Jadi, rekan kerja lah gitu. Beliau mengurusi operasional suatu kompleks gedung Apartemen di daerah Kuningan Jakarta. Namun siapa nyana, beliau juga seorang musisi yang pernah bekerjasama dengan beberapa musisi terkenal tingkat nasional. Beruntungnya saya he..he..he... Nah, saya pun kemudian bertandang ke rumahnya. Terjadilah dialog yang saya ceritakan di awal tadi. Saya, yang hanya bisa nyanyi Do Re Mi dan main gitar kunci dasar C D E F G A B C, banyak menimba ilmu dari beliau. Apa itu not, nada, ketukan, birama, dan buanyak lagi. Dan untuk menjelaskan pak Agus suka menggunakan analogi-analogi yang memudahkan kita untuk memahaminya. Misalnya sebuah lagu yang dianalogikan sebagai makanan tadi. Pak Agus suka menganalogikan bagian Reffrain (Reff.) suatu lagu sebagai "main course" atau hidangan utama. Bagian bait-bait awal disebutnya "appetizer", dan bagian akhir disebut "desert" alias pencuci mulut. Gimana? Mudah dicerna kan? Meski demikian, musik itu tentang berlatih dan berlatih, bukan hanya hapalan teori. Karena untuk keterampilan memainkan alat musik saya sepertinya kurang, pak Agus memberi saya suatu rekaman untuk melatih suara. Rekaman tersebut berisi rangkaian not yang dimainkan piano, dari nada-nada bawah sampai nada-nada atas. Saya harus menirukan nada-nada dari rekaman tersebut, untuk berlatih suara. Saya biasanya melakukan latihan ini sambil naik motor, ketika berangkat dan pulang kerja. ^_^ File rekaman latihan suara tersebut bisa didengarkan disini. Tapi Tembok Besar Cina tidak dibangun dalam waktu sebulan. Berlatih suara kalau baru dilakukan sekali dua kali, tentunya belum terlihat hasilnya. Ini terbukti pada lagu single saya ini. Karena baru berlatih 5 6 kali, trus langsung sok jago minta suaranya direkam, maka hasilnya ya seperti itulah. Padahal para penyanyi pro saja, meski mereka sudah jago, mereka tetap menyediakan waktu khusus untuk berlatih setiap harinya. Lha ini si Mr. Nobody, baru berlatih 5 6 kali sudah mau rekaman. he..he..he.. Namun meski suara penyanyinya "kelas menengah ke bawah" (suara saya ^_^), saya tetap ingin berbangga-bangga. Narsis dikit gitu. Ini lho, saya bisa buat lagu. Dan lagu ini saya persembahkan buat istri tercinta. Sebagai wujud teima kasih saya padanya. Karena sekarang ini mencipta lagu bukan lagi suatu kesaktian yang hanya dimiliki oleh para Pujangga atau Musisi Maestro. Semua orang bisa mencipta lagu. Begitu juga dengan merekam dan memproduksi lagu maupun album, hal ini bukan lagi privilege perusahaan-perusahaan rekaman besar. Semua orang bisa mencipta dan memproduksi lagu-lagu mereka sendiri. Apalagi di jaman komputer seperti sekarang, untuk membuat aransemen musik dan merekam suara, kita bisa memanfaatkan komputer dan berbagai software "Digital Audio Workstation". Untuk Software yang berbayar ada Nuendo, Fruity Loop Studio, dll. Sedang yang gratisan ada LMMS, Studio One, dsb. Untuk membuat sebuah lagu, kita gak perlu memusingkan proses produksi atau musiknya mau seperti apa. Yang penting kita mencipta dulu lagunya. Kita tidak usah minder, "Lagu saya enak enggak ya?" Kalau mau buat, buat aja lagu. Wujudkan emosi kita, torehkan karya kita di dinding waktu dengan mencipta sebuah lagu. Gak perlu muluk-muluk memasang target "Multi Platinum". Toh kita hanya orang biasa, tapi orang biasa yang suka berkarya. Biarlah karya kita dinikmati, minimal oleh kita sendiri, atau keluarga dan teman dekat. Kalaupun nanti takdir berkata lain, berarti itu rejeki buat kita ^_^ Lagi-lagi mari kita dengarkan penjelasan pak Agus tentang Nasi Goreng ^_^ Sebenarnya kita gak perlu membuat makanan yg susah-susah, meski kita hanya memasak Nasi Goreng tapi kalo rasanya enak, tampilannya rapih dan cantik maka nasi goreng tersebut bisa menjadi "Alhamdulillah sesuatu banget". Sama dengan membuat/memainkan Lagu, kita gak perlu buat yang susah-susah dulu, yang penting Pesannya sampai ke pendengar dan mereka bisa menangkap dan menterjemahkan pesan yang ingin kita sampaikan itu. Dengan sendirinya pendengar akan menikmati lagu tersebut tanpa kita harus membuat lagu dan musik yang njlimet. Tapi kalau gaya kita memang suka rumus-rumus musik tingkat dewa ya silahkan saja tidak ada yang melarang. Hanya saja, kalau musiknya tingkat dewa, berarti pendengarnya juga harus tingkat dewa juga, dan dewa kan biasanya sedikit. He..he..he.. Jadi buat yang sederhana aja dulu lah ya. Bermula dari senandung atau sebait puisi, dikembangkan menjadi sebuah lagu. Setelah jadi lagu, baru dibuat aransemen musiknya. Kalau kita gak ngerti musik, gak perlu bingung dengan aransemen, serahkan saja pada ahlinya. Siapa? Ya orang-orang seperti pak Agus kita itu. Selamat mencipta Lagu. ^_^ @aa_irpan ==================== File lagu "Kamu yang Terbaik" Kamu Yang Terbaik cipt. : Irpan Arr. : Agusumitro Kau bisa merindu bulan Kau bisa memuja bintang Namun pelita di tengah meja Dialah yang menerangi kamarmu Berjuta cinta datang menggoda Sungguh indah hanya bayangan Namun kekasih disisimu Dialah Teman sejati hidupmu [Reff] Kau mungkin bukan yang tercantik diantara semua Namun engkaulah yang terbaik didalam hidupku Kau mungkin bukan yang tercantik diantara semua Namun engkaulah yang terbaik didalam hidupku didalam hidupku [Bridge] Kau slalu ada disisiku beri kekuatan saat ku tak berdaya ku berdo'a cinta yang abadi hingga ujung waktu sampai akhir nanti [Reff] Kau mungkin bukan yang tercantik diantara semua Namun engkaulah yang terbaik didalam hidupku Kau mungkin bukan yang tercantik diantara semua Namun engkaulah yang terbaik didalam hidupku didalam hidupku didalam hidupku

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun