Mohon tunggu...
ria hp
ria hp Mohon Tunggu... -

biasa saja

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Ego

4 Februari 2011   05:13 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:54 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Terjaga dengan perasaan yang tak menentu. Entah apa yang ada dibenakku pun aku tak mengerti. Yang aku inginkan sekarang hanyalah diam, diam utk tidak mengatakan apapun, diam untuk tidak melakukan apapun, dan juga diam untuk tidak merasakan apapun.

Apakah yang kurasakan ini kecewa, sungguh aku pun tidak tau, rasanya tidak pantas saja merasakan kekecewaan . Harus kecewa pada apa??? Tidak ada yang pantas untuk dikecewakan, semua sudah berjalan pada alurnya dan memang begitulah adanya, sedangkan kini aku hanya mencoba berjalan balik untuk melawan arusnya. Hanya itu mungkin yang kini membuatku tersiksa. Suatu kesalahan yang aku lakukan sendiri sehingga akhirnya menyiksaku sendiri pula.

Mungkin dulu engkau pernah mengalaminya teman, mungkin engkau pun pernah merasakannya. Sampai disatu masa, kau merasa jenuh. Jenuh dengan apa yang kau jalani, jenuh dengan mimpi- mimpimu yang senantiassa membelenggumu. Yaaa…mimpi-mimpi yang menjadikanmu robot tanpa logika yang hanya terus-terusan digerayangi fikiran untuk meraih sesuatu yang kau dambakan. Aku memilikinya sekarang, aku memiliki kehidupan seperti itu, aku memiliki iramanya sendiri dalam hidupku. Aku punya berjuta mimpi yang entah mengapa kini tak hanya melebihi penjara bagi hidupku. Dan aku berharap aku bisa lepas darinya.

Kini aku sadar hidupku bukanlah cerita indah khayalanku. Tidak ada hidup nyata sepeti yang ada dibenakku. Kehidupan seperti itu mungkin hanya layak ada saat aku memejamkan mata. Tidak akan pernah ada dalam dunia sadarku ini. Tidak akaan pernah ada sosok ideal itu, tidak akan pernah ada kehidupan yang seindah itu, tidak akan pernah ada, semua mimpiku tidak akan pernah ada.

Dan kini aku hanya ingin berdamai, berdamai dengan keadaanku. Lepas, bebas, menikmati segalanya sesukaku. Tanpa ada yang melarangku, tanpa perlu mendengar kata keperdulian palsu. Tanpa perlu merasakan kebohongan-kebohonganlagi, janji-janji manis sesaat yang tak bisa dipercaya. Sudah cukup aku merasakannya, sdh cukup aku menikmatinya. Dan sekarang semuanya harus berhenti, segera berakhir. Dan jika engkau ingin kembali, silahkan engkau bermimpi...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun