Pembelajaran konsep geometri merupakan salah satu konsep yang dipelajari di sekolah dasar khususnya yakni di kelas SD. Konsep geometri memiliki urgensi yang sangat penting untuk dipahami oleh siswa. Matematika sebagai ilmu yang saling berkaitan antara satu konsep dengan konsep lainnya menjadikan siswa perlu memahami konsep geometri sebelum mempelajari konsep materi lainnya.Â
Konsep geometri yang bersifat abstrak sangatlah sulit dipahami oleh siswa yang masih berada pada tahap perkembangan operasional kongkret yang masih membutuhkan alat bantu untuk mentranslasi makna dari konsep geometri tersebut. Hal ini pun pada akhirnya mengakibatkan siswa sulit memahami konsep geometri dengan mudah dan tingkat partisipasi siswa dalam pembelajaran pun sangatlah rendah. Selain dari pada itu, waktu pembelajaran yang terbatas serta perangkat pembelajaran yang tidak bervariasi menjadi salah satu faktor terjadinya masalah kesulitan pemahaman konsep geometri oleh siswa.Â
Kondisi belajar yang optimal sangatlah menentukan keberhasilan kegiatan pembelajaran. Dengan demikian, diperlukan sebuah desain pembelajaran yang dapat menciptakan pembelajaran yang bermakna dan memperhatikan efektifitas baik dari media pembelajaran, bahan ajar, partisipasi aktif siswa pada pembelajaran hingga efisiensi waktu belajar siswa.
Merujuk pada masalah di atas, Mahasiswa UPI Kampus Tasikmalaya menginovasikan course management system berbasis blended learning pada pembelajaran geometri siswa sekolah dasar untuk meningkatkan pemahaman konsep geometru. Irni Rachmawati Putri sebagai mahasiswa program studi S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang dibimbing oleh Bapak Dindin Abdul Muiz Lidinillah, S.Si., S.E., M.Pd dan Bapak Asep Nuryadin, S.Pd., M.Ed bekerjasama menginovasikan course management system berbasis blended learning pada pembelajaran geometri yang diuji cobakan di SD Islam Al Azhar 33 Kota Tasikmalaya.
Â
Implementasi course management system berbasis blended learning pada pembelajaran konsep geometri dikemas secara menarik dengan mengintegrasikan kegiatan pembelajaran secara tatap muka (synchronous) dan mandiri (asynchronous). Peneliti pun memanfaatkan penggunaan media augmented reality untuk menvisualisasikan bangun ruang geometri pada pembelajaran tatap muka (synchronous) di kelas. Peneliti pun memanfaatkan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) untuk dikerjakan oleh siswa secara berkelompok di kelas.Â
Selain dari pada itu, kegiatan pembelajaran secara mandiri (asynchronous) dilaksanakan secara bermakna dan menyenangkan dengan memanfaatkan berbagai bahan ajar dan sumber belajar baik berbasis visual, audio hingga audio visual yang interaktif serta didukung dengan berbagai animasi sesuai dengan karakteristik siswa SD.Â
Siswa SD Islam Al Azhar 33 Kota Tasikmalaya antusias dan aktif dalam mengikuti rangkaian pembelajaran. Hal ini terbukti ketika siswa mencoba untuk mengenal unsur-unsur bangun ruang dengan menggunakan media augmented reality ketika pembelajaran tatap muka (synchronous) di kelas. Siswa pun berpartisipasi dengan aktif ketika pembelajaran mandiri (asynchronous) di rumah terbukti dari partisipasi siswa dalam mengerjakan modul pada course management system Geoblend. Dengan demikian, siswa dapat memahami konsep geometri dengan mudah dan menyenangkan.
Produk inovasi hasil penelitian berupa aplikasi course management system berbasis blended learning untuk pembelajaran geometri di SD yang didesain melalui pendekatan pembelajaran blended learning. Irni Rachmawati Putri mengungkapkan bahwa inovasi ini bertujuan agar siswa mudah untuk memahami konsep geometri dengan mudah dengan mendayagunakan teknologi dan peluang waktu pembelajaran yang tidak terbatas sehingga siswa dapat memahami dengan lebih bermakna. Peneliti sepakat dan berharap bahwa penelitian ini dapat berkelanjutan serta memberikan kontribusi terhadap kemampuan siswa dalam memahami konsep geometri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H