Mohon tunggu...
Irna Djajadiningrat
Irna Djajadiningrat Mohon Tunggu... Lainnya - Pegiat Literasi

Sejatinya semua penghuni jagat raya memiliki derajat yang sama. Yang membedakan hanya budi baik atau buruk hati. https://bumiseniorcicibey.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

"Page Not Found": Sebuah Pengadilan Imajiner

22 Juli 2022   10:11 Diperbarui: 22 Juli 2022   10:20 241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya terperangah mendapatkan diri saya berada dalam barisan panjang yang tampak tak berujung. Tidak ada yang bercakap-cakap, berbisik apalagi tertawa-tawa. Semua diam… senyap. Saya tak mampu menghadirkan ingatan saya betapanpun saya mengupayakannya. Dalam pengamatan saya, tidak ada seorang pun yang saya kenali baik di belakang maupun di depan saya.

Setelah sekian lama berlalu, saya hampir tiba di urutan terdepan. Akhirnya saya bisa melihat bahwa di hadapan barisan yang mengular duduk seorang “Petugas” berwajah teduh dan tenang yang menghadap ke semacam komputer. Ia tampak mengajukan pertanyaan kepada seorang perempuan di depan saya. Sungguh saya tidak mampu menahan diri untuk tidak mencuri dengar apa yang diperbicangkan.

“Petugas” :Perbuatan baik apa yang sudah dilakukan pada tahun terakhir?

Perempuan :(Senyap) Saya tidak mengingatnya.

“Petugas” : (Menunduk…) Tidak satu pun?

Perempuan : Saya tidak biasa mengingatnya.

“Petugas” : Bagaimana dengan perbuatan buruk?

Perempuan :(Menunduk… tidak lama kemudian terdengar isak tangis). Banyak sekali. Saya butuh waktu lama untuk menyebutkan satu persatu.

“Petugas” : (Menghadap ke layar dengan serius). Berhentilah menangis. Perhatikan itu.

“Petugas” menunjuk ke layar besar di pojok lapangan luas tempat kami berbaris. Dengan rasa ingin tahu urusan orang yang sangat besar, saya ikut menoleh ke layar besar yang ditunjuk. Tertulis dengan besar PAGE NOT FOUND”.  Wajah “Petugas” terlihat terang dan benderang. Akhirnya perempuan tersebut dipersilakan masuk melalui pintu sebelah kanan.

Saya akhirnya menyadari bahwa “Petugas” tersebut sedang mencocokan atau memverifikasi data yang tersimpan di dalam komputernya. Pantas saja, berulang kali saya menyaksikan layar menampilkan tulisan “PAGE NOT FOUND” atau sesekali "VERIFIED". Tetapi jujur saja, saya tidak paham maknanya pada situasi ini. Bagi saya tidak masalah sama sekali karena saya mengingat semuat perbuatan baik sepanjang hayat, apalagi hanya tahun terakhir. Mungkin akhirnya tidak akan ada isak tangis pada giliran saya

Tiba giliran saya…

“Petugas” : Perbuatan baik apa yang sudah dilakukan pada tahun terakhir?

Saya             : Saya sudah berkurban sapi limousin seberat 1 ton, saya mengundang anak yatim dan kaum dhuafa, saya mengajak teman-teman untuk berkeliling kota setiap hari Jumat untuk membagikan sedekah Jumat, saya…, saya…, saya…

“Petugas” : Bisakah berhenti sejenak…?

Saya             : Tapi masih banyak lagi..

“Petugas”: Lihat layar itu.

Saya menoleh dan terkejut “PAGE NOT FOUND". Ini pasti ada kekeliruan karena saya sudah merasa berbuat banyak.

Saya          : Bolehkah saya membantu mencarikan data yang sudah saya sebutkan tadi dan mencari tahu bagaimana sampai halaman yang Anda coba buka, tidak dapat ditemukan di “server”. Mungkin alamat atau URLnya salah... Bahkan saya punya jejak digitalnya karena setiap melakukan kegiatan tersebut saya mengabadikannya dan mengunggah di jejaring sosial... Orang-orang bahkan banyak berkomentar dan mengacungkan jempol atas kedermawanan saya.

"Petugas" : (Memandang saya dan tersenyum). Tidak perlu. Terima kasih

“Petugas” : Bagaimana dengan perbuatan buruk?

Saya             : Mohon diberi waktu untuk mengingatnya karena saya selalu berupaya untuk berbuat baik sehingga saya agak lupa. Bolehkah sebelumnya saya meminta untuk dibukakan kembali halaman kebaikan yang tadi? Mungkin bisa "direfresh"

"Petugas" : (Menatap dengan tajam dan mengikuti permintaan saya). Sekali lagi terpampang di layar

“PAGE NOT FOUND”. We can’t connect to the server ... Kemudian halaman berganti dengan sederet daftar perbuatan buruk dengan berbagai kategori Riya, Hasad, Hasud, Jumawa, banyak lagi...Bahkan saya mendapatkan foto diri saya dalam berbagai kegiatan yang saya pandang sebagai budi baik.

Akhirnya "Petugas" mempersilakan saya masuk melalui pintu di sebelah kiri, pintu yang berbeda dari perempuan di depan saya. Dengan lesu saya berjalan...

Kembali saya terhenyak dan tiba-tiba mendapati diri saya terduduk di tepi tempat tidur kamar saya sambil menangis tersedu sedan... Sesaat saya mencoba memanggil ingatan saya kembali. Ternyata hasil curi-curi pandang saya masih tersisa dalam benak yaitu URLnya. Saya mencoba membukanya berkali-kali dan berkali-kali pula mendapatkan “PAGE NOT FOUND.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun