Mohon tunggu...
irnama wati
irnama wati Mohon Tunggu... -

saya adalah orang yang harus terus belajar. NIM X7209042 - VII B

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

PENELITIAN TINDAKAN KELAS (KD 1)

25 Oktober 2010   18:47 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:06 2847
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Latar Belakang

Penelitian merupakan operasionalisasi metode ilmiah dalam kegiatan keilmuan. Peneliti pada dasarnya merupakan argumentasi penalaran keilmuan yang dikomunikasikan melalui tulisan. Dengan demikian, dalam penelitian diperlukan penguasaan yang baik tentang hakikat keilmuan agar dapat melakukan penelitian dan mengkomunikasikannya secara tertulis.

Ilmiah dalam hal ini berarti ilmu. Menurut Nana Sudjana (2009: 4), “Ilmu adalah pengetahuan yang telah teruji kebenarannya melalui metode-metode ilmiah”. Seseorang yang telah memiliki ilmu atau pengetahuan ilmiah disebut ilmuwan, dituntut memiliki sifat-sitat terbuka, teliti, jujur, kritis, tidak mudah percaya tanpa adanya bukti-bukti, tidak cepat putus asa dan tidak cepat puas dengan pekerjaannya atau hasil karyanya. Sifat-sifat tersebut merupakan pencermianan sikap ilmiah yang pada akhirnya mempengaruhi cara berpikir dan bertindak. Pengetahuan ilmiah yang telah dimiliki seseorang ddisertai sikap ilmiah yang ditunjukkannya dalam cara berpikirnya, hendaknya menjadi dasar dalam melakukan pekerjaanya sehingga menghasilkan karya yang ilmiah.

Salah satu karya ilmiah yang saat ini digencarkan adalah penelitian. Penelitian ditulis dan disusun secara sistematis menurut aturan atau kaidah tertentu berdasarkan hasil dari berpikir ilmiah. Penelitian dapat dilakuakn melalui berbagai jenis penelitian. Oleh karena itu, seorang peneliti harus dapat mencermati jenis penelitian dan metode apa yang dapat digunakan untuk menjawab permasalahan penelitian, baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Metodologi masing-masing penelitian berkembang berdasarkan paradigma yang menjadi acuan dan karakteristiknya. Dengan memahami acuan dan karakteristik penelitian, peneliti dapat memilih jenis penelitian sesuai dengan masalah yang diteliti.

Pada saat ini penelitian dalam dunia pendidikan bukanlah menjadi hal yang baru dikenal. Penelitian yang dapat dilakukan dalam penelitian pendidikan antara lain: penelitian deskriptif, penelitian eksperimen, dan penelitian tindakan. Penggunaannya disesuaikan dangan masalah dan karakteristiknya. Diantara jenis penelitian tersebut yang diutamakan dan disarankan untuk dilaksanakan pada penelitian pendidikan adalah penelitian tindakan. Hal itu disebabkan karena dilihat dari kata tindakan sudah menunjukkan bahwa penelitian ini berarti melakukan tindakan.

Tindakan yang dimaksud disini adalah tindakan yang dilakukan guru, karena guru merupakan salah satu pihak yang berperan penting di dunia pendidikan. Arah dan tujuan penelitian penelitian tindakan yang dilakukan guru tidak lain demi kepentingan peserta didik dalam memperoleh hasil belajar yang memuaskan, namun bukan berarti penelitian ini hanya berorientasi pada hasil tetapi juga menekankan pada prosesnya.

Terdapat beberapa alasan penelitan pendidikan dalam hal ini guru memilih PTK. Pertama, berbagai upaya peningkatan kualitas pendidikan telah dilakukan seperti pembenahan Kurikulum, peningkatan kualitas pembelajaran dan penilaian hasil belajar siswa, peningkatan kompetensi guru dan sebagainya. Namun, peningkatan kualitas pembelajaran melalui peningkatan kualitas pendidik tetap memiliki peranan penting dan berdampak positif. Kedua, salah satu upaya pemecahan berbagai masalah dalam rangka peningkatan kualitas pendidikan adalah dengan pemanfaatan hasil penelitian pendidikan. Ketiga, penyebaran informasi hasil penelitian pendidikan kepada guru-guru yang berkepentingan membutuhkan waktu yang cukup lama.

Pengertian Penelitian Tindakan Kelas

Penelitian Tindakan Kelas bukanlah hal yang asing lagi di dunia pendidikan, karena saat ini berbagai sumber dan pendapat tentang PTK sudahlah tidak sedikit lagi. Selain itu, sekarang sudah mulai muncul peneliti-peneliti baru yang mencoba menerapkan dalam rangka memperbaiki dan meningkatkan mutu pembelajaran yang telah dilaksanakan.

Istilah Penelitian Tindakan Kelas dalam bahasa Iggris adalah Classroom Action Research (CAR). Menurut Suharsimi Arikunto, dkk. (2009: 2) menyatakan bahwa berdasarkan rangkaian ketiga kata tersebut dapat dijelaskan tiga pengertian yaitu:

1.Penelitian, menunjuk pada suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.

2.Kata tindakan, menunjuk pada sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan siswa.

3.Kelas, yaitu sekelompok siswa dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama, menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula. Kelas disini bukan terbatas pada sebuah ruangan kelas, tetapi dimanapun tempatnya, yang penting terdapat sekelompok anak yang sedang belajar.

Sedangkan menurut Carr & Kemmis (dalam IGAK Wardhani & Kuswaya Wihardit, 2008: 1.4) menyatakan bahwa “Action research is a from self-reflective enquiry undertaken by participants (teachers, student or principals, for example) in social (including educational) situations in order to improve the relationality and justice of (1) their own social or educational practice, (2) their understandingof these practice, and (3) the situasions (and institutions) in which the practice are carried out”.

Berdasarkan pengertian tersebut terdapat beberapa ide pokok. Pertama, penelitian tindakan adalah suatu bentuk inkuiri atau penyelidikan yang dilakukan melalui refleksi diri. Kedua, penelitian tindakan dilakukan oleh peserta yang terlibat dalam situasi yang diteliti, seperti guru, siswa, atau kepala sekolah. Ketiga, penelitian tindakan dilakukan dalam situasi sosial, termasuk situasi pendidikan. Dan yang keempat, tujuan penelitian tindakan adalah memperbaiki: dasar pemikiran dan kepantasan dari praktik-praktik, pemahaman terhadap praktik tersebut, serta situasi atau lembaga tempat praktik tersebut dilaksanakan.

Pendapat yang lain menyatakan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) merupakan bentuk penelitian reflektif yang dilakukan guru sendiri yang hasilnya dapat dimanfaatkan sebagai alat untuk pengembangan kurikulum, pengembangan sekolah, pengembangan keahlian mengajar, dan sebagainya (McNiff dalam Suroso, 2009: 29).

Dari beberapa uraian di atas, PTK didefinisikan sebagai suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan secara sistematis agar dapat memperbaiki atau meningkatkan praktik-praktik pembelajaran di kelas secara professional.

Prinsip PTK

Prinsip-prinsip sebuah penelitian sangat diperlukan oleh peneliti, sebab dengan berpegang pada prinsip yang benar dan menerapkannya maka penelitian yang dilaksanakan dapat berhasil dengan baik. Adapun prinsip-prinsip PTK menurut Suharsimi Arikunto dkk. (2009: 6) adalah sebagai berikut.

1.Kegiatan nyata dalam situasi rutin

Penelitian dilaksanakan tanpa mengubah situasi yang sudah ada, karena hasil yang di dapat kurang terjamin kebenarannya. Penelitian ini dapat dilaksanakan sesuai jadwal yang sudah ditetapkan, tanpa mencari waktu khusus.

2.Adanya kesadaran diri untuk memperbaiki kinerja

Penelitian bukan dilakukan karena adanya paksaan atau permintaan dari pihak lain, tetapi harus atas dasar sukarela, dengan senang hati, karena menunggu hasilnya yang diharapkan lebih baik dari hasil yang lalu, dan dirasakan belum memuaskan sehingga perlu ditingkatkan.

3.SWOT sebagai dasar berpijak

Penelitian harus dimulai dengan melakukan analisis SWOT, terdiri atas unsur-unsur S-Strength (kekuatan), W-Weaknesses (kelemahan), O-Opportunity (kesempatan), dan T-Threat (ancaman). Kekuatan (Strength) dan kelemahan (Weaknesses) yang ada pada diri peneliti dan subjek tindakan diidentifiksikan secara cermat sebelum mengidentifikasi yang lain. Dan dua unsur yang lain yaitu kesempatan (Opportunity) dan ancaman (Threat), diidentifikasi dari yang ada diluar diri guru atau peneliti dan juga di luar diri siswa yang dikenai tindakan.

4.Upaya empiris dan sistematis

Dengan dilakukannya analisis SWOT berarti guru sudah mengikuti prinsip empiris (terkait dengan pengalaman) dan sistemik, berpijak pada unsure-unsur yang terkait dengan keseluruhan system yang terkait dengan objek yang sedang digarap.

5.Ikuti prinsip SMART dalam perencanaan

SMART berasal dari kata bahasa Inggris yang artinya cerdas. Namun dalam proses perencanaan dimaknai sebagai berikut.

a.S = Spesifik, khusus, tidak terlalu umum;

b.M = Managable, dapat dikelola, dilaksanakan;

c.A = Acceptable, dapat diterima lingkungan, atau

Achievable, dapat dicapai, dijangkau;

d.R = Realistic, operasional, tidak di luar jangkauan; dan

e.T = Time-bound, diikat oleh waktu, terencana.

Karakteristik dan Tujuan Penelitian Tindakan Kelas

Berdasarkan pengertian di atas dapat ditemukan karakteristik PTK, yang membedakannya dengan jenis penelitian lainnya. Berikut ciri-ciri PTK tersebut.

1.Adanya masalah dalam PTK dipicu oleh munculnya kesadaran pada diri guru bahwa praktik yang dilakukan selama di kelas mempunyai masalah yang perlu diselesaikan. Guru merasa perlu memperbaiki praktik pembelajaran yang telah dilakuka, dan hal itu timbul dari dalam diri guru sendiri. Dan kepedulian guru terhadap kualitas pembelajaran yang dikelolanya merupakan awal munculnya masalah yang perlu dicari jawabannya.

2.Self-reflektive inquiry, atau penelitian melalui refleksi diri, merupakan ciri yang paling esensial. Penelitian biasa mengumpulkan data dari lapangan atau objek atau tempat lain, sedangkan PTK mempersyaratkan guru mengumpulkan data dari praktiknya sendiri melalui refleksi diri.

3.Penelitian tindakan kelas dilakukan di dalam kelas, sehingga fokus penelitiannya adalah kegiatan pembelajaran berupa perilaku guru dan siswa dalam melakukan interaksi.

4.PTK bertujuan untuk memperbaiki pembelajaran. Perbaikan dilakukan secara bertahap dan terus-menerus, selama kegiatan penelitian dilakukan. Oleh sebab itu PTK dikenal adanya siklus pelaksanaan berupa pola: perencanaan-pelaksanaan-observasi-refleksi-revisi (perencanaan ulang). Ciri khas PTK yaitu adanya tindakan yang berulang-ulang sampai di dapat hasil yang terbaik, tetapi perlu diingat yang diulang tindakannya bukan materi yang diajarkan.

5.Guru dapat duduk bersama, berdiskusi untuk mencari dan merumuskan persoalan pembelajaran di kelas. PTK kolaboratif dapat menawarkan peluang yang luas terhadap terciptanya karya tulis tentang pembelajaran yang dapat disapaikan kepada guru lain.

6.PTK dilaksanakan untuk meningkatkan mutu pendidikan pada waktu itu, di kelas itu juga. Jadi PTK yang dilaksanakan di kelas dan waktu yang berbeda tidak selamnya sama.

7.Apabila praktik pembelajarannya tidak ada problem berarti PTK tidak diperlukan lagi pada saat itu.

8.PTK dapat menjembatani kesenjangan antara tori dan praktik pendidikan.

Keterbatasan, Manfaat, dan Persyaratan PTK

Keterbatasan

Pelaksanaan sebuah penelitian tentu tidak seutuhnya sempurna, pasti terdapat keterbatasan yang dihadapi. Keterbatasan dalam penelitian tindakan kelas, yaitu masalah validitas dan generalisasi. Validitas atau kesahihan PTK sebagai penelitian ilmiah sering dipertanyakan. Kemudian hasil PTK tidak dapat digeneralisasikan karena memang hasil tersebut hanya terkait dengan siswa dalam kelas tertentu.

Persyaratan PTK

PTK memerlukan berbagai kondisi agar dapat berlangsung dengan baik dan melembaga. Kondisi tersebut antara lain dukungan dari semua personil sekolah, iklim yang terbuka yang memberikan kebebasan kepada guru untuk berinovasi, berdiskusi, berkolaborasi, dan saling mempercayai diantara personil sekolah, dan juga saling percaya antara guru dan siswa. Birokrasi yang terlampau ketat merupakan hambatan bagi PTK.

Manfaat PTK

Penelitian Tindakan Kelas bermafaat bagi guru, pembelajaran/siswa, serta bagi sekolah. Manfaat PTK bagi guru yaitu membantu guru memperbaiki pembelajaran; membantu guru berkembang secara professional; meningkatkan rasa percaya diri guru; dan memungkinkan guru secara aktif mengembangkan pengetahuan dan keterampilan.

Bagi pembelajaran /siswa, PTK bermanfaat untuk meningkatkan proses/hasil belajar siswa, disamping guru yang melaksanakan PTK dapat menjadi model bagi para siswa dalam bersikap kritis terhadap hasil belajarnya.

Bagi sekolah, PTK membantu sekolah untuk berkembang karena adanya peningkatan/kemajuan pada diri guru dan pndidikan di sekolah tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun