Mohon tunggu...
Irmina Gultom
Irmina Gultom Mohon Tunggu... Apoteker - Apoteker

Pharmacy and Health, Books, Travel, Cultures | Author of What You Need to Know for Being Pharmacy Student (Elex Media Komputindo, 2021) | Best in Specific Interest Nominee 2021 | UTA 45 Jakarta | IG: irmina_gultom

Selanjutnya

Tutup

Diary Artikel Utama

Grazie, Papa Francesco!

8 September 2024   09:50 Diperbarui: 8 September 2024   18:06 375
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana perpisahan dengan Paus Fransiskus, Jumat 6/9/2024 (Sumber: Indonesia Papal Visit Committee via tangkapan layar live streaming youtube)

Ketika pertama kali mendengar kabar di bulan April lalu bahwa Bapa Suci Paus Fransiskus akan melakukan kunjungan apostolik ke Indonesia pada bulan September 2024, saya langsung merasa sangat bersemangat.

Sebagai umat Katolik, tentu ini adalah momen yang sangat dinanti-nanti karena biasanya, saya dan umat Katolik pada umumnya hanya bisa melihat beliau melalui media dan mendengar namanya disebut saat Doa Syukur Agung selama misa.

Tentu tidak banyak juga yang berkesempatan mengunjungi Vatikan untuk bisa mengikuti Papal Audience. Sebuah agenda rutin dimana Paus Fransiskus akan menemui para peziarah di Vatikan, menyapa, dan memberi berkat untuk mereka.

Maka ketika ada kesempatan untuk melihat Bapa Suci secara langsung, saya langsung berencana untuk mengambil cuti apabila akan digelar misa akbar. 

Sayangnya ketika diumumkan bahwa untuk bisa menghadiri misa akbar akan diberlakukan kuota secara terbatas dari setiap paroki, saya sempat merasa patah semangat. Apalagi prosedur pendaftaran tidak dibuka secara bebas, melainkan harus mendaftar manual ke sekretariat paroki.

Sistem pendaftaran ini sempat dikeluhkan oleh sebagian umat dan dianggap kurang fair karena kemungkinan besar hanya orang-orang tertentu yang dianggap aktif sebagai pengurus gerejalah yang diprioritaskan mendapatkan kuota tersebut.

Benar saja, saya tidak mendapatkan tiket untuk bisa masuk Stadion Gelora Bung Karno, tempat misa akbar akan diadakan.

Walaupun sempat kecewa, saya berusaha berlapang dada dan memahami bahwa sistem ini diberlakukan semata-mata untuk menjaga keamanan dan ketertiban, serta mencegah hal-hal yang tidak diinginkan terjadi sepanjang acara. Dan pastinya supaya seluruh umat Katolik dari setiap lingkungan, wilayah, paroki, dan keuskupan memperoleh kesempatan yang sama.

Beberapa umat pastinya sempat ada yang berniat untuk go show ke Stadion GBK demi bisa melihat Pope Francis secara langsung, termasuk saya. Bahkan ternyata ada juga orang-orang non-Katolik yang berniat untuk datang.

Hal ini memicu dikeluarkannya imbauan untuk tidak nekat melakukan walk in pada hari H, bagi orang-orang yang tidak memiliki gelang sebagai bukti undangan atau tiket masuk. Apalagi terdapat proses skrining yang sangat ketat dan begitu terorganisir.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun