1. Saat Bapa Paus bertemu dengan para rohaniwan di Gereja Katedral.Â
Beliau meminta agar para imam sebagai pelayan sakramen tobat (pengampunan dosa) agar dapat mengampuni segalanya seperti Tuhan yang mengampuni umatnya.
Sebagai manusia biasa, baik itu imam atau orang awam, menyimak dan mendengarkan boleh dibilang bukan suatu hal yang mudah. Ketika seseorang sedang dilanda kerisauan, rasa takut, dan bingung, terkadang yang perlu kita lakukan hanyalah mendengarkannya.
Meskipun kita tidak memahami perkataan mereka, setidaknya buatlah orang tersebut merasa nyaman untuk dapat menceritakan keluh kesah dan kerisauan hatinya.
2. Saat Bapa Paus memberikan homili (khotbah) dalam misa akbar di Stadion Utama GBK.Â
Beliau berpesan kepada seluruh umat Katolik sebagai rakyat yang tinggal di negara dengan keanekaragaman budaya, suku, dan agama. Tentu bukan hal yang mudah dan terkadang merasa berat menanggung komitmen yang begitu besar dan tidak selalu membuahkan hasil yang diharapkan atau kesalahan-kesalahan kita yang tampaknya menghambat perjalanan hidup.
Namun jangan pernah menjadi tawanan kegagalan dan kekecewaan kita, melainkan harus tetap beriman dan berani mengambil risiko untuk terus mencoba lagi. Sesuai perkataan Santa Teresa dari Kalkuta,
"Ingatlah bahkan ketika kamu tidak menuai apa-apa, jangan pernah lelah menabur."
Dua pesan ini memang bukan hal yang mudah untuk dilakukan secara pribadi, tapi bukan pula mustahil untuk bisa diwujudkan asal kita mau terus belajar dan berusaha.
Pada akhirnya saya, kami umat Katolik, berterima kasih karena Bapa Paus Fransiskus berkenan untuk mengobati kerinduan kami dengan mengunjungi umat Katolik di Indonesia da memberikan pengalaman yang tak terlupakan.
Terima kasih untuk teladan yang ditunjukan supaya kami lebih rendah hati dan berempati kepada mereka yang serba berkekurangan, bertoleransi terhadap setiap perbedaan, serta tetap bersemangat dan berusaha menyebarkan keramahan dan kebaikan.