Ada salah satu konten media sosial yang cukup menyita perhatian saya beberapa waktu lalu. Konten ini dibuat oleh salah satu influencer yang follower-nya lumayan banyak.
Dalam konten video pendek tersebut, tampak ia memberi wejangan kepada anak perempuannya yang masih kecil seolah-olah si anak sudah mengerti.
"Kalau sudah besar, cari suami yang kaya. Biar hidup kamu nanti nggak susah. Papi & mami kerja keras supaya kamu bisa hidup dengan nyaman. Kalau dapat pacar yang nggak kaya, tinggalin aja. Papi & Mami nggak mau kamu malah hidup susah pas udah dewasa."
Well, walau konten ini dibuat hanya untuk bercanda (karena pada scene selanjutnya, sang ibu justru berkomentar bahwa seharusnya wanita harus bisa mandiri secara finansial dan tidak harus bergantung pada suaminya), ternyata cukup membuat saya untuk berintrospeksi.
Sudahkah saya mandiri secara finansial?
Sedikit flashback ke masa kecil saya di tahun 90an (duh, ketahuan deh saya umur berapa!), boleh dibilang keluarga saya bukan termasuk golongan berada, namun bukan pula keluarga yang serba kekurangan.
Penghasilan orangtua saya waktu itu mungkin tidak besar-besar amat, namun masih cukup untuk kebutuhan sehari-hari, biaya sekolah saya dan adik saya, dan liburan sesekali.
Meski demikian, saya tidak punya privilege seperti teman saya lainnya yang bisa minta dibelikan barang-barang yang sedang hits di kalangan anak-anak pada zaman itu.
Saya dan adik tidak berani untuk minta dibelikan ini dan itu karena kami tahu keterbatasan keuangan orangtua kami. Kalaupun ada barang tertentu yang kami inginkan, kami harus menyisihkan uang jajan selama beberapa waktu untuk bisa membeli barang tersebut.
Well, pengalaman masa kecil itu membuat saya sadar betul bahwa kelak saya harus bisa mandiri secara finansial supaya tidak perlu bergantung pada orang lain. Saya harus bisa memperoleh taraf kehidupan yang lebih baik di masa depan.
Why Women should Financially Independent?