4. Jangan terlalu khawatir dengan kritik/reaksi pembaca
Seperti yang sudah saya singgung sebelumnya, overthinking hanya akan menuntun kita pada jalan buntu karena kita terlalu khawatir akan dikritik pembaca atau netizen. Bagaimanapun, tidak mungkin semua orang akan sepakat dengan isi tulisan kita. Jadi kita juga tidak perlu terlalu ngotot menghasilkan tulisan yang bisa disukai oleh semua orang.
Saat menulis artikel, biasanya saya tidak mau buru-buru untuk mem-publish. Sambil menyunting, saya coba membaca ulang apakah masih ada hal-hal yang terlalu sensitif di kalangan tertentu atau apakah masih ada hal-hal yang harus diklarifikasi lebih dulu. Jika merasa sudah cukup, baru deh di-publish. Cara ini cukup membantu saya mengurangi rasa khawatir tersebut.
5. Jangan membandingkan diri dengan penulis lain yang dianggap sukses
Sebenarnya sah-sah saja membandingkan diri dengan penulis lain jika tujuannya adalah sebagai motivasi dalam arti positif. Tapi terlalu sering membandingkan diri dengan penulis lain, tanpa disadari hanya akan membuat kita tidak percaya diri. Sah-sah saja kita mencontoh gaya penulis lain saat kita masih pemula. Tapi percayalah setiap penulis memiliki gayanya sendiri. Jika kita terus berlatih, lambat laun kita akan menemukan gaya akita sendiri.
Ya ampun, curcol saya panjang juga yah. Jadi kira-kira seperti itulah refleksi saya beberapa bulan terakhir soal tulis-menulis. Semoga kedepannya saya (dan mungkin teman-teman Kompasianer lainnya) tidak sering-sering terkena Writer's Block ya.
Cherio!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H