Mohon tunggu...
Irmina Gultom
Irmina Gultom Mohon Tunggu... Apoteker - Apoteker

Pharmacy and Health, Books, Travel, Cultures | Author of What You Need to Know for Being Pharmacy Student (Elex Media Komputindo, 2021) | Best in Specific Interest Nominee 2021 | UTA 45 Jakarta | IG: irmina_gultom

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Refleksi Kala Writer's Block Menyerang

22 Mei 2023   07:00 Diperbarui: 22 Mei 2023   14:27 942
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mengalami Writer's Block memang suatu hal yang wajar dalam dunia tulis menulis. Tapi bagi kita yang gemar menulis, tentu tidak ingin membiarkan kita terus-terusan terjebak dalam momok ini kan? Bagi saya menulis merupakan salah satu upaya self-therapy untuk menghindari stres. Tapi jangan sampai tidak bisa menulis gara-gara Writer's Block malah jadi membuat kita tambah stres dan hopeless.

Beberapa hal di bawah ini saya lakukan saat Writer's Block menyerang dan mungkin bisa dicoba oleh teman-teman yang mengalami hal yang sama dengan saya:

1. Get Some Rest

Ya, Writer's Block bisa jadi salah satu sinyal bagi kita untuk beristirahat sejenak. Saat tidak bisa menulis, jangan terlalu memaksakan diri untuk menulis. 

Coba ambil jeda dan cari kegiatan lain yang kita sukai. Misalnya jalan-jalan, hang out dengan teman, baca buku, nonton film, berkebun, mencoba resep masakan baru, main game, atau kalau ada konser, ikutan ticket war sekalian! Hal-hal ini akan membangkitkan kembali mood kita dan syukur-syukur memberi kita ide baru untuk ditulis.

2. Menulis Jurnal Harian

Ketika kita ingin mencoba kembali menulis setelah lama vakum, pasti sedikit banyak merasakan kesulitan saat memulainya. Jadi meskipun kita sedang mengambil jeda menulis, ada baiknya kita tetap berlatih menulis. Misalnya dengan menulis jurnal harian.

Walaupun intinya sama, menulis jurnal harian sedikit berbeda dengan dengan menulis konten/blog/buku. Jika menulis konten/blog/ buku bertujuan agar dibaca orang lain (konsumsi publik), menulis jurnal harian tujuannya untuk konsumsi pribadi. Jadi tidak banyak aturan yang harus diperhatikan, bebas ingin menulis apa, bebas ingin berpendapat apa, bahkan bebas menggunakan tata bahasa yang amburadul sekalipun. Dengan demikian ketika kita siap untuk kembali menulis, kita tidak terlalu kesulitan untuk memulainya.

3. Menetapkan Mindset / Niat Saat Menulis

Saat hendak mencoba kembali menulis, ada baiknya kita menetapkan mindset dalam diri kita. Terlepas dari apapun tujuan kita dalam menulis (komersial atau sharing), saya percaya seorang penulis sejati pastilah ingin agar tulisannya bermanfaat bagi orang lain.

Jadi kembali lagi ke niat kita saat hendak menulis. Jangan semata-mata ingin jualan atau berbagi pendapat pribadi semata, atau bahkan menggiring opini. Jangan pula terpaku pada target jumlah tulisan yang dihasilkan selama periode tertentu. Target seperti ini akan membuat kita merasa terbebani dan stres sendiri. Namun jika niat kita adalah berbagi informasi dan wawasan, pastilah kita akan lebih tenang dan lancar dalam menulis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun