Tidak sesuai yang disini bisa karena salah penggunaan (misuse) atau penggunaan berlebih (overuse). Salah penggunaan misalnya ketika seseorang sakit flu, dia malah minum antibiotik, padahal flu disebabkan oleh infeksi virus.
Sedangkan penggunaan berlebih (overuse) bisa terjadi ketika seseorang terus menerus mengkonsumsi antibiotik dalam jangka waktu yang lama karena penyakitnya tak kunjung sembuh, padahal penggunaan antibiotik umumnya hanya 3 hingga 7 hari.
Lain cerita jika pasien terinfeksi TBC loh ya. Jika sakit tak kunjung sembuh, sebaiknya pasien menghubungi dokter untuk meminta penggantian jenis antibiotik atau terapi pengganti lainnya.
Selain karena penggunaan antimikroba yang tidak tepat, faktor ketidakpatuhan pasien juga bisa menjadi salah satu penyebab risiko resistensi antimikroba.
Misal ketika seharusnya pasien menggunakan antibiotiknya selama 5 hari, kemudian ia menghentikan pengobatannya dihari ketiga karena merasa sudah sembuh dan tidak ada gejala. Atau ketika pasien TBC tidak patuh meminum antibiotiknya setiap hari.
Hal ini akan menyebabkan mikroba tidak mati dengan tuntas, melainkan menyesuaikan diri dengan 'serangan' antimikroba tersebut. Risiko AMR akan semakin tinggi jika hal tersebut terjadi berulang.
Residu Antibiotik pada Hewan
Pernah dengar bahwa penggunaan antibiotik tertentu pada pakan hewan unggas seperti ayam dapat meningkatkan pertumbuhan? Pemberian Antibiotic Growth Promotor (AGP) ini dulunya bertujuan untuk mengelimir bakteri pada saluran pencernaan hewan, supaya hewan dapat tumbuh dengan baik dan memperoleh bobot yang lebih besar.
Namun pada akhirnya penggunaan AGP ini seringkali tidak terkontrol dan menyebabkan menumpuknya residu antibiotik pada tubuh ayam. Akibatnya ketika ayam-ayam tersebut dikonsumsi oleh manusia, maka manusia akan ikut terpapar residu antibiotik dan berisiko menyebabkan resistensi antibiotik.
Apa yang selanjutnya terjadi? Resistensi antibiotik akan menyebar lebih luas dan menyebabkan antiobiotik tertentu tidak lagi bisa efektif dalam mengobati penyakit infeksi pada manusia. Ngeri ya?
Layanan Kesehatan yang Tidak Memadai
Tidak bisa dipungkiri bahwa ketersediaan layanan kesehatan saat ini masih belum memadai dan merata di wilayah-wilayah tertentu. Jangan dulu bicara ke negara-negara miskin dan penuh konflik.
Di Indonesia sendiri layanan kesehatan maupun akses terhadap obat-obatan masih belum merata. Entah karena jarak yang jauh, akses transportasi yang tidak memadai, hingga kurangnya ketersediaan tenaga kesehatan dan fasilitas pelayanan kesehatan.