Sejalan dengan alasan pertama tadi, menikah dengan orang asing dan menetap di luar negeri dianggap menjadi kebanggaan tersendiri bagi para wanita yang bersedia menjadi pengantin pesanan, karena dianggap dapat meningkatkan status sosial mereka. Dan herannya, tidak sedikit orangtua yang mendukung cara ini.
5. Cerita-Cerita dari Mereka yang Berhasil
Para wanita ini tentunya diiming-imingi dengan kisah-kisah sukses dari para pendahulunya yang telah menikahi warga asing sejak lama dan berhasil mengumpulkan harta kekayaan serta mengirimkan sejumlah uang kepada sanak sudara setiap bulan.
Moral Cerita
Dari kisah Sinta pada novel di atas dan beberapa ulasan dari beberapa sumber yang saya baca, setidaknya ada beberapa pesan moral yang bisa saya petik:
1. Pentingnya pendidikan
Siapa bilang wanita tidak perlu pendidikan tinggi bila ujung-ujungnya menjadi ibu rumah tangga? Seperti yang sudah diuraikan di atas, betapa pentingnya pendidikan supaya kita tidak mudah dibodohi oleh orang lain. Pendidikan memang terbilang mahal, namun ilmu yang kita peroleh dapat mengubah cara pandang kita dalam menjalani hidup dan setidaknya dapat menjadi bekal bagi kita untuk bertahan di masa depan.
2. Wanita harus bisa tegas, mandiri, dan realistis
Karakter Sinta dalam novel menampilkan sosok wanita yang mandiri dan realistis, meski dalam beberapa hal ia tidak bisa tegas sehingga kerap diam kala tertindas. Lagi-lagi hal itu sedikit banyak dipengaruhi oleh pemahaman patriarki yang diperolehnya sejak kecil.
Selain pendidikan, di era modern sekarang ini sudah selayaknya wanita harus bisa mandiri dan tidak terlalu bergantung pada pasangannya. Dalam berumah tangga, ketegasan, kemandirian, dan pandangan realistis sangat perlu dimiliki seorang wanita supaya ia bisa ikut mendukung suaminya dan mempertahankan rumah tangganya dengan baik. Pun bila terjadi sesuatu pada pasangannya, seorang wanita tetap bisa bertahan.
3. Seorang suami sebagai kepala keluarga sudah seharusnya mengutamakan istri dan anaknya