Mohon tunggu...
Irmina Gultom
Irmina Gultom Mohon Tunggu... Apoteker - Apoteker

Pharmacy and Health, Books, Travel, Cultures | Author of What You Need to Know for Being Pharmacy Student (Elex Media Komputindo, 2021) | Best in Specific Interest Nominee 2021 | UTA 45 Jakarta | IG: irmina_gultom

Selanjutnya

Tutup

Beauty Artikel Utama

Saat Wewangian Menjadi Signature Seseorang

22 Juli 2022   08:00 Diperbarui: 22 Juli 2022   13:48 1286
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi parfum (Sumber: Camille Paralisan via unsplash.com)

"Weh, Irma udah dateng tuh." Sempat merasa heran, saya mendengar suara teman saya dari dalam ruang BEM fakultas, padahal saya belum juga masuk ke ruangan itu. Memang pintunya agak sedikit terbuka, tapi posisinya tidak memungkinkan bisa melihat ke arah luar.

Sambil meletakkan tas saya bertanya, "Kok lo tahu gue udah dateng?"

"Iyalah, wanginya udah kecium!" balas teman saya cepat.

"S*al, emang gue kunti!"

Cuplikan momen di atas menunjukkan bahwa wewangian bisa menjadi sebuah identitas bagi seseorang. 

Ketika wewangian sudah menjadi signature, seseorang bisa dikenali hanya dari bau yang tercium oleh orang di sekitarnya. Bahkan ketika kita tidak ada di hadapan mereka pun, wewangian yang sama bisa mengingatkan orang lain akan kita. Kayak nyium wangi jaket mantan yang ketinggalan di rumah gitu deh. Bikin perasaan kesal tapi kangen muncul kembali, macam lagu Antara Benci dan Rindu-nya Ratih Purwasih. Ciyeeee...

Bicara tentang wewangian, siapa sih yang tidak suka? 

Pria, wanita, tua, muda, boleh dibilang pasti pernah menggunakannya. Wanginya apa ya tergantung selera. Ada yang suka wangi strong yang bisa tercium sampai ujung jalan, ada juga yang suka wangi soft yang bikin relaks. Dan yang pasti, wewangian bisa membantu meningkatkan rasa percaya diri seseorang.

Perkembangan Wewangian

Penggunaan wewangian nyatanya sudah berlangsung sejak zaman Mesir kuno, kerajaan Roma, Mesopotamia, Persia, hingga Cina. 

Biasanya, wewangian ini digunakan untuk perawatan tubuh, sebagai simbol kaum ningrat, hingga pelengkap upacara. Yah, tidak beda jauh dengan penggunaan di zaman modern sih.

Pada saat itu bahan-bahan wewangian umumnya diambil dari bagian-bagian tumbuhan seperti daun, bunga, kulit batang, biji, dan lainnya. Bahan-bahan ini melalui serangkaian proses (ekstraksi) untuk memperoleh aroma yang diinginkan.

Setelah teknologi semakin canggih, sumber wewangian tidak hanya dari bahan alami saja, tapi juga bisa sintetis (dibuat di laboratorium). 

Bahan wewangian sintetis bisa dibuat identik (memiliki rumus molekul yang sama) dengan aroma dari bahan wewangian alami, atau bisa juga dibuat secara khusus untuk menghasilkan aroma baru.

Oleh sebab itu tak heran para penggemar wewangian semakin dimanja dengan kehadiran berbagai macam aroma yang dianggap bisa merepresentasikan kepribadian dan gaya hidup mereka.

Selain itu produsen wewangian juga terus berlomba-lomba berinovasi untuk menarik minat pasar. Mulai dari kombinasi aroma, cara penggunaan (spray, tetes, atau oles), penggunaan nama/brand yang unik (misal Dior Poison), presentasi botol yang eye catching (misal Carolina Herera Good Girl, Anna Sui Flight of Fancy; Estee Lauder Golden Pineapple; Viktor & Rolf Bonbon), hingga bekerja sama dengan public figure sebagai brand ambassador. 

Belakangan para public figure tersebut tidak hanya menjadi brand ambassador, tapi juga merilis produk parfum mereka sendiri. Sebut saja Lady Gaga, Rihanna, Katy Perry, hingga Christiano Ronaldo. Nama besar mereka tentu akan mendompleng penjualan produk.

Contoh botol parfum berbentuk unik (diolah dari berbagai sumber)
Contoh botol parfum berbentuk unik (diolah dari berbagai sumber)

Komposisi Dasar dan Kategori Wewangian

Saat ini ada ribuan variasi bahan wewangian. Selain membutuhkan keahlian khusus dalam memformulasi wewangian, formulator juga harus memiliki pengetahuan dasar mengenai sifat-sifat fisika maupun kimia bahan-bahan yang digunakan, hingga interaksinya dengan bahan lain supaya dapat menghasilkan aroma yang diinginkan.

Komposisi dasar wewangian umumnya terdiri dari minyak esensial (essential oil), pelarut (misal alkohol denat), pengawet (misal methylparaben), dan pewarna. 

Berdasarkan konsentrasi bahan aromatik dan durasi ketahanannya, wewangian dibagi menjadi 5 kategori yaitu:

1. Perfume

Parfum memiliki komposisi bahan aromatik paling besar diantara wewangian lainnya yakni 15-30%. Dengan demikian wangi parfum juga bertahan paling lama yakni 6-8 jam setelah aplikasi. 

Oleh sebab itu pemakaiannya juga tidak berlu banyak-banyak. Bahkan umumnya hanya dioles atau disemprot sedikit pada bagian-bagian tubuh tertentu seperti belakang telinga, lipatan siku, maupun pergelangan tangan. Dari sisi harga, parfum juga umumnya lebih mahal dibandingkan jenis wewangian lainnya.

2. Eau de Perfume

Eau de Perfume memiliki komposisi bahan aromatik sekitar 7-15% dengan durasi ketahanan wangi hingga 4-5 jam.

3. Eau de Toilette

Di bawah Eau de Perfume, ada Eau de Toilette dengan komposisi bahan aromatik 4-10%. Ketahanan wewangian jenis ini tidak terlalu lama yakni sekitar 2-3 jam saja.

4. Eau de Cologne

Sementara itu Eau de Cologne hanya memiliki komposisi bahan aromatik sekitar 2-5% dan hanya bertahan sekitar 2 jam. Umunya Eau de Cologne digunakan setelah mandi untuk memberi aroma segar.

5. Eau de Fraiche

Mungkin pembaca sekalian agak jarang mendengar jenis wewangian ini. Eau de Fraiche dikenal juga dengan Fresh Water.

Jenis wewangian ini memiliki komposisi bahan aromatik paling sedikit di antara wewangian lainnya yakni kurang dari 2% saja, sehingga ketahanan wanginya juga hanya sebentar yakni 2 jam atau kurang. Dan sudah pasti harga Eau de Fraiche juga paling murah di antara lainnya.

Dari sisi komposisi, bahan yang menentukan mahal atau murahnya harga wewangian adalah bahan aromatik (minyak esensial) yang digunakan. 

Untuk memperoleh 5 ml minyak esensial alami, bisa jadi diperlukan berkilo-kilo bahan mentah (bunga/daun/kulit batang tumbuhan). Itulah mengapa harga parfum bisa lebih mahal dibandingkan jenis wewangian lainnya.

Fragrance Pyramid (Diolah dari Jurnal A Review on Perfumery)
Fragrance Pyramid (Diolah dari Jurnal A Review on Perfumery)

Aroma Wewangian

Dalam wewangian umumnya terdapat 3 lapisan (note) yakni top/head note (lapisan atas), middle/heart note (lapisan tengah), dan base note (lapisan dasar).

Top note merupakan aroma dan impresi pertama yang akan tercium setelah diaplikasikan dan akan tercium pada 15 menit pertama. 

Biasanya aroma top note bersifat paling ringan dan lebih cepat menguap. Contoh yang populer misalnya aroma bunga (lavender, mawar, melati) dan buah (jeruk, apel).

Aroma middle note umumnya akan tercium setelah aroma top note menguap dan bertahan lebih lama yakni 20-60 menit. 

Aroma middle note umumnya merupakan kombinasi aroma fruity (seperti stroberi, kelapa, pir) dan bunga (seperti mawar, melati, lili) dengan aroma yang lebih eksotis seperti kayu manis, tembakau, dan lainnya.

Sedangkan base note merupakan lapisan aroma dasar dan umumnya akan bertahan 4-6 jam karena sifatnya yang tidak mudah menguap. 

Aroma base note umumnya memiliki karakter lebih kuat sehingga akan menjadi identitas dari parfum itu sendiri. Contoh aroma base note yang populer misalnya musk, sandalwood, vanila, amber, cedarwood, dan lainnya.

Dalam menggunakan jenis-jenis wewangian di atas, jangan lupa untuk tetap selektif yakni dengan membelinya dari tempat-tempat yang terjamin. 

Meski penggunaannya hanya di luar tubuh, bahan-bahan yang digunakan dalam wewangian juga harus aman untuk mencegah iritasi pada kulit. Pastikan pelarut yang digunakan juga aman dan tidak mengandung metanol karena dapat menyebabkan kebutaan pada mata.

Jadi kepingin tahu, dari kelima jenis wewangian di atas, kamu paling suka pakai yang mana? Atau adakah note wewangian tertentu yang paling menggambarkan pribadimu? Share di kolom komentar ya!

Referensi:

US FDA 

M.D Nehal Ahmed, Shaik Naziya, Kathula Supriya, Syed Ammar Ahmed, Guntoju Kalyani, Siga Ganeshwari, Dr,KNV Rao, Dr.K. Rajeshwar Dutt. A Review on Perfumery. World J Pharm Sci 2019; 7(4): 56-68.

Peraturan BPOM No 34 tahun 2013

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Beauty Selengkapnya
Lihat Beauty Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun