Mungkin bisa dimulai dengan membangun desa wisata yang mengangkat budaya otentik setempat seperti halnya di Huta Siallagan atau Lumban Suhi-Suhi.
Lalu pengadaan akomodasi bagi turis-turis yang datang. Tidak perlu yang mewah, yang penting nyaman. Atau bisa juga berupa homestay yang menawarkan aktivitas dengan masyarakat lokal seperti bercocok tanam, menggembalakan ternak, memancing di danau, memasak hidangan khas suku Batak, belajar bahasa Batak atau tari tortor, berjualan di pekan (pasar), membuat kerajinan khas Batak, hingga ikut menghadiri acara adat tertentu yang diselenggarakan masyarakat setempat.
Cara ini tidak hanya bisa menaikkan pamor desa dan perkembangan ekonominya, tapi juga memperkenalkan budaya setempat kepada masyarakat luar daerah maupun luar negeri.
Tapi tentunya, masyarakat setempat harus lebih dulu dibekali dengan bagaimana cara memberikan pelayanan (hospitality) yang baik. Karena biarpun tempatnya bagus tapi tidak ada keramahan dari masyarakatnya, sama saja bohong kan?
Saya kira hospitality merupakan hal yang penting dalam industri pariwisata. Apalagi Danau Toba termasuk Destinasi Super Prioritas (DSP Toba). Jadi orang tidak akan ragu untuk MICE di Indonesia aja.
Yah, siapa tahu ide ini suatu saat nanti bisa terwujud. Siapa tahu, ada kaum muda atau mungkin para perantauan asal Onan Runggu di luar sana yang tergerak hatinya untuk mengembangkan Onan Runggu supaya bisa seperti desa-desa lainnya yang lebih dulu berkembang?
Jika suatu saat ada kesempatan, saya pun inginnya bisa berkontribusi di Onan Runggu dalam hal fasilitas pelayanan kesehatan, karena saya lihat akses masyarakat setempat untuk memperoleh obat-obatan masih lumayan terbatas. Ya itupun jika Tuhan berkenan dan semesta mendukung. Boleh dong berandai-andai? Hehe..
Well, sekian cerita saya tentang Onan Runggu. Siapa tahu pembaca sekalian ada kesempatan singgah atau lewat desa ini suatu saat. Jadi gak buta-buta amat soal tempat ini.
Dan suatu hari, mungkin tulisan ini pun bisa membangkitkan kenangan saya tentang desa di tepi Danau Toba ini. Karena kemanapun kupergi, Onan Runggu kan kurindu.