Setidaknya untuk saat ini Covid-19 juga memiliki gejala yang mirip-mirip dengan flu dan selesma. Demam, sakit tenggorokan, batuk, kelelahan, sakit kepala, hilangnya indera pembau dan pengecap, kesulitan bernafas. Dan untuk memastikannya dapat dilakukan tes Antigen dan/atau PCR agar penderita segera memperoleh penanganan yang tepat.
Cerdas Memilih dan Mengkonsumsi Obat Flu
Perlu diingat bahwa ketiga penyakit ini disebabkan oleh virus, oleh sebab itu terapi obat yang digunakan seharusnya adalah antivirus, dan bukan antibiotik.Â
Mengapa saya singgung antibiotik di sini? Karena nyatanya masih ada sebagian masyarakat yang menganggap flu dapat diobati dengan antibiotik.Â
Antibiotik bisa diberikan jika memang ada indikasi infeksi bakteri sebagai penyakit penyerta. Penggunaan antibiotik secara sembarangan dapat berpotensi menimbulkan resistensi antibiotik.Â
Resistensi antibiotik hanya akan berujung pada kerugian bagi pasien seperti pengobatan yang lebih lama dan sulit karena membutuhkan antibiotik jenis lain yang lebih kuat dan cost yang lebih besar. Dan sama halnya dengan antibiotik, penggunaan antivirus juga harus sesuai diagnosa supaya terapinya tepat.
Baca juga:Â Jangan Anggap Remeh Resistensi Antibiotik!
Sebetulnya penyakit flu dapat sembuh dengan sendirinya tanpa menggunakan obat, yakni dengan meningkatkan imunitas (daya tahan tubuh) melalui istirahat yang cukup, asupan gizi seimbang, konsumsi buah dan vitamin, serta banyak minum air putih.
Tapi seringnya aktivitas rutin kita jadi terganggu akibat gejala-gejala flu ini. Jadi jika cara di atas tidak berhasil, kita dapat melakukan terapi obat dengan berswamedikasi.
Baca juga:Â Mengenal Penggolongan Obat Itu Penting Lho!
Obat-obat yang dapat digunakan untuk meredakan gejala flu biasanya dapat dibeli secara bebas. Tapi yang perlu diingat adalah biasanya obat-obat flu merupakan kombinasi dari beberapa zat aktif.Â