Mohon tunggu...
Irmina Gultom
Irmina Gultom Mohon Tunggu... Apoteker - Apoteker

Pharmacy and Health, Books, Travel, Cultures | Author of What You Need to Know for Being Pharmacy Student (Elex Media Komputindo, 2021) | Best in Specific Interest Nominee 2021 | UTA 45 Jakarta | IG: irmina_gultom

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Tiga Kondisi yang Dapat Dimaklumi Ketika Harus Rangkap Tugas

14 Agustus 2021   16:25 Diperbarui: 15 Agustus 2021   18:08 969
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi bekerja (Sumber: Jonas Leupe via unsplash.com)

Pergantian personel

Merangkap tugas juga sangat mungkin tidak bisa dihindari ketika ada pergantian personel dalam suatu perusahaan. Misal ada seorang karyawan yang resign, namun belum ada karyawan penggantinya. Bisa jadi rekan kerja lainnya mendapat limpahan rangkap tugas hingga karyawan yang baru datang.

Kondisi force majeure

Siapa yang sangka hampir dua tahun belakangan ini kita menjadi bagian dari sejarah, yakni pandemi Covid-19. Suatu kondisi penyebaran penyakit secara global yang membuat orang-orang yang terinfeksi harus beristirahat total di rumah selama berminggu-minggu, bahkan banyak juga yang meninggal dunia.

Ketika lonjakan kasus harian terjadi beberapa waktu yang lalu, tidak sedikit pekerja yang terjangkit terpaksa harus isolasi mandiri di rumah. Tentu akibatnya operasional perusahaan tidak dapat berjalan maksimal karena kurang personel. Mau tak mau rekan-rekannya yang lain harus mem-back up dengan merangkap tugas rekannya yang tidak bisa bekerja.

Dari tiga kondisi di atas, saya menyimpulkan bahwa rangkap tugas seharusnya bukan sesuatu yang permanen. Bagaimanapun bisnis adalah bisnis. 

Kompensasi atas setiap beban kerja pastinya sudah dihitung. Jadi jangan mau tenaga dan pikiran kita dieksploitasi perusahaan tanpa kompensasi yang seimbang.

Kerja keras boleh, tapi harus kerja cerdas. Jangan sampai jerih payah yang kita lakukan pada akhirnya membawa kita terbaring di rumah sakit. Meskipun karyawan adalah aset perusahaan, tapi kalau sudah tidak lagi menghasilkan, mereka tinggal mencari penggantinya bukan?

Cherio!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun