Kamadhatu diwakili oleh kaki candi. Kelima undakan di atasnya mewakili Rupadhatu yang kaya dengan hiasan dan ukiran. Sedangkan tiga batur bundar beserta stupa induknya melambangkan Arupadhatu yang tanpa hiasan atau ukiran.
Pada bagian Rupadhatu dan Arupadhatu, ada banyak arca Buddha yang bisa kita temui. Secara sekilas mungkin arca-arca tersebut terlihat sama, namun jika diperhatikan ada perbedaan pada sikap tangannya (mudra). Setiap arca yang menghadap arah yang sama (timur, barat, utara, selatan) memiliki mudra yang sama. Kecuali arca di langkan kelima dimana semua arca memiliki mudra yang sama ke manapun arca tersebut menghadap. Kelima macam mudra tersebut antara lain, Bhumispras-mudra, Abhaya-mudra, Dhyana-mudra, Wara-mudra, dan Dharmacakra-mudra.
Nah ya, saya tidak mau banyak-banyak spoiler. Intinya ada banyak informasi yang mungkin jarang diketahui orang tentang Candi Borobudur, ada dalam buku ini. Jadi lebih baik pembaca kepoin sendiri yah!
Bagi sebagian orang (termasuk saya), membaca buku sejarah kadang terasa membosankan. Tapi meski buku ini boleh dikatakan termasuk dalam genre sejarah, penulis telah menyajikan kisah dan sejumlah fakta mengenai Candi Borobudur dengan sangat apik, menarik, padat namun tidak bertele-tele.
Buku ini juga menyertakan beberapa ilustrasi yang kebanyakan berupa sketsa gambar. Ilustrasi-ilustrasi ini sangat membantu pembaca untuk membayangkan dan memahami penjelasan-penjelasan tertentu, misal mengenai struktur candi.
Dengan demikian ketika suatu saat pembaca mengunjungi Candi Borobudur, pembaca akan lebih mudah memahami ketika pemandu wisata menjelaskan mengenai sejarah, struktur, dan keindahan candi. Atau kalau suatu saat pembaca memiliki waktu yang santai untuk mengamati candi, boleh juga tuh ikut cek dan ricek beberapa informasi yang kita peroleh dari buku ini. Misal soal arca dengan beberapa tipe mudra tadi, atau melihat Stupa Bhima yang terkenal, atau seperti apa bentuk 'The Unfinished Buddha' yang terkenal misterius itu.
Bahkan kalau pembaca sekalian menjadi pemandu wisata dadakan untuk anggota keluarga yang baru pertama kali mengunjungi Candi Borobudur, buku ini sangat membantu lho. Oleh sebab itu buku ini sangat cocok untuk dibaca oleh semua kalangan, mulai dari pelajar hingga dewasa.
Moral Cerita
Sebagai warga negara Indonesia, saya bangga kita memiliki Candi Borobudur. Ada banyak pelajaran yang bisa kita petik dari hadirnya situs bersejarah ini. Dengan membaca buku ini, kita menjadi lebih mengenal seluk-beluk Candi Borobudur, sehingga diharapkan kita dan generasi-generasi selanjutnya memiliki kesadaran diri untuk mencintai dan memelihara peninggalan bersejarah sebagai warisan umat manusia.
Selain itu, karena fokus utama buku ini adalah Candi Borobudur yang bernuansa agama Buddha, sedikit banyak pembaca juga mempelajari tentang sejarah agama Buddha di Indonesia. Dengan demikian, pembaca diharapkan memiliki toleransi terhadap keberagaman agama dan budaya yang ada di Indonesia.