Pembaca sekalian jangan mencontoh tindakan saya ya. Sesederhana apapun karya tulis kita, tetap harus disimpan karena itu adalah hasil kreativitas dan pemikiran kita.
Ketika saya masuk SMA, saya mulai tidak aktif menulis lagi hingga saya selesai kuliah. Saat bergabung pertama kali di Kompasiana pun saya sempat vakum menulis.Â
Beruntungnya saya karena akhirnya memutuskan untuk kembali menekuni dunia tulis-menulis dengan aktif berkontribusi di Kompasiana. Apresiasi dari Kompasianer membuat saya menyadari bahwa saya memang memiliki passion dalam menulis.
Namun terlepas dari itu semua, berikut adalah alasan mengapa saya betah menulis:
1. Self Therapy
Bagi saya, menulis adalah self therapy. Terkadang pekerjaan saya di dunia kefarmasian membuat kepala saya terasa penuh dan jenuh. Akumulasi ini bisa memicu saya stres. Nah, aktivitas menulis mampu membantu saya meredakan stres. Kok bisa?
Saat menulis biasanya saya mengambil topik-topik yang saya kuasai atau menarik perhatian saya. Dengan demikian saya bisa menikmati prosesnya karena isi pikiran saya bisa mengalir keluar dengan lancar melalui jemari-jemari saya. Apalagi jika tulisan tersebut memperoleh apresiasi, happy banget rasanya.
Selain menulis di Kompasiana, hingga saat ini saya juga masih menulis jurnal harian. Yah, meski tidak rutin karena hanya pada saat momen tertentu saja. Terutama ketika saya sedang sedih, senang, atau mengalami peristiwa-peristiwa penting yang saya alami.Â
Menulis jurnal harian sedikit banyak bisa mengembalikan mood saya agar lebih baik, disamping manfaat lainnya seperti yang sudah pernah saya tulis sebelumnya.
Baca juga: Mengabadikan Riwayat Hidup Lewat Jurnal Harian
2. Menambah Wawasan
Saya akui akan lebih mudah menulis jika topiknya saya kuasai. Karena saya seorang apoteker, saya lumayan sering menulis artikel mengenai obat-obatan atau seputar dunia kefarmasian. Selain itu saya juga suka menulis tentang topik lain. Misalnya lifestyle dan worklife (karena pekerjaan yang saya jalani); juga traveling, budaya lokal, dan literasi (karena saya punya minat mengenai hal-hal tersebut).
Meski demikian, tidak menutup kemungkinan juga bagi saya untuk menulis tentang topik-topik di luar yang saya kuasai atau minati. Misalnya ekonomi dan keuangan, teknologi, lingkungan hidup, dan lainnya.