Mohon tunggu...
Irmina Gultom
Irmina Gultom Mohon Tunggu... Apoteker - Apoteker

Pharmacy and Health, Books, Travel, Cultures | Author of What You Need to Know for Being Pharmacy Student (Elex Media Komputindo, 2021) | Best in Specific Interest Nominee 2021 | UTA 45 Jakarta | IG: irmina_gultom

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Guys, Ingat Jangan Repot-repot Share Ini di Medsos Ya!

1 Mei 2021   14:51 Diperbarui: 19 Mei 2021   11:24 1036
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi oleh Austin Distel via unsplash.com

"Si*l banget, si A pasti nyuri ide desain dari story gue nih. Padahal gue lagi proses finalisasi. Liat tuh, konsep dasarnya mirip banget sama punya gue. Kalau gue terusin desain gue sekarang, pasti dosen ngira gue jiplak karya dia. Jadi nyesel deh gue bikin story itu kemarin."

Milenial zaman sekarang biasanya tidak pernah bisa lepas dari media sosial. Foto, status, story, cuitan menjadi media untuk menunjukkan apa yang mereka punya, lihat, dengar dan rasakan. Entah tujuannya memang untuk berbagi inspirasi atau memang untuk pamer, mencari simpati hingga memperoleh pengakuan.

Media sosial pun seakan sudah menjadi wadah untuk menuangkan itu semua. Demi menarik banyak perhatian dan memperoleh banyak "jempol" maupun "hati", mereka berlomba-lomba membagikan konten yang sekiranya menarik dan disukai oleh para followers-nya. Tapi terkadang tanpa disadari informasi yang mereka bagikan justru adalah hal-hal yang sifatnya pribadi dan seharusnya tidak menjadi konsumsi publik.

Informasi-informasi pribadi yang disebarkan melalui media sosial bisa menjadi sasaran empuk untuk disalahgunakan oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Tentunya untuk memberikan keuntungan pihak tertentu dan merugikan si pemilik informasi.

Masalahnya kita seringkali tidak menyadari dan yakin apakah semua akun yang menjadi teman atau followers kita di media sosial bisa dipercaya untuk tidak menyalahgunakan informasi apapun yang kita bagikan.

Coba pembaca bertanya pada diri sendiri, apakah kita mengenali semua akun yang menjadi teman atau followers kita?

Saya yakin tidak. Hellowww, kalau kita menseleksi teman dan followers yang hanya kita kenal, kapan kita bisa jadi artis medsos yang punya banyak followers, ya khannn? Pokoknya kalau ada permintaan pertemanan, langsung approve saja dulu. Kenal atau tidak urusan belakangan, yang penting followers-nya banyak. 

Kalau tiba-tiba salah satu followers yang tidak dikenali berbuat onar, tinggal putuskan pertemanan dan block. Simpel kan? Tapi ketika itu terjadi, kita sudah terlanjur mengalami kerugian. Mulai dari membuat kita merasa resah dan tidak nyaman, pencemaran nama baik, hingga penipuan. Mau?

Jadi, apa saja sih informasi pribadi yang sebaiknya tidak usah repot-repot kita bagikan ke media sosial?

ID Card

Ini sih udah pasti yah. Menurut saya kurang kerjaan banget mereka yang membagikan informasi semacam ini. ID Card yang dimaksud bisa berupa KTP, paspor, atau ID karyawan. Mungkin maksudnya mau berbagi kebahagiaan karena dia baru saja buat KTP elektronik yang kebetulan sudah tertunda berbulan-bulan karena blanko-nya habis, atau baru buat paspor pertama kalinya karena mau jalan-jalan ke luar negeri, atau dia baru saja diterima bekerja di sebuah perusahaan yang prestisius setelah mengalahkan ribuan pelamar. Tapi ingat, semua data yang ada di sana bisa disalahgunakan dan berbalik merugikan kita.

Boarding Pass

Sekali lagi berkat jaringan internet dan kecanggihan gadget, kini traveling sudah menjadi suatu hal yang mudah untuk dilakukan oleh siapa saja. Mau gaya full service traveling nan fancy, atau gaya backpacker yang simpel, semua bisa. Tinggal disesuaikan dengan budget yang kita punya.

Nah salah satu kebiasaan milenials saat traveling adalah membagikan foto boarding pass-nya di media sosial. Biasanya sih kalau mereka menggunakan maskapai bintang lima full service dengan destinasi luar negeri. Apalagi kalau pakai kelas bisnis. Semua ini dilakukan dengan harapan banyak teman dan followers mereka yang memberi like dan berkomentar "Ih enaknya, bisa jalan-jalan terus" atau "Susah ya, anak sultan mah bebas bisa kemana aja dan kapan aja" hingga "Wahh, mau ke ..... ya. Jastip dong. Oleh-oleh juga kalo bisa".

Tapi tahukah kamu kalau informasi yang ada di boarding pass bisa disalahgunakan oleh orang lain jika sembarangan di-post di medsos. Nama maskapai dan nomor penerbangan, nama dan tanggal lahir, bisa digunakan untuk meretas data dan sistem. Ketika hal itu terjadi, bukan tidak mungkin saat kamu mau masuk ke ruang tunggu, kamu ditolak karena rupanya datamu sudah diganti dengan nama orang lain. Males kan?

Uang atau Harta

Nah ini juga. Pembaca sekalian ingat bahwa dulu ada seorang artis yang memamerkan saldo rekeningnya di ATM? Bukan lewat medsos sih, tapi langsung di televisi. Entah apa maksudnya. Membagikan informasi kekayaan seperti saldo rekening, berbagai macam kartu kredit, barang-barang mewah yang dimiliki seperti tas branded, perhiasan, mobil dan lainnya, tidak ada manfaatnya sama sekali. 

Kecuali dia calon presiden sih ya, yang memang harus terbuka mengenai kekayaan yang dimiliki. Kalau macam artis dan sosialita gimana? Ya intinya kembali kepada masing-masing pribadi sih. Hal-hal semacam ini justru bisa mengundang orang lain untuk berniat jahat, misalnya perampokan.

Anak Kecil & Identitas

Mungkin maksudnya ingin mengumumkan kelahiran atau membagikan tingkah anak kecil yang lucu. Tapi sebaiknya kita tidak perlu terlalu royal dalam mengekspos foto anak kecil. Apalagi identitasnya. Hal ini berpotensi mengundang bullying, hingga tindakan penculikan, pedofilia dan perdagangan manusia (human trafficking). Serem kan?

Bukan tidak mungkin ketika pengawasan orangtua sedang lengah, mereka yang tidak bertanggung jawab mampu menarik perhatian anak kecil untuk diajak pergi (penculikan), karena mengetahui namanya dari informasi yang kita bagikan di media sosial.

Pekerjaan yang Belum Selesai

Pekerjaan yang saya maksud disini lebih terkait ke pekerjaan-pekerjaan yang mengandalkan ide dan kreativitas pemiliknya. Misal seni desain termasuk fesyen, interior atau eksterior, dan dekorasi. Selain itu ide berupa konsep tulisan baik artikel maupun buku, strategi pemasaran dan lain sebagainya juga sebaiknya tidak usah di-share jika belum benar-benar rampung.

Sekadar sharing, saya sering membaca artikel yang ditulis beberapa Kompasianer (termasuk saya) sering ditayangkan ulang tanpa izin oleh pihak lain. 

Nah ini membuktikan bahwa karya-karya yang sudah selesai saja rawan plagiarisme, apalagi yang belum rampung? Saya percaya ide dan kreatifitas itu mahal harganya. Jangan sampai orang lain mencuri ide atau konsep dasar yang sudah kita pikirkan dengan susah payah.

Foto

Oke, kalau yang satu ini agak susah sih ya. Masalahnya sudah ada salah satu media sosial yang mengedepankan sharing foto sebagai konten utamanya. Tapi perlu diingat, meskipun kita sudah membuat peringatan untuk tidak membagikan foto yang telah kita upload secara sembarangan tanpa mencantumkan sumber/credit, bukan tidak mungkin loh foto kita tidak dicuri. Apalagi kalau foto kita tidak mencantumkan tanda copyright.

Sah-sah saja membagikan foto yang kita jepret selama tujuannya positif. Tapi apabila foto tersebut dianggap berpotensi untuk disalahgunakan, jika memungkinkan coba masukkan watermark pada foto sebagai identitas foto tersebut. 

Jadi jika ada pihak lain yang menyalahgunakan foto tersebut tanpa sepengetahuan kita untuk kepentingan lain yang merugikan kita, paling tidak kita sudah memiliki dasar untuk menuntut hak kita.

Well, ini semua hanya anjuran semata. Pada intinya kembali lagi pada keputusan masing-masing. Namun sebelum menekan tombol 'post', ada baiknya kita lebih dulu memahami konsekuensinya supaya jangan ada dusta di antara kita. Eh salah, maksudnya sesal di kemudian hari.

Cherio!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun