Pusing ya? Tenang, dalam artikel ini saya tidak akan membahas interaksi antar-obat karena ada luar biasa banyak dan pastinya satu artikel ini tidak akan cukup untuk membahas keseluruhannya.Â
Nah, berhubung kita sebagai manusia yang pasti membutuhkan makan dan minum setiap hari, rasanya akan lebih menarik dan mudah diingat apabila kita mengetahui kira-kira makanan dan minuman  yang dapat berinteraksi dengan obat-obatan. Betul gak?
Makanan dan minuman yang berinteraksi dengan obat
Sebelumnya saya perlu mengingatkan pembaca sekalian bahwa, interaksi obat dan makanan yang saya tulis di bawah ini hanya beberapa contoh dari interaksi yang paling umum terjadi.
Efek yang timbul pada setiap orang mungkin berbeda, karena faktor respon tubuh setiap orang terhadap obat juga berbeda. Jadi apa saja contoh makanan dan minuman yang dapat berinteraksi dengan obat?
Susu
Susu merupakan minuman yang kaya dengan kalsium sehingga baik untuk tulang. Namun demikian, susu dan produk turunannya seperti yogurt dan keju dapat berinteraksi dengan beberapa antibiotik golongan Quinolone (misalnya Ciprofloxacin), Tetrasiklin, dan Doksisiklin.
Kalsium dalam susu dapat mengikat antibiotik dan membentuk senyawa dengan molekul yang lebih besar yang sulit larut. Dengan demikian penyerapan antibiotik melalui usus dapat terganggu.Â
Jika penyerapan terganggu, maka antibiotik tidak bisa masuk ke dalam darah dan berikatan dengan reseptornya, sehingga efikasi/khasiat antibiotik tidak maksimal.
Jadi gak boleh minum susu dong kalau sedang minum antibiotik? Ya nggak juga. Supaya penyerapan antibiotik tetap maksimal, sebaiknya obat diminum sekitar 1 jam sebelum atau 2 jam sesudah minum susu. Gampang kan?
Selain itu seperti yang sudah saya singgung di awal, susu juga dapat menghambat pelepasan Bisacodyl (obat konstipasi) di usus besar, sehingga efek terapi tidak tercapai seperti yang saya alami.Â