Awal tahun 2021, entah kenapa saya tetiba sedikit flashback saat melihat rak buku saya di kamar. Kalau dipikir-pikir, belakangan ini ternyata saya mulai agak malas membaca. Buku baru yang saya beli sepanjang tahun 2020 bahkan tidak sampai sepuluh buku. Terlebih beberapa buku tersebut belum sempat dibaca, meski sudah saya buka plastiknya. Padahal waktu saya masih sekolah, saya sanggup membaca berjam-jam di akhir minggu atau di toko buku. Bahkan satu buku seri Harry Potter yang tebalnya ampun-ampunan bisa saya selesaikan dalam waktu dua hari. Suatu pencapaian yang luar biasa bagi usia remaja saat itu. Sebetulnya sih, karena memang itu buku pinjaman juga dan banyak teman-teman yang mengantre untuk meminjam. Jadi waktu membacanya juga dibatasi. Heheh..
Kesibukan pekerjaan yang saya alami belakangan ini boleh dibilang membuat saya sedikit sekali memiliki waktu luang untuk menikmati me time. Rasa lelah lebih menguasai saya daripada minat membaca buku. Jadi kalau sudah ada waktu luang sedikit, saya pakai untuk istirahat (baca: tidur), nonton film, atau bersih-bersih rumah. Pun kalau saya menyempatkan waktu untuk membaca di malam hari, belum sampai sepuluh halaman, kantuk sudah menyerang. Hadeuhhh!
Nah di tahun 2021 ini, saya berkomitmen untuk mengembalikan kembali semangat membaca saya yang sudah mulai luntur. Caranya gimana? Saya mulai dengan target 12 buku baru satu tahun, dengan asumsi saya harus membaca setidaknya satu buku baru setiap bulan. Dan tentunya saya juga harus menyediakan budget tambahan untuk beli buku baru. Hitung-hitung berkontribusi supaya bisnis toko buku tetap bertahan selama pandemi ini dan para penulis tetap bersemangat untuk menulis. Miris rasanya kalau seluruh toko buku terpaksa ditutup karena sudah tidak ada lagi peminatnya.
Nah, masalahnya saya suka bingung kalau mau membeli buku yang tepat karena saking banyaknya pilihan. Khawatir bukunya tidak sesuai ekspektasi saya, karena pastinya saya tidak ingin menyia-nyiakan dana yang sudah saya alokasikan. Maunya sih yang bisa bikin imajinasi saya melayang-layang, mampu menggugah emosi, nambah ilmu, dan pastinya tata bahasanya tidak membuat saya bingung. Ribet amat yah?
Well, saya punya beberapa cara dan pertimbangan yang saya jadikan alasan ketika akan membeli buku:
Judul dan Sinopsis Menarik
Hal pertama yang saya perhatikan saat memilih-milih buku pastinya judul dan sinopsis yang menarik. Ketika sebuah judul buku sudah menarik hati, maka berlanjut ke bagian sinopsis di bagian belakang sampul. Kira-kira inti ceritanya tentang apa. Adanya blurb juga membantu saya untuk mengambil keputusan. Buat yang masih asing dengan istilah ini, menurut kamus online Oxford, istilah 'blurb' didefinisikan sebagai a short description of a book, a new product, etc., written by the people who have produced it, that is intended to attract your attention and make you want to buy it.
Siapa Penulisnya?
Sejujurnya jika saya sudah mengenali si penulis (maksudnya bukan kenal betulan seperti teman gitu loh ya), saya tidak akan terlalu banyak pertimbangan. Tiap penulis tentu memiliki gaya bercerita dan gaya menulis yang khas. Jadi kalau saya merasa suka dengan buku yang ditulis oleh penulis tertentu, saya akan mencari buku lainnya dengan penulis yang sama.
Buku Populer / Best Seller
Menurut pengamatan saya, suatu buku bisa menjadi buku populer jika penulisnya memang sudah dikenal banyak orang, atau jika isinya mengangkat isu terkini dan relate bagi pembacanya, atau jika bahasanya menggunakan diksi yang indah dan menarik. Nah buku-buku populer ini biasanya akan lebih mudah mengundang perhatian calon pembeli macam saya ini.