Mohon tunggu...
Irmina Gultom
Irmina Gultom Mohon Tunggu... Apoteker - Apoteker

Pharmacy and Health, Books, Travel, Cultures | Author of What You Need to Know for Being Pharmacy Student (Elex Media Komputindo, 2021) | Best in Specific Interest Nominee 2021 | UTA 45 Jakarta | IG: irmina_gultom

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

6 Alasan Saya Saat Mau Membeli Buku

27 Maret 2021   11:16 Diperbarui: 27 Maret 2021   18:28 2723
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pose dengan Buku dari Penulis Favorit (Dokpri)

Awal tahun 2021, entah kenapa saya tetiba sedikit flashback saat melihat rak buku saya di kamar. Kalau dipikir-pikir, belakangan ini ternyata saya mulai agak malas membaca. Buku baru yang saya beli sepanjang tahun 2020 bahkan tidak sampai sepuluh buku. Terlebih beberapa buku tersebut belum sempat dibaca, meski sudah saya buka plastiknya. Padahal waktu saya masih sekolah, saya sanggup membaca berjam-jam di akhir minggu atau di toko buku. Bahkan satu buku seri Harry Potter yang tebalnya ampun-ampunan bisa saya selesaikan dalam waktu dua hari. Suatu pencapaian yang luar biasa bagi usia remaja saat itu. Sebetulnya sih, karena memang itu buku pinjaman juga dan banyak teman-teman yang mengantre untuk meminjam. Jadi waktu membacanya juga dibatasi. Heheh..

Kesibukan pekerjaan yang saya alami belakangan ini boleh dibilang membuat saya sedikit sekali memiliki waktu luang untuk menikmati me time. Rasa lelah lebih menguasai saya daripada minat membaca buku. Jadi kalau sudah ada waktu luang sedikit, saya pakai untuk istirahat (baca: tidur), nonton film, atau bersih-bersih rumah. Pun kalau saya menyempatkan waktu untuk membaca di malam hari, belum sampai sepuluh halaman, kantuk sudah menyerang. Hadeuhhh!

Nah di tahun 2021 ini, saya berkomitmen untuk mengembalikan kembali semangat membaca saya yang sudah mulai luntur. Caranya gimana? Saya mulai dengan target 12 buku baru satu tahun, dengan asumsi saya harus membaca setidaknya satu buku baru setiap bulan. Dan tentunya saya juga harus menyediakan budget tambahan untuk beli buku baru. Hitung-hitung berkontribusi supaya bisnis toko buku tetap bertahan selama pandemi ini dan para penulis tetap bersemangat untuk menulis. Miris rasanya kalau seluruh toko buku terpaksa ditutup karena sudah tidak ada lagi peminatnya.

Nah, masalahnya saya suka bingung kalau mau membeli buku yang tepat karena saking banyaknya pilihan. Khawatir bukunya tidak sesuai ekspektasi saya, karena pastinya saya tidak ingin menyia-nyiakan dana yang sudah saya alokasikan. Maunya sih yang bisa bikin imajinasi saya melayang-layang, mampu menggugah emosi, nambah ilmu, dan pastinya tata bahasanya tidak membuat saya bingung. Ribet amat yah?

Well, saya punya beberapa cara dan pertimbangan yang saya jadikan alasan ketika akan membeli buku:

Judul dan Sinopsis Menarik

Hal pertama yang saya perhatikan saat memilih-milih buku pastinya judul dan sinopsis yang menarik. Ketika sebuah judul buku sudah menarik hati, maka berlanjut ke bagian sinopsis di bagian belakang sampul. Kira-kira inti ceritanya tentang apa. Adanya blurb juga membantu saya untuk mengambil keputusan. Buat yang masih asing dengan istilah ini, menurut kamus online Oxford, istilah 'blurb' didefinisikan sebagai a short description of a book, a new product, etc., written by the people who have produced it, that is intended to attract your attention and make you want to buy it.

Siapa Penulisnya?

Sejujurnya jika saya sudah mengenali si penulis (maksudnya bukan kenal betulan seperti teman gitu loh ya), saya tidak akan terlalu banyak pertimbangan. Tiap penulis tentu memiliki gaya bercerita dan gaya menulis yang khas. Jadi kalau saya merasa suka dengan buku yang ditulis oleh penulis tertentu, saya akan mencari buku lainnya dengan penulis yang sama.

Buku Populer / Best Seller

Menurut pengamatan saya, suatu buku bisa menjadi buku populer jika penulisnya memang sudah dikenal banyak orang, atau jika isinya mengangkat isu terkini dan relate bagi pembacanya, atau jika bahasanya menggunakan diksi yang indah dan menarik. Nah buku-buku populer ini biasanya akan lebih mudah mengundang perhatian calon pembeli macam saya ini.

Sekarang ini di toko-toko buku offline maupun online, pasti sudah menyediakan area atau menu khusus yang memajang buku-buku populer dan best seller. Jadi kalau sedang tidak punya referensi judul buku tertentu, biasanya saya mulai mencari dari bagian ini.

Review atau Rating Tinggi

Meskipun saya termasuk orang yang suka membaca, sejujurnya saya tidak tergabung dalam komunitas tertentu. Jadi review mengenai suatu buku bisa saya dapatkan dari mana saja. Bisa dari website khusus yang membahas resensi atau blogger tertentu. Nah jika saya melihat review-nya cukup tinggi, barulah saya bisa yakin apakah itu memang buku yang saya inginkan.

Rekomendasi

Meski saya tidak mengikuti komunitas tertentu, saya memiliki beberapa teman (termasuk adik saya sendiri) yang sama-sama book geek seperti saya. Jadi kami saling merekomendasikan buku-buku yang pernah atau ingin kami baca. Seperti apa isinya, di mana membelinya, berapa harganya, dan informasi lainnya, termasuk sedang ada diskon atau tidak. Hihihih..

Cover Buku

Nah kalau saya tak kunjung memperoleh ide melalui kelima pertimbangan di atas, padahal saya sedang kepingin sekali membeli buku, biasanya saya gambling dengan memilih berdasarkan cover buku. Saya akui buku-buku zaman sekarang memiliki desain sampul yang menarik dan tidak norak. Terutama novel-novel roman atau teenlit. Biasanya otak kita akan berimajinasi tentang isi buku ketika melihat sinopsis atau blurb di sampul belakang buku dan menghubungkannya dengan ilustrasi di sampul depan. Jadi meskipun saya tidak mengenali penulisnya, tidak tahu review atau ratingnya, dan tidak termasuk kategori populer atau best seller, saya bisa saja membeli buku tersebut jika covernya menarik. Tapi pasti saya harus siap kecewa jika buku tersebut tidak sesuai ekspektasi. Yah, namanya juga coba-coba kan?

Lalu bagaimana nasib buku yang sudah terlanjur saya beli, namun ternyata tidak sesuai ekspektasi? Pastinya saya tidak akan membuang buku tersebut dan akan tetap menjadi koleksi saya di rak buku. Bagaimanapun buku itu telah berperan dalam menambahkan informasi ke otak saya saat membacanya. Uhuy! Paling-paling saya tidak membacanya berulang-ulang. Sesuai atau tidaknya ekspektasi kita terhadap isi buku yang kita beli, semua tergantung pada selera pembaca kan? Namun demikian, saya memahami dan tetap menghargai usaha keras si penulis dalam melahirkan karyanya. Betapa sedihnya perasaan si Penulis kalau tahu bukunya disia-siakan oleh pembacanya. Ya nggak?

Jadi penasaran, gimana sih cara kamu memilih buku yang akan dibeli? Cerita di kolom komentar ya!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun