Mohon tunggu...
Irmina Gultom
Irmina Gultom Mohon Tunggu... Apoteker - Apoteker

Pharmacy and Health, Books, Travel, Cultures | Author of What You Need to Know for Being Pharmacy Student (Elex Media Komputindo, 2021) | Best in Specific Interest Nominee 2021 | UTA 45 Jakarta | IG: irmina_gultom

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

6 Alasan Saya Saat Mau Membeli Buku

27 Maret 2021   11:16 Diperbarui: 27 Maret 2021   18:28 2723
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pose dengan Buku dari Penulis Favorit (Dokpri)

Sekarang ini di toko-toko buku offline maupun online, pasti sudah menyediakan area atau menu khusus yang memajang buku-buku populer dan best seller. Jadi kalau sedang tidak punya referensi judul buku tertentu, biasanya saya mulai mencari dari bagian ini.

Review atau Rating Tinggi

Meskipun saya termasuk orang yang suka membaca, sejujurnya saya tidak tergabung dalam komunitas tertentu. Jadi review mengenai suatu buku bisa saya dapatkan dari mana saja. Bisa dari website khusus yang membahas resensi atau blogger tertentu. Nah jika saya melihat review-nya cukup tinggi, barulah saya bisa yakin apakah itu memang buku yang saya inginkan.

Rekomendasi

Meski saya tidak mengikuti komunitas tertentu, saya memiliki beberapa teman (termasuk adik saya sendiri) yang sama-sama book geek seperti saya. Jadi kami saling merekomendasikan buku-buku yang pernah atau ingin kami baca. Seperti apa isinya, di mana membelinya, berapa harganya, dan informasi lainnya, termasuk sedang ada diskon atau tidak. Hihihih..

Cover Buku

Nah kalau saya tak kunjung memperoleh ide melalui kelima pertimbangan di atas, padahal saya sedang kepingin sekali membeli buku, biasanya saya gambling dengan memilih berdasarkan cover buku. Saya akui buku-buku zaman sekarang memiliki desain sampul yang menarik dan tidak norak. Terutama novel-novel roman atau teenlit. Biasanya otak kita akan berimajinasi tentang isi buku ketika melihat sinopsis atau blurb di sampul belakang buku dan menghubungkannya dengan ilustrasi di sampul depan. Jadi meskipun saya tidak mengenali penulisnya, tidak tahu review atau ratingnya, dan tidak termasuk kategori populer atau best seller, saya bisa saja membeli buku tersebut jika covernya menarik. Tapi pasti saya harus siap kecewa jika buku tersebut tidak sesuai ekspektasi. Yah, namanya juga coba-coba kan?

Lalu bagaimana nasib buku yang sudah terlanjur saya beli, namun ternyata tidak sesuai ekspektasi? Pastinya saya tidak akan membuang buku tersebut dan akan tetap menjadi koleksi saya di rak buku. Bagaimanapun buku itu telah berperan dalam menambahkan informasi ke otak saya saat membacanya. Uhuy! Paling-paling saya tidak membacanya berulang-ulang. Sesuai atau tidaknya ekspektasi kita terhadap isi buku yang kita beli, semua tergantung pada selera pembaca kan? Namun demikian, saya memahami dan tetap menghargai usaha keras si penulis dalam melahirkan karyanya. Betapa sedihnya perasaan si Penulis kalau tahu bukunya disia-siakan oleh pembacanya. Ya nggak?

Jadi penasaran, gimana sih cara kamu memilih buku yang akan dibeli? Cerita di kolom komentar ya!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun