Mohon tunggu...
Irmina Gultom
Irmina Gultom Mohon Tunggu... Apoteker - Apoteker

Pharmacy and Health, Books, Travel, Cultures | Author of What You Need to Know for Being Pharmacy Student (Elex Media Komputindo, 2021) | Best in Specific Interest Nominee 2021 | UTA 45 Jakarta | IG: irmina_gultom

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

[Resensi] "No Exit"

13 Februari 2021   07:00 Diperbarui: 13 Februari 2021   10:25 1551
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: dokumentasi pribadi

"Di balik kaca belakang yang ditempeli es, tangan kecil itu mencengkeram benda mirip jeruji - jemari putih itu diluruskan satu-satu, kurang koordinasi layaknya anak kecil yang belum menguasai sistem sarafnya sendiri - dan mendadak, mundurlah tangan itu ke kegelapan. Hilang dari pandangan. Kejadian itu mungkin berlangsung hanya dalam kurun tiga atau empat detik, membuat Darby terbengong-bengong." - No Exit.

Sudah lumayan lama saya tidak membaca novel thriller. Memang kadang saya suka moody dalam memutuskan buku apa yang ingin saya baca. Kalau sedang niat, saya tidak keberatan membaca buku yang topiknya agak dalam. Sedalam Palung Mariana. Halah!  Tapi kalau sedang penat, saya lebih memilih buku yang topiknya ringan. Sereceh mungkin kalau perlu, yang gak perlu mikir saat membacanya.

Jadi setelah coba browsing sana-sini, saya menemukan rekomendasi novel No Exit. Sebenarnya novel yang ditulis oleh Taylor Adams ini sudah lumayan lama saya lihat iklannya, tapi belum tergoda untuk membelinya. Jadi setelah membaca beberapa review, kelihatannya ceritanya lumayan menarik. 

Apalagi infonya, buku ini terbit dalam 30 bahasa. Asumsi saya berarti ceritanya memang bagus dan thriller-nya bukan kaleng-kaleng. Jadilah saya berselancar di beberapa online shop. Loh ngapain? Yah, apalagi kalau bukan cari promo diskonan. Hehehe..

Spoiler

Darby Thorne sedang dalam perjalanan pulang untuk menemui ibunya yang sedang sakit. Menjelang malam, ia mengendarai mobilnya menembus badai salju di kawasan Backbone Pass di Pegunungan Rocky, tapi sialnya mobilnya bermasalah sehingga Darby tidak dapat melanjutkan perjalanan. Sadar ia bisa mati beku jika tetap berada di luar, Darby memutuskan untuk bermalam di sebuah tempat peristirahatan, bersama dengan empat orang lain yang tidak di kenalnya yang sudah lebih dulu tiba di sana.

Setelah bertegur sapa dengan pengunjung lainnya, Darby pergi keluar mencari sinyal ponsel, namun ia begitu terkejut ketika ia melewati sebuah van abu-abu yang diparkir tak jauh dari situ. Darby melihat tangan pucat seorang anak kecil muncul di antara kegelapan di dalam van tersebut. Awalnya ia Darby mencoba untuk tidak terlalu mempedulikannya, tapi apa yang sudah ia lihat barusan, tidak dapat dilupakan begitu saja.

Cerita selanjutnya mengisahkan malam mencekam yang dilalui oleh Darby Thorne. Terjebak di pegunungan dengan badai salju, di antara pelaku penculikan anak. Sambil berusaha mencari siapa pelaku penculikan tersebut, Darby berpacu dengan waktu mencari pertolongan untuk menyelamatkan si anak dan tentunya nyawanya sendiri.

Ada banyak kejadian-kejadian yang tak terduga yang diketahui Darby malam itu. Bahwa penculiknya tidak hanya salah satu dari keempat pengunjung. Bahwa ternyata si anak mengidap suatu penyakit yang membahayakan nyawanya. Bahwa usaha apapun yang dilakukan Darby selalu tertinggal selangkah dari si penculik. Bahwa usaha Darby menyelamatkan si anak, ternyata ikut membongkar tindak kejahatan lainnya.

Apakah malam itu Darby Thorne berhasil menyelamatkan nyawa si anak korban penculikan dan kembali ke rumahnya menemui ibunya yang sedang sakit? Atau justru nyawa Darby ikut melayang dalam semalam? Kalau saya spoiler banyak-banyak di sini, nanti ceritanya tidak seru lagi toh? Jadi mending cus langsung baca sendiri.

Rekomendasi

Bagi para penggemar novel thriller, saya merekomendasikan novel ini untuk dibaca. Meskipun setting-nya hanya satu tempat, penulis bisa menyeimbangkan dialog antar tokoh dan deskripsi keadaaan, sehingga menyajikan alur cerita yang cepat tapi tetap jelas. Penulis juga tidak menggunakan bab untuk memisahkan cerita-ceritanya, melainkan menggunakan detail jam dalam menggambarkan setiap peristiwa yang berlangsung. Jadi pembaca seakan-akan bisa ikut merasakan saat-saat genting di setiap jamnya.

Bahasa yang digunakan penulis pun tidak terkesan bertele-tele, sehingga pembaca tidak bingung dan bisa ikut merasakan suasana mencekam yang dialami tokoh-tokoh di dalamnya. Terutama saat Darby bolak-balik kejar-kejaran dan si penculik di sekitar kawasan tempat peristirahatan sambil menahan dinginnya udara malam di tengah badai salju yang gelap. Atau pada saat Darby melawan si penculik sambil berusaha memantau kondisi kesehatan si anak agar tetap stabil.

Meskipun bukunya agak tebal, nyatanya saya berhasil menyelesaikannya hanya dalam satu hari karena memang ceritanya bikin saya penasaran dan tidak membosankan. Jadi cocok banget untuk menemani para book geek menghabiskan waktu di akhir minggu. Apalagi kalau bacanya saat malam pas hujan-hujan. Pasti jadi ikut ngerasa merinding gimana gitu.

Ilustrasi: rockymountainnationalpark.com
Ilustrasi: rockymountainnationalpark.com
Moral Cerita

Seperti layaknya cerita-cerita thriller pada umumnya, pasti ada saja hal-hal yang bikin geregetan bin gemes dari tokoh-tokohnya. Baterai ponsel lowbat lah, mobil mogok lah, dan tindakan-tindakan ceroboh lainnya. Tapi kalau dipikir-pikir hal-hal tersebut bisa terjadi pada siapa saja di waktu yang tidak tepat.

Jadi beberapa pelajaran yang bisa saya petik dari cerita ini adalah:

1. Melakukan persiapan ketika akan pergi jarak jauh

Kalau saja Darby melakukan berbagai persiapan sebelum pergi, memperkirakan waktu dengan mempertimbangkan ramalan cuaca terkini, mungkin ia tidak akan mengalami peristiwa mencekam tersebut dan bisa tiba di rumahnya tepat waktu. Dalam buku tersebut bahkan diceritakan Darby hanya makan sebutir Ibuprofen (obat penurun demam) sehari itu. Entah memang tidak sempat makan atau gimana. Mobilnya juga nampaknya tidak dipersiapkan dengan baik untuk melewati kondisi cuaca ekstrem, sehingga akhirnya ia terjebak di tengah jalan dalam cuaca buruk.

Jadi untuk menghindari hal-hal tersebut, ada baiknya untuk melakukan persiapan setiap kali kita akan bepergian jarak jauh. Kalau kita tipikal orang yang spontan, at least melakukan persiapan paling minimal. Misal baju ganti yang cukup sesuai dengan ramalan cuaca setempat, memastikan baterai gadget terisi penuh, uang dan bekal makanan/minuman secukupnya, memastikan kondisi kendaraan prima jika menggunakan kendaraan sendiri. Jadi kalau ada keadaan darurat gak repot-repot amat gitu.

2. Tidak sembarangan percaya kepada orang lain yang baru dikenal

Memang kalau jadi orang tuh kita tidak boleh seudzon terhadap orang lain yang belum dikenal. Salah-salah kita bisa dibilang judes. Tapi bukan berarti juga kita bisa sembarangan percaya dengan orang lain yang baru dikenal. Apalagi berani membagikan informasi-informasi pribadi dan krusial. Siapa yang tahu kalau orang yang baru kita kenal itu justru berbahaya dan dapat merugikan kita?

3. Berusaha untuk berpikiran dingin saat diterpa kepanikan

Saya tahu tipikal dan reaksi orang berbeda-beda saat berada dalam kondisi panik. Saat panik kita cenderung gegabah dalam mengambil keputusan, apalagi kalau berpacu dengan waktu. Meski demikian, kita tetap harus mengusahakan untuk tetap berpikiran dingin saat dalam kondisi panik. Jika masih memungkinkan, pikirkan segala kemungkinan dan risiko yang akan muncul supaya kita tidak salah mengambil keputusan dan bertindak dengan gegabah.

Jadi gimana, tertarik ikut merasakan suasana thriller No Exit?

Judul buku: No Exit

Penulis: Taylor Adams

Penerbit & tahun terbit: Bentang Pustaka (2020)

Jumlah halaman: 370 halaman

Rating: 5/5

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun