Mohon tunggu...
Irmina Gultom
Irmina Gultom Mohon Tunggu... Apoteker - Apoteker

Pharmacy and Health, Books, Travel, Cultures | Author of What You Need to Know for Being Pharmacy Student (Elex Media Komputindo, 2021) | Best in Specific Interest Nominee 2021 | UTA 45 Jakarta | IG: irmina_gultom

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

[Resensi]

31 Januari 2021   07:00 Diperbarui: 22 April 2022   06:39 4803
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: dokumentasi pribadi

Sekilas Tentang Kawin Tangkap

Saya langsung tergoda membeli buku yang ditulis Dian Purnomo ini karena sebelumnya memang sudah pernah mendengar tradisi Kawin Tangkap atau dikenal dengan istilah Yappa Mawine (secara harafiah berarti 'culik perempuan') dalam masyarakat Sumba.

Menurut beberapa sumber yang saya baca, sebenarnya tradisi Kawin Tangkap tidaklah seburuk yang dikira. Kawin Tangkap tidak selalu berarti 'asal suka, bawa lari', melainkan ada ketentuan-ketentuan adat yang harus diperhatikan. Tapi biasanya Kawin Tangkap dilakukan sebagai salah satu upaya untuk mempersingkat urusan adat agar tidak memakan biaya terlalu banyak.

Jadi Yappa Mawine ini umumnya dilakukan setelah ada pembicaraan atau perjanjian dari kedua belah pihak keluarga. Ada juga yang menjadikan cara ini sebagai solusi ketika pihak keluarga pria tidak mencapai kesepakatan dengan keluarga wanita. Maka ketika si wanita diculik, barulah keluarga wanita menyerah dan mencapai kesepakatan adat.

Seiring perkembangan zaman, praktik Kawin Tangkap ini menjadi kontroversi karena sering disalahartikan dalam pelaksanaannya, sehingga dianggap sebagai tindakan kejahatan dibalik kedok adat yang merugikan hak dan kebebasan wanita. Hal ini karena dalam tradisi Kawin Tangkap biasanya ada unsur pemaksaan, dimana pihak wanita yang ditangkap tidak bisa menolak karena akan dianggap melanggar adat.

Rumah Adat Sumba (Sumber: travelinkmagz.com)
Rumah Adat Sumba (Sumber: travelinkmagz.com)
Rekomendasi

Secara keseluruhan, buku ini sangat menarik untuk dinikmati karena meskipun termasuk dalam kategori novel, Dian Purnomo cukup banyak mengulas tentang adat-istiadat masyarakat Sumba. Contoh, Wulla Podu yakni sebuah perayaan tahunan yang merupakan rangkaian ritual adat Marapu dalam masyarakat Sumba, sebagai salah satu cara menjaga keharmonisan hidup manusia dengan leluhur dan alam, fase pembersihan diri dan memohon berkat. Wulla Podu sering diterjemahkan secara bebas sebagai Bulan Hitam atau Bulan Pahit karena pada pada masa ini masyarakat setempat menjalani sejumlah pantangan, tidak boleh mengadakan pesta perkawinan, kubur batu, membangun rumah.

Selain itu ada lagi istilah Buku Perut Ayam, yakni kepercayaan penganut Marapu untuk melihat apa yang akan terjadi kemudian atau pada seseorang, melalui usus ayam sebagai media.

Namun yang paling utama, penulis berhasil mengangkat tradisi Kawin Tangkap sebagai suatu isu sosial yang mungkin merupakan informasi yang baru bagi sebagian orang. Bagaimana pandangan masyarakat setempat dan masyarakat umum dalam melihat tradisi ini.

Oh ya, pada beberapa bagian ada detail deksripsi yang agak eksplisit dan mungkin lumayan mengganggu bagi yang mereka yang suka berimajinasi saat membaca. Ya iyalah, kalau gak pakai imajinasi saat membaca ya bakal susah menikmati kan. Tapi pokoknya begitulah. Jadi agak kurang cocok untuk pembaca di bawah umur. Misal saat Magi melakukan percobaan bunuh diri atau pada saat Magi mengalami pelecehan dari Leba Ali.

Tokoh Magi Diela menurut saya mampu menggambarkan kekuatan, keberanian, dan kegigihan seorang wanita dalam memperjuangkan kebebasannya. Memang sebagai rakyat Indonesia yang memiliki ragam suku dan budaya, kita wajib menjaga kelestarian tradisi masing-masing sebagai identitas diri dan untuk memelihara warisan leluhur. Namun demikian, adakalanya suatu tradisi tidak lagi sesuai atau kurang pas untuk dijalankan, sehingga mungkin perlu penyesuaian tanpa harus menghilangkan esensinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun