Mohon tunggu...
Irmina Gultom
Irmina Gultom Mohon Tunggu... Apoteker - Apoteker

Pharmacy and Health, Books, Travel, Cultures | Author of What You Need to Know for Being Pharmacy Student (Elex Media Komputindo, 2021) | Best in Specific Interest Nominee 2021 | UTA 45 Jakarta | IG: irmina_gultom

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Belajar dari Tulisan Opa Tjip dan Oma Rose

11 Januari 2021   18:35 Diperbarui: 11 Januari 2021   18:55 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Koleksi Opa Tjiptadinata Effendi & Oma Roselina Tjiptadinata (via Kompasiana)

Selama menjadi penulis di Kompasiana, saya bersyukur telah banyak memperoleh relasi baru yang luar biasa dan memiliki minat yang sama terutama dalam dunia tulis menulis. Dari mereka saya telah belajar banyak hal. Jadi, meski hanya bersilaturahmi lewat dunia maya, tapi saya senang bisa mengenal para Kompasianer.

Di masa-masa awal saya aktif menulis di Kompasiana, saya ingat betul ada satu sosok Kompasianer yang menarik perhatian saya. Siapa lagi kalau bukan Opa Tjiptadinata Effendi yang kemudian sering saya pangil Opa Tjip.

Belakangan saya baru tahu kalau beliau ini merupakan Kompasianer senior yang dikagumi dan dihormati oleh Kompasianer lainnya, bahkan tim redaksi Kompasiana.

Pengalamannya dalam dunia tulis menulis tidak usah ditanya lagi, terbukti Opa Tjip telah menghasilkan banyak tulisan yang inspiratif. Kalau tidak percaya, lihat saja di profilnya. Hingga tulisan ini saya publikasikan, sudah ada 5268 artikel yang ditulis oleh Opa Tjip.

Tulisan saya kali ini bukannya sok menyanjung-nyanjung seseorang. Tapi saya hanya ingin mengungkapkan kekaguman saya kepada Opa Tjip dan Oma Rose karena sudah menginspirasi, memberi semangat dan menjadi panutan bagi saya untuk tetap semangat menulis dan menjalani hidup sehari-hari dengan baik.

Tulisan-tulisan Opa Tjip banyak mengulas tentang sekolah kehidupan yang ilmunya memang diperoleh berdasarkan pengalaman hidup beliau. Saya yang masih minim pengalaman hidup ini, bisa memperluas pandangan saya terhadap sesuatu berkat tulisan-tulisan Opa Tjip. Semua tulisan Opa Tjip yang saya baca, pada akhirnya selalu membuat saya bercermin, merefleksikan diri, mengingat keluarga dan sahabat, dan membangkitkan semangat saya ketika saya merasa jenuh dengan hal-hal tertentu. Pokoknya calming banget.

Memang saya belum betul-betul mengenal Opa Tjip. Hingga tulisan ini saya publikasikan, berinteraksi secara langsung saja belum.

Pertama kali saya melihat Opa Tjip dan Oma Rose adalah saat di Kompasianival tahun 2016. Saat itu saya masih sungkan untuk berkenalan. Dan karena saya juga tidak bisa hadir di Kompasianival secara rutin, sampai saat ini saya belum berkesempatan berbincang langsung dengan Opa Tjip. Tapi saya yakin ada waktunya nanti saya bisa bertemu beliau.

Belajar dari Tulisan Opa Tjip dan Oma Rose

Seperti yang sudah saya singgung tadi, tulisan Opa Tjip selalu membuat saya merefleksi diri dan bercermin, mengingat tentang keluarga, sahabat dan hal-hal yang pernah saya lalui. Jadi, apa saja yang bisa saya pelajari dari sekian banyak tulisan Opa Tjip?

Tetap berusaha rendah hati

Di atas langit masih ada langit.

Opa Tjip sering menulis ungkapan itu. Sehebat, sekaya, dan sepintar apapun kita, sebagai manusia kita tetap harus rendah hati karena masih banyak di luar sana yang lebih hebat, lebih kaya dan lebih pintar dari kita. Apa yang perlu kita tunjukkan adalah bagaimana kita menggunakan kelebihan-kelebihan tersebut untuk membantu orang-orang di sekeliling kita.

Pentingnya bersilaturahmi dengan tulus

Kompasiana memang platform blogging di mana isinya penulis yang menulis keroyokan. Tapi lebih dari itu, Kompasiana menjadi suatu wadah untuk membangun silaturahmi dengan Kompasianer lainnya. Opa Tjip dan Oma Rose memberi contoh dengan selalu menyempatkan hadir untuk memberi penilaian dan komentar, meski hanya sekadar tegur sapa.

Bagi sebagian orang mungkin menganggap silaturahmi penting karena ada maunya. Ibaratnya mengharap ada imbal balik di masa depan. "Rajin-rajin nyapa, basa-basi. Biar dia notice ke kita. Jd kalo nanti kita ada butuh sesuatu, dia bisa nolongin." Yah gak ada salahnya juga sih. Tapi tujuan utama silaturahmi bukan itu saja toh.

Menulis dengan konsisten

Ini yang paling saya kagumi dari Opa Tjip & Oma Rose. Konsistensinya dalam menulis luar biasa! Jujur saya memang tidak pernah menargetkan berapa tulisan yang harus saya publikasikan dalam periode tertentu. Tapi berkomitmen untuk menulis dengan konsisten itu tidak semudah makan kerupuk. Baik konsisten dalam hal frekuensi, maupun konsisten dalam hal topik tulisan.

Banyak godaan yang menghadang. Mulai dari yang sibuk lah, capek lah, ngantuk lah, laper lah, bla bla bla. Tidak jarang otak saya ini mentok ketika mau menulis. Meski dicoba sekeras apapun tapi kata-kata tak kunjung mengalir dari kepala menuju jemari tangan.

Belajar dari Opa Tjip dan Oma Rose, saya mencoba untuk menulis apapun yang ingin saya tulis. Tidak harus topik yang berbobot macam jurnal akademisi, tulisan receh yang isinya cuma sharing pengalaman pun tetap saja merupakan suatu karya yang perlu kita apresiasi.

Maka semoga tulisan saya yang receh ini bisa menjadi pengingat saya (dan mungkin juga pembaca sekalian) di masa depan, supaya bisa terus semangat menulis seperti Opa Tjip dan Oma Rose.

Oh ya, mumpung tulisan ini tentang mereka, saya juga mau mengucapkan Selamat Ulang Tahun Pernikahan ke 56 untuk Opa Tjip & Oma Rose. Semoga sehat dan berbahagia selalu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun