Kalau saya googling, ada beberapa contoh cara menyiasati keuangan yang bisa diterapkan oleh Generasi Sandwich. Tenang, saya tidak akan membahas cara-cara mengelola keuangan Generasi Sandwich karena saya bukan seorang pakar di bidang finansial dan saya juga tidak ingin berlagak sok tahu dengan mengajari ini-itu.Â
Saya yakin setiap keluarga memiliki kondisi-kondisi tertentu yang tidak sama dengan kondisi keluarga lainnya. Namun sebaiknya semua itu dibicarakan dengan mempertimbangkan kondisi keuangan masing-masing.
Saya setuju kita tidak bisa sepenuhnya menyalahkan orangtua yang tidak mempersiapkan masa pensiunnya dengan matang. Bisa jadi, dulu persiapan masa pensiun bukan jadi prioritas mereka, karena justru yang menjadi prioritas mereka saat itu adalah kita. Seluruh dana yang ada, digunakan untuk mendukung biaya hidup dan pendidikan kita. Bahkan tak jarang berhutang sana-sini bila diperlukan.Â
Apakah kita tega menyalahkan orangtua di saat mereka dulu justru banting tulang memperjuangkan kesejahteraan kita? Apakah kita tega mengabaikan dan melihat orangtua kesusahan di masa tua mereka? Pastinya tidak kan. Pertanyaan selanjutnya, apakah kita mau terus-terusan menjalani kondisi finansial yang terhimpit seperti itu?
Setelah melakukan komunikasi dua arah dan tercapai kesepakatan, ada baiknya Generasi Sandwich memutus rantai tersebut hanya sampai di mereka. Contoh, jika kita sudah memahami bahwa tidak mempersiapkan dana pensiun adalah salah satu penyebab orangtua kita tidak bisa mandiri di masa tuanya, maka kita harus memutus rantai dengan mulai mempersiapkan dana pensiun. Misalnya dengan berinvestasi di bidang saham, emas, hingga properti.
Yah, situ sih gampang kalau ngomong. Apalagi kalau punya penghasilan bulanan yang rutin yang bisa disisihkan untuk dana pensiun.
Saya tahu di mana-mana kalau cuma ngomong atau ngasih saran doang memang gampang. Tapi balik lagi, kalau kita tidak mau memikirkan jalan keluar dan mulai melakukan perubahan, fenomena Generasi Sandwich tetap saja akan terus menurun ke generasi-generasi berikutnya. Mau seperti itu?
Fenomena Generasi Sandwich bisa mengubah tren prioritas kaum muda
Tekanan finansial yang dialami Generasi Sandwich sedikit banyak menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi perubahan atau pergeseran prioritas kaum muda masa kini.Â
Kalau dulu pernikahan termasuk dalam salah satu prioritas utama setiap orang ketika ingin melangkah ke jenjang kehidupan berikutnya, kini pernikahan dan berkeluarga bukan lagi menjadi prioritas.Â
Apalagi ketika seseorang telah melihat banyak contoh di mana kehidupan berkeluarga nyatanya tidak membuat keadaan menjadi lebih baik karena adanya tekanan finansial.
Mereka jadi berpikir, untuk apa menikah dan berkeluarga kalau ujung-ujungnya harus hidup pas-pasan karena menanggung biaya hidup tiga generasi? Mereka tidak lagi peduli dengan omongan orang terutama yang menganut kultur ketimuran seperti orang Indonesia, di mana seakan-akan ada step-step tak kasat mata yang seharusnya ditempuh oleh setiap orang. Mulai dari lulus sekolah, bekerja beberapa tahun, menikah, punya anak, merawat orangtua dan seterusnya.