Mohon tunggu...
Irmina Gultom
Irmina Gultom Mohon Tunggu... Apoteker - Apoteker

Pharmacy and Health, Books, Travel, Cultures | Author of What You Need to Know for Being Pharmacy Student (Elex Media Komputindo, 2021) | Best in Specific Interest Nominee 2021 | UTA 45 Jakarta | IG: irmina_gultom

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama FEATURED

Menengok Kemeriahan Cap Go Meh di "Buitenzorg"

9 Februari 2020   16:59 Diperbarui: 13 Februari 2021   11:58 1942
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Electric Techno Neon Gods (Dokpri)

Peserta parade menunggu giliran tampil (Dokpri)
Peserta parade menunggu giliran tampil (Dokpri)
Sedikit berbeda dengan perayaan Cap Go Meh di Jakarta yang dilaksanakan di siang hari, parade di Jalan Suryakencana baru dimulai sore menjelang malam. Di siang harinya berlangsung acara pre-opening di sekitar panggung utama yang didirikan di depan vihara tertua di Bogor yakni Vihara Dhanagun.

Menurut sepengamatan saya, ada dua panggung lainnya yang didirikan di sepanjang Jalan Suryakencana hingga Jalan Siliwangi. Sempat agak bete sih karena menunggu lama. Tapi setelah dipikir-pikir tentunya disesuaikan dengan sejarahnya, dimana Festival Lampion memang diadakan saat malam hari.

Menparekraf, Gubernur Jabar & Walikota Bogor menyapa warga (Dokpri)
Menparekraf, Gubernur Jabar & Walikota Bogor menyapa warga (Dokpri)
Setelah parade budaya resmi dibuka oleh Menparekraf Pak Wishnutama, Gubernur Jawa Barat Pak Ridwan Kamil dan Walikota Bogor Pak Bima Arya, sekitar pukul lima sore arak-arakan pawai pun mulai meninggalkan panggung utama dan berjalan menyusuri Jalan Suryakencana hingga Jalan Siliwangi yang sudah dipadati pengunjung. Umumnya pengunjung adalah wisatawan lokal. Hanya beberapa wisatawan asing yang sempat saya lihat kemarin.

Parade Cap Go Meh tahun ini dimeriahkan oleh kelompok Drumband Chanka Ksatria Bhakti dari PUSDIKZI, pawai baju adat dari 34 povinsi, Paskibraka, Nyi Pohaci dari Leuweung Seni (Purwakarta), Tari Lego-lego (Nusa Tenggara Timur), Tari Emambo Simbo (Papua), Tandok (Sumatera Utara), Liong Kopasus, Ogoh-Ogoh (Bali) hingga Reog Ponorogo (Jawa Timur) dan lainnya. Ada juga pertukaran seni dari Taiwan seperti Lan Yang Dance dan Electric Techno Neon Gods.

Atraksi Reog Ponorogo (Dokpri)
Atraksi Reog Ponorogo (Dokpri)
Selain parade seni budaya, perayaan Cap Go Meh tentunya belum lengkap tanpa perarakan patung dewa yang diletakkan dalam joli (tandu) dari kelenteng di berbagai daerah. Lebih dari sepuluh kelenteng di berbagai daerah sekitar Bogor, Bekasi dan Tangerang yang berpartisipasi dalam parade ini. 

Patung-patung dewa ini diletakkan di atas joli yang sudah dihias dengan bunga, lampu neon hingga hio, dan diarak sesuai rute kirab oleh beberapa orang. Satu hal yang unik adalah, joli ini dibawa dengan cara digoyang-goyang sampai bunga-bunganya bertebaran, sambil diiringi tabuhan genderang dan simbal. Saya kurang yakin tujuannya apa, tapi menurut orang-orang hanya supaya lebih meriah. Mungkin pembaca ada yang tahu kenapa?

Mengarak patung dewa (Dokpri)
Mengarak patung dewa (Dokpri)
Tips Saat Nonton Parade Cap Go Meh
Setelah dua kali ikut perayaan Cap Go Meh, hampir dipastikan konsep acaranya berupa parade/pawai yang melalui rute tertentu. Jadi supaya kita merasa nyaman saat menonton, berikut tips dari saya untuk pembaca sekalian kalau kebetulan tahun depan mau nonton parade Cap Go Meh.

Pakai outfit senyaman mungkin
Indonesia sebagai negara tropis tentunya memiliki sinar matahari sepanjang tahun dengan tingkat kelembaban tinggi. Berhubung parade Cap Go Meh selalu diadakan secara outdoor dan umumnya siang hari, saya sangat menyarankan untuk memakai baju senyaman mungkin dan bisa menyerap keringat.

Juga gunakan alas kaki yang nyaman karena kita akan banyak berdiri dan jalan kaki. Menggunakan sandal sih boleh-boleh saja, tapi lebih baik sepatu olahraga yang nyaman supaya kaki tidak pegal dan pastinya tidak terinjak orang lain dong ya.

Atraksi Liong (Dokpri)
Atraksi Liong (Dokpri)
Bawa payung dan air minum
Masih terkait cuaca. Banyak yang bilang kalau Imlek pasti bertepatan dengan musim hujan yang tentunya dikaitkan dengan turunnya berkat. Maka lima belas hari setelah Imlek, peluang hujan masih besar. Oleh sebab itu ada baiknya kita sedia payung.

Selain berguna saat hujan, kalau kamu gak tahan panas, payungnya juga bisa dipakai kan. Dan yang paling penting, bawa air minum. Saat perayaan Cap Go Meh ada banyak sekali pengunjung yang datang memadati lokasi. Jangan sampai kita dehidrasi dan pingsan karena kepanasan di tengah-tengah kerumunan orang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun