Dengan meningkatnya status sosial seseorang, umumnya kepercayaan diri mereka juga meningkat. Saat orang lain menunjukkan ekspresi terkesan terhadap penampilan seseorang yang menggunakan barang branded, ada rasa percaya dirinya yang bangkit. Ia merasa keberadaannya diakui dan disetarakan dengan orang-orang penting lainnya.
3. Ada Harga, Ada Kualitas
Sejujurnya saya percaya dengan istilah ini. Umumnya barang-barang branded memiliki kualitas yang sangat baik. Misal dari segi material, cara pembuatan, kontrol kualitas, desain, hingga umur produk (tingkat keawetannya).Â
Itulah mengapa sering orang berkata "Mending gue beli barang yang bermerek sekalian. Biar mahal, tapi awet bertahun-tahun. Daripada murah, tapi baru berapa bulan sudah rusak". Meski begitu, bukan berarti barang non-branded tidak ada yang berkualitas bagus loh ya.
Gengsi atau Investasi?
Banyak yang mengatakan membeli barang branded juga merupakan salah satu bentuk investasi, meski tidak semua barang branded dapat dianggap sebagai investasi karena umumnya nilai barang konsumsi selalu turun. Namun, menurut saya pribadi ada dua hal yang perlu dicatat jika ingin berinvestasi barang branded.
Pertama, kenaikan harga barang branded biasanya terjadi setelah puluhan tahun. Contoh, harga tas Hermes yang berkisar ratusan juta, pada waktu tertentu harganya bisa naik dua kali lipat dengan catatan, tas dengan desain tersebut memang dijual dengan harga mahal karena diproduksi dalam jumlah terbatas alias limited edition. Beda dengan investasi tanah dan properti yang harganya naik secara konstan setiap tahunnya.
Kedua, jumlah orang yang memahami dan respect terhadap suatu produk dengan merek tertentu. Hal ini tentunya dipengaruhi oleh kualitas pendidikan dan kemampuan ekonomi masyarakat.
Jadi saat memutuskan untuk berinvestasi dalam bentuk barang mewah, tentunya kita harus sadar betul bahwa imbal baliknya tidak seperti jika kita berinvestasi dalam bentuk saham, logam mulia, maupun tanah dan properti.Â
Dan tentunya harus dipastikan bahwa dana yang akan digunakan untuk membeli barang branded tidak mengganggu dana untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari maupun tabungan.
Namun ketika menggunakan barang branded hanya untuk memenuhi gengsi semata, supaya diakui dan diterima di lingkungan komunitas kelas tertentu, tentunya harus diwaspadai. Biasanya motif yang seperti ini yang menyebabkan kebangkrutan karena tren yang diikuti tidak sesuai dengan pendapatan yang diperoleh.