Mohon tunggu...
Irmina Gultom
Irmina Gultom Mohon Tunggu... Apoteker - Apoteker

Pharmacy and Health, Books, Travel, Cultures | Author of What You Need to Know for Being Pharmacy Student (Elex Media Komputindo, 2021) | Best in Specific Interest Nominee 2021 | UTA 45 Jakarta | IG: irmina_gultom

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Jalan Panjang Penemuan Obat Baru

15 Agustus 2019   20:45 Diperbarui: 20 April 2022   22:48 1817
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: cead.cumc.columbia.edu

Saya selalu bangga dengan Indonesia khususnya dalam hal kekayaan alam dan keanekaragaman hayatinya. Negara kita yang beriklim tropis ini memiliki begitu banyak koleksi flora dan fauna.

Baru-baru ini, kemenangan dua orang siswi SMA Negeri 2 Palangkaraya dalam ajang World Invention Creativity (WICO) di Seoul, Korea Selatan, membuat salah satu tanaman khas Kalimantan Tengah mendadak viral.

Ya, apa lagi kalau bukan tanaman Bajakah. Dalam kompetisi tersebut, bagian akar tanaman Bajakah disebutkan berkhasiat sebagai obat kanker payudara setelah diteliti kandungan fitokimianya yang mampu menghilangkan tumor pada hewan coba (tikus). Mereka bahkan berhasil membawa pulang medali emas sebagai tanda kemenangan.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di laboratorium, Tanaman Bajakah yang memiliki nama Latin Spatholobus littoralis Hassk ini diklaim mengandung puluhan jenis senyawa fitokimia seperti Flavonoid, Tanin, Alkonoid, Tepenoid, Saponin, Fenolik dan Steroid.

Kandungan senyawa-senyawa inilah yang diklaim mampu menyembuhkan kanker pada hewan coba. Caranya yakni dengan membuat rajangan (tanaman dikeringkan di bawah sinar matahari, dicacah, kemudian direbus). Air rebusan inilah yang kemudian dikonsumsi (diberikan pada hewan coba).

Tanaman Bajakah ini memang sudah dikenal digunakan oleh nenek moyang suku Dayak secara empiris (turun-temurun) sebagai obat. Namun jika kita menyebut Bajakah sebagai obat kanker, kelihatannya masih terlalu dini. Mengapa? Karena tanaman tersebut baru diuji pada hewan coba. Padahal untuk dapat mengklaim suatu obat baru, ada serangkaian proses pengujian yang harus dilalui.

Tahap-Tahap Penemuan Obat Baru
Secara umum, penemuan suatu obat baru (baik yang berasal dari senyawa kimia sintetis maupun alami) memerlukan proses penelitian yang sangat panjang.

Perlu saya tekankan disini, obat berbahan alami (Obat Bahan Alam) di Indonesia dibagi menjadi 3 kategori yaitu Jamu, Obat Herbal Terstandar (OHT) dan Fitofarmaka. Baca perbedaannya pada artikel saya disini.

Ilustrasi: dictio.id
Ilustrasi: dictio.id
Jadi jika Bajakah akan diklaim sebagai obat kanker, maka dia akan tergolong Fitofarmaka. Oleh sebab itu, tahapan yang harus dilalui oleh tanaman Bajakah sebagai obat (Fitofarmaka) untuk menyembuhkan kanker (sitostatik), tentunya sama dengan tahapan obat baru dari senyawa kimia sintetis, yakni Uji Pre-Klinik dan Uji Klinik.

Tujuan pengujian ini tentunya adalah untuk memastikan efficacy (khasiat), safety (keamanan) dan quality (mutu) suatu obat baru. Sebisa mungkin saya akan berusaha menjelaskan tahapan-tahapan ini dengan bahasa yang mudah dimengerti. Apa saja itu?

Uji Pre-Klinik
Tahap ini dilakukan dengan menguji calon obat baru pada hewan coba dan bertujuan untuk mengevaluasi keamanan suatu obat baru. Hewan coba yang baku digunakan adalah galur tertentu.  Bisa berupa mencit, hamster, tikus, kelinci, anjing atau bahkan primata. Umumnya ada tiga jenis uji dalam Uji Pre-Klinik:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun